CSR Corner

GPFI Peduli Atasi Stunting di Flores Timur

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal tumbuh yang kerap dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun dan dianggap sebagai salah satu hambatan paling signifikan bagi perkembangan anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu panjang serta kurangnya stimulasi yang diukur berdasarkan tinggi badan anak dibandingkan dengan usianya.

Berdasarkan data WHO, secara global, setidaknya stunting memengaruhi sekitar 162 juta anak di bawah usia 5 tahun. Sejak lama, stunting telah menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia untuk segera dapat ditanggulangi. Pasalnya stunting tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, namun juga berdampak pada berbagai faktor krusial lain seperti perkembangan kognitif, produktivitas, serta kesehatan fisik dan mental anak.

Untuk itu, sejak tahun 2017, pemerintah telah melaksanakan berbagai program percepatan penurunan stunting dengan target penurunan sebesar 14% pada tahun 2024. Hal yang sama juga dilakukan oleh World Health Assembly yang menargetkan penurunan angka projeksi stunting hingga 27 juta pada tahun 2025.

Presiden Joko Widodo secara terbuka mengundang seluruh lapisan masyarakat, pelaku industri, hingga organisasi non-profit untuk berkolaborasi mencapai target ini. Hal ini ditujukan untuk mendukung prevalensi stunting nasional 2022 yang telah mengalami penurunan sebesar 2,8% poin dari prevalensi tahun 2021.

Menyambut baik arahan dari Presiden, berbagai pelaku industri farmasi di Tanah Airr yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) menyelenggarakan pembagian vitamin dan suplemen kesehatan gratis di Desa Lato, Kecamatan Titehena, Flores pada tanggal 8 – 9 Juli 2023. Desa Lato sendiri merupakan desa yang berada di Ibu Kota Kecamatan Titehena yang dihuni lebih dari 11 ribu penduduk. Desa ini memiliki prevelansi stunting setinggi 25%. Hal ini terbukti dari 384 balita yang menerima bantuan vitamin dan suplemen kesehatan, 84 di antaranya telah terkonfirmasi mengalami stunting.

“Urgensi pemberantasan stunting di Indonesia menjadi salah satu masalah yang sangat erat kaitannya dengan industri farmasi dan kesehatan. Sebagai asosiasi yang para anggotanya memproduksi hampir 90% dari total kebutuhan obat nasional, kami percaya melalui kerja sama dan kolaborasi semua pihak, kami dapat membawa dampak positif dalam penurunan angka stunting di Indonesia, khususnya di daerah 3T di Indonesia,” tutur Andreas Bayu Aji, Sekretaris Jenderal GPFI.

Melalui kolaborasi PT Dexa Medica, PT Novell Pharmaceutical, PT Konimex, PT Soho Global Health, dan PT Genero Pharmaceuticals selaku anggota GPFI bersama Puskesmas Lato serta Paroki Santa Maria Perawan La Salette Lato, Keuskupan Larantuka, Flores NTT ini berhasil mendistribusikan lebih dari 400 paket vitamin dan suplemen kesehatan. Hal ini disambut baik masyarakat setempat, khususnya oleh Romo Hartono, Selaku Ketua Paroki Santa Maria Perawan La Salette, Lato, Larantuka NTT. “Kami mengapresiasi inisiatif baik yang dilakukan oleh Anggota Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia. Harapannya usaha ini dapat dilakukan secara berkelanjutan hingga putra putri Flores dapat tumbuh menjadi generasi penerus yang membawa perubahan bagi tanah air,” tuturnya.

GPFI merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar pengusaha farmasi dan antar pengusaha dengan pemerintah dan juga pihak-pihak lain yang terkait mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah produksi obat, distribusi obat dan pelayanan obat, yang berdiri sejak 1969. Anggota GPFI memenuhi 90% kebutuhan obat nasional secara volume, dan memproduksi lebih dari 2.000 item obat sirup dan puluhan ribut item obat sediaan lainnya. GPFI memiliki anggota lebih dari 160 produsen obat nasional, 1600 PBF obat yang terdiri dari 600 PBF nasional dan 1000 PBF lokal dan lebih dari 20.000 apotek dan toko obat.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved