Ini Pengamatan Pefindo terhadap Tren Penerbitan Surat Utang di Semester II

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) membukukan total nilai mandat rating penerbitan surat sebesar Rp 31,1 triliun di semester I/2023. Kepala Divisi Pemeringkatan Non Jasa Keuangan I Pefindo, Niken Indriarsih, menyampaikan total nilai ini yang ditangani Pefindo itu porsinya sebesar 67,85% dari total nilai surat utang nasional yang senilai Rp 45,98 triliun.
Niken menjabarkan perusahaan non BUMN yang paling banyak menerbitkan surat utang pada semester I tahun ini yang diperingkat oleh Pefindo. “Nilainya sekitar Rp 18 triliun atau 58% dari total penerbitan surat utang yang diperingkat oleh Pefindo,” ujar Niken pada jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa (18/07/2023).

Pefindo mencatat nilai dari mandat pemeringkatan surat utang perusahaan non BUMN itu berkontribusi besar dari nilai rating peringkat surat utang nasional dan yang ditangani Pefindo. Untuk surat utang nasional, non BUMN mencapai Rp 32,85 triliun dan sisanya Rp 13,14 triliun merupakan surat utang BUMN Grup. Sedangkan untuk penerbitan surat utang Pefindo, non BUMN mendominasi senilai Rp 17,98 triliun dan BUMN Grup senilai Rp 13,14 triliun.
Pada kesempatan ini, Pefindo mencermati potensi tren penundaan penerbitan surat utang atau obligasi pada semester II tahun ini lantaran penerbit surat utang mengamati terlebih dahulu program calon presiden (capres) pada pemilu 2024. Chief Economist Pefindo, Suhindarto, menyampaikan para penerbit surat utang melakukan aksi menamati dan menunggu program prioritas calon presiden. “Agar para emiten dan investor dapat dengan mudah menyusun strategi investasinya,” ucap Suhindarto.
Dari eksternal, Niken menyampaikan ketidakpastian global turut berkontribusi terhadap tren penerbitan obligasi pada semester II tahun ini. Prinsip kehati-hatian kian disiplin diterapkan serta mengamati dinamika perang Rusia-Ukraina, kebijakan suku bunga nasional, dan The Federal Reserves alias bank sentral AS.
Swa.co.id