Oky Andries: Unilever, Learning University Selamanya
Bersama timnya, Oky Andries sukses menggagas Festival Jajanan Bango dan Bango kemasan sachet Rp 1000. Unilever pun langsung mendaulat pria tampan berusia 31 tahun lulusan Teknik Industri Universitas Pelita Harapan ini sebagai Brand Manager Wall’s.
Awal bersama Wall’s, Oky menangani Cornetto dan berhasil memasarkan Mini Cornetto. Kemudian ia dipindah lagi ke produk es krim tersukses Wall’s yakni Magnum.
Jualan kecap dengan es krim strateginya tentu harus berbeda. “Ketika saya di Bango lebih fokus ke tradisional market, kalau di Magnum karena produknya sangat elegan, maka strategi yang diterapkan harus berbeda dimana kami lebih banyak bermain di sosial media dan banner ,” ujar Oky yang sudah berkarier di Unilever sejak tahun 2008.
Magnum launching besar-besaran di Twitter, Facebook dan Youtube saat pertama kali diperkenalkan di Indonesia. “Di luar dugaan, Magnum ternyata sangat disorot di Twitter. Nah, untuk varian terbaru yakni Magnum Gold, kami ingin memaksimalkan Youtube karena support digitalnya lebih lengkap. Iklan Magnum Gold Rush yang dibuat oleh sutradara Hollywood, Bryan Singer dan aktor peraih Oscar, Benicio Eltoro, mendapat respons yang menggembirakan di Youtube,” kata pria yang hobi fotografi ini.
Strategi yang diambilnya untuk Magnum Gold ternyata sukses, antara permintaan dengan produksinya bahkan saat ini terbilang tak seimbang. Banyak supermarket yang kekurangan Magnum Gold, padahal permintaan banyak. Untuk itu Wall’s akan terus menambah produksi varian terbaru ini untuk pasar Indonesia.
“Magnum Gold menyajikan rasa yang fresh, yang baru bagi penggemar Magnum. Orang juga cenderung lebih tertarik melalui penglihatan visual. Di negara lain, antusias terhadap Magnum Gold juga sangat bagus, termasuk di negara-negara yang tingkat konsumsi perkapita es krimnya sudah tinggi seperti di Eropa, Turki atau Singapura,” jelasnya.
Tahun depan, Oky berjanji akan menghadirkan kejutan lain bagi penggemar Magnum. Varian baru Magnum akan dilaunching, namun ia belum bersedia menjelaskan detilnya. “Biar jadi surprise,” ujarnya.
Bagi Oky, menjual kecap ataupun es krim sama menyenangkan. Ia juga pernah turut merengkuh sukses bersama teh Sariwangi. Menyengkan karena ia sangat mencintai dunia marketing. Awalnya Oky ingin menjadi sarjana teknik industri, namun saat mendapat mata kuliah marketing, ia langsung banting setir.
Begitu lulus, ia langsung melamar sebagai marketing. Targetnya Unilever, namun ternyata yang dicari harus sudah berpengalaman. Kemudia Oky diterima di Nutrifood dan bekerja di sana selama dua tahun, salah satu produk yang dijualnya adalah susu L-Men.
“Alasan saya memilih Unilever karena perusahaan membawahi brand-brand besar. Banyak yang bilang Unilever ini sekolahnya marketing, Kalau mau jadi marketing handal harus masuk Unilever dulu. Panduan untuk menjadi marketing yang handal ada semua di Unilever. Di sini saya jadi mengerti bagaimana menangani brand dari hulu ke hilir, bagaimana meningkatkan brand image, dll. Bagi saya Unilever adalah University of Learning Forever. Di sini saya belajar terus dan terus,” papar Oky.(EVA)