Trends

Roadshow 10 Kota, Kementerian ESDM Kejar Target Konversi 50 Ribu Motor Listrik

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar roadshow sosialisasi konversi motor listrik di 10 kota (Foto: Kementerian ESDM)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar roadshow sosialisasi konversi motor listrik di 10 kota yang dimulai dari Denpasar Bali, Minggu (30/7) dan akan berlanjut ke Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Medan, Balikpapan, Makassar, Mataram, dan Kupang. Sebanyak 50.000 unit motor ditargetkan akan dikonversi tahun 2023, dan meningkat menjadi 150.000 unit pada tahun 2024

“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat untuk mengkonversi sepeda motor BBM-nya menjadi sepeda motor listrik setelah mengetahui bagaimana proses konversi hingga uji tipe dan terbitnya surat kendaraan listrik yang nanti dapat dilihat pada coaching clinic”, ujar Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Senda Hurmuzan Kanam.

Program konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik ditargetkan mencapai 6 juta unit pada tahun 2030. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah memberi subsidi bantuan Rp7 juta untuk mengkonversi sepeda motor konvensionalnya ke listrik, dengan biaya sebenarnya Rp15 juta. Dana subsidi disalurkan melalui bengkel konversi yang telah tersertifikasi dan namanya tercatat dalam platform digital Konversi Motor Listrik.

Terdapat kriteria penerima bantuan konversi motor listrik seperti kesesuaian nama kepemilikan BPKB, STNK dengan KTP pemilik, menandatangani surat persetujuan kesediaan bahwa motor yang dimiliki akan dikonversi. Sedangkan kriteria motor yang akan dikonversi diantaranya kapasitas mesin antara 110 sampai 150cc, kondisi laik jalan, kondisi fisik lengkap sesuai dengan persyaratan keselamatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, STNK masih berlaku saat dilakukan konversi dan pajak kendaraan bermotor berjalan telah dibayar.

Pemerintah juga menawarkan skema lain yaitu konversi swap baterai yang dinilai mampu menekan biaya konversi lebih besar lagi karena baterai sebagai komponen lebih mahal menjadi milik penyedia.

“Baterai dimiliki oleh penyedia baterai swap dan tidak dibebankan kepada konsumen. Selain itu, waktu tunggu pengisian baterai sangat cepat karena baterai kosong tinggal diswap dengan baterai yang penuh di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU),” tambah Senda.

Untuk mendukung ekosistem program konversi sepeda motor listrik berbasis baterai berjalan dengan baik dan lancar, menurut Senda dibutuhkan kolaborasi dan kemitraan dengan seluruh stakeholders, baik instansi pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, asosiasi, serta masyarakat. Saat ini populasi motor ber BBM tercatat lebih dari 120 juta unit dan tren pertumbuhannya mencapai 5-6 persen per tahun yang berpotensi menghasilkan emisi sekitar 300 juta kg per hari. Dengan asumsi satu motor menghemat BBM 354 liter/tahun, bila konversi berhasil potensi penghematan BBM mencapai 51,6 juta barel/tahun, sekaligus menurunkan emisi 0,7 ton CO2/tahun.

“Ini langkah awal mulai dari Bali untuk ke provinsi lain atau untuk Indonesia. Bagaimana Bali berperan dalam mendukung emisi gas karbon melalui konversi BBM ke motor listrik,” tambah Senda.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved