Technology Trends

Pengembangan 5G Telkomsel Harus Cermat, Tepat dan Akurat

Telkomsel telah memperkenalkan layanan 5G sejak Mei 2021, terlihat tidak agresif, namun ini merupakan langkah strategis anak usaha Telkom Group ini agar setiap investasi yang ditanamkan menuai hasil maksimal.

Hal ini disampaikan Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki H Bramono beberapa waktu lalu dalam Media Gathering di Denpasar, Bali. Mengutip Memo Info Telkomsel, operator seluler terbesar ini pada Semester I/2023 telah mengoperasikan 420 BTS 5G. Dalam setahun ada kenaikan 227 BTS 5G yang dioperasikan Telkomsel. “Investasi di 5G tetap kami lakukan, tapi harus strategis, harus bener-bener cermat, tepat dan akurat,” ujarnya.

Ada beberapa pertimbangan Telkomsel membangun BTS 5G. Pertama, dilihat dahulu area tersebut memiliki potensi. Mulai dari populasi penduduk, average revenue per user atau ARPU, dan pendapatan per kapita daerah tersebut. Dia menanbahkan parameter Telkomsel yang memenuhi syarat sebagai pelanggan jaringan 5G adalah mereka yang masuk dalam high revenue contributor bagi Telkomsel. Mereka ini mencatat ARPU di atas Rp 200 ribu per bulan. Dan di daerah tersebut sudah ada lebih dari 75% yang didukung teknologi 5G.

Kedua, ekosistem 5G apakah sudah terbangun, dengan melihat penetrasi kepemilikan ponsel pintar 5G di daerah tersebut sudah cukup banyak dan bertumbuh signifikan atau tidak. “Jadi kalau kita lihat dari sisi bisnisnya oke di daerah tersebut, barulah kita pasang BTS 5G. Jadi tidak asal pasang, harus kita terukur benar,” tandasnya.

Menurut Saki, pengembangan jaringan 5G Telkomsel harus prudent, tidak buru-buru asal banyak saja, yang paling utama adalah setelah jaringan dibangun, pelanggan bisa digaet.

“Kalau dilihat pelanggan Telkomsel merasakan experience berselancar di 4G sebenarnya sudah cukup oke, pelanggan Telkomsel masih bisa dengan nyaman menikmati multimedia experience, mulai dari gaming, bermedia sosial dan bekerja,” terang Saki. Jadi untuk kebutuhan sehari-hari jaringan 4G Telkomsel sudah lebih dari cukup.

“Dalam setiap investasi kita harus melihat dari sisi bisnis. jangan sampai investasi yang kita keluarkan sudah besar, tapi tidak ada return of investment dan breakeven point (BEP) lama,” katanya.

Dijelaskan Saki, saat ini fokus Telkomsel adalah memaksimalkan sumber daya yang ada, yang menjadi kekuatan Telkomsel. Terlebih setelah IndiHome menjadi bagian dari Telkomsel per 1 Juli 2023. Dengan integrasi IndiHome ke Telkomsel, pelanggan makin punya banyak pilihan dalam menikmati layanan internet.

Dedi Suherman, Vice President Home Broadband and FMC Consumer Marketing Telkomsel menjelaskan IndiHome sebagai layanan bundling tidak menggantikan layanan Telkomsel lain, justru melengkapi, membuat konsumen bisa memiliki pilihan.

“Kami sudah merancang paket menarik agar pelanggan bisa menikmati layanan Telkomsel yang ada di satu atap dengan maksimal ada IndiHome, layanan mobile yang bisa dipaketkan kuota keluarga, kalau ingin tambahan ada Orbit juga. Semua disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Jadi paket-paket yang kami tawarkan sudah melalui riset kebutuhan konsumen saat ini,” terang Dedi.

Dengan layanan terintegrasi FMC (Fixed Mobile Converce) Telkomsel akan dapat memaksimalkan user experience pelanggannya. MyTelkomsel sebagai layanan digital Telkomsel menjadi One Stop Service untuk seluruh layanan dan gaya hidup digital.

“Untuk memaksimalkan user experience itu, Telkomsel pun mengembangkan layanan lain yang didukungan perkembangan teknologi terkini seperti viber to the rooms,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved