Capital Market & Investment

MUTU Pekuat Bisnis TIC, Bakal Menggelontorkan Dana IPO untuk Capex

Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk Arifin Lambaga (tengah) pada paparan publik di Jakarta, 13 Juli 2023. (Foto : Mutuagung Lestari)

PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) atau Mutu International sedang menggalang dana dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia. Rencananya, perseroan bakal menggunakan dana sekitar 66% dari total dana IPO untuk belanja modal (capital expenditure/ capex) guna mengembangkan laboratorium perseroan serta membuka kantor cabang baru setelah mendapatkan akreditasi.

Perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification/TIC) mengklaim memiliki sekitar 4.000 klien dari berbagai belahan dunia. MUTU juga memiliki jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga akreditasi internasional maupun nasional seperti ISCC, MAFF, FOSFA, RSPO, ASI, JCM, USEPA, CARB, ISPO, dan LEI; serta lembaga pemerintah seperti Komite Akreditasi Nasional (KAN), Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi.

MUTU juga tercatat sebagai Lembaga Validasi dan Verifikasi gas rumah kaca (LVV) pertama di Indonesia. Manajemen MUTU pada Mei 2023 mengklaim memiliki ekosistem bisnis yang sesuai untuk bursa karbon yakni sudah diakreditasi sebagai LVV GRK oleh KAN. Kegiatan validasi dan verifikasi ini adalah salah satu dari bisnis utama perseroan. Pada Mei lalu, MUTU telah menerbitkan 11 laporan validasi dan verifikasi gas rumah kaca dengan berbagai skema dan program serta terdapat 8 kegiatan yang akan dan sedang berlangsung pada tahun ini. Perseroan juga telah menerbitkan 105 sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC) pada 2022

Berbekal dari jaringan pelanggan, mitra kerja, dan dukungan pengendali yang memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan usaha, MUTU berencana mencatatkan sahamnya pada IPO di BEI itu sebanyak 42.857.200 saham biasa, atau sebanyak-banyaknya 30% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor, dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Arifin Lambaga, Presiden Direktur MUTU International, menyatakan IPO merupakan salah satu langkah strategis perseroan untuk menangkap peluang yang lebih besar di industri TIC Indonesia. “Saat ini masih belum banyak perusahaan yang terlibat dalam industri TIC. Konsumen bahkan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa,” ujar Arifin dalam keterangannya seperti dikutip SWA Online pada Rabu (26/07/2023).

Dia meyakini tatkala pemerintah mewajibkan pelaku usaha melakukan sertifikasi, maka ini menjadi momentum emas untuk pertumbuhan industri TIC.Perseroan mengestimasikan potensi industri TIC di Indonesia maupun global. Nilai pasar TIC global tahun 2027 diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun. Sedangkan, saat ini nilai pasar TIC di Indonesia mencapi Rp 20 triliun.

Lantaran demikian, manajemen MUTU optimistis industri TIC masih akan terus tumbuh secara eksponensial di masa mendatang seiring adanya kebijakan hilirisasi industri, pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan dan juga peningkatan kesadaran konsumen terhadap pentingnya sertifikasi.

MUTU merupakan perusahaan afiliasi dengan PT Mitra Investindo Tbk (MITI). Berdasarkan prospektus awal perseroan, harga penawaran saham MUTU ke publik berkisar Rp105 hingga Rp 110 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mendapatkan dana segar sebesar Rp 99 miliar hingga Rp 103,71 miliar dari pelaksanaan IPO. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk telah ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek untuk memfasilitasi aksi korporasi MUTU ini.

Selain itu, perseroan juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak 235.714.300 unit. Waran seri I ini akan menyumbang sebesar 10,71% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor perseroan sebelum pelaksanaan IPO. Pemegang saham yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada Tanggal Penjatahan (DPS Penjatahan) akan menerima Waran Seri I secara cuma-cuma dengan rasio 1 Waran Seri I untuk setiap 4 saham yang dimiliki.

Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukar setiap 1 unit waran menjadi 1 saham baru perseroan dengan nilai nominal Rp 25. Pelaksanaan penukaran ini dilakukan dengan harga Rp 324 selama masa berlakunya pelaksanaan. Total nilai pelaksanaan waran seri I mencapai Rp 76,37 milia. Adapun sebesar 34% dana hasil penawaran saham ditambah seluruh dana hasil pelaksanaan waran akan dialokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) guna menunjang pengembangan bisnis serta meningkatkan sumber daya manusia sesuai tiga fokus strategi perseroan, yaitu green economy, shariah economy, dan digital economy.

Performa Fundamental

Usai akuisisi tersebut, kinerja fundamental MITI pun meningkat signifikan yang terlihat dari pertumbuhan pendapatan pada 2022 sebesar Rp 121,88 miliar dan laba bersih sebesar Rp 15,34 miliar, melonjak tajam dalam periode kuartal I-2023. MITI mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 69,12% menjadi Rp 84,25 miliar dibandingkan tahun 2022, sehingga mencatat pertumbuhan laba yang signifikan sebesar 296% atau senilai Rp 21,27 miliar.

Pelaku pasar merespons positif terhadap kinerja keuangan MITI dan komitmen pengendali baru MITI dalam mengembangkan perusahaan MITI yang dapat terlihat pada kinerja saham MITI yang terus meningkat dari Rp 161 pada Desember 2022, dan kini hampir menyentuh R p300 pada 21 Juli 2023.

Investor mencermati prospek IPO saham Mutuagung Lestari yang terafiliasi dengan MITI, karena adanya kepemilikan saham oleh PT Inti Bina Utama di MITI, dan kepemilikan saham PT Inti Buana Utama di MUTU melalui PT Sentra Mutu Handal. MITI merupakan emiten yang tercatat pada bursa efek sejak 1997 yang telah bertransformasi menjadi perusahaan jasa transportasi pelayaran domestik dan logistik.

Pada Desember 2022, MITI sukses menambah portofolio usaha pelayaran domestik, manajemen dan keagenan kapal, serta bongkar muat (stevedoring), melalui akuisisi PT Pelayaran Karana Line dan PT Karya Abdi Luhur. Akuisisi tersebut menandai masuknya PT Inti Bina Utama sebagai pengendali baru MITI, yang juga merupakan pemegang saham tidak langsung dari MUTU.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved