Technology Trends

Ecoxyztem Bantu Climate Tech Startup Indonesia Cepat Bertumbuh

Tim dari Ecoxyztem, sebuah venture builder yang mendukung pertumbuhan climate-tech startup di Indonesia. (dok. Ecoxyztem)

Indonesia sebagai salah satu negara megabiodiversitas dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, menghadapi berbagai isu lingkungan yang kompleks. Deforestasi, polusi udara, pengelolaan limbah dan sampah, perusakan habitat, perburuan ilegal, dan perubahan iklim menjadi isu lingkungan yang signifikan di Indonesia.

Hal ini mendorong generasi muda untuk menjadi bagian dari solusi dan menghadapi tantangan lingkungan dengan tindakan konkret, seperti pengelolaan sampah, penghijauan, konservasi, serta advokasi dan kampanye untuk perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada lingkungan. Mereka mulai mempertimbangkan jejak karbon yang dihasilkan perusahaan dalam memilih produk dan layanan yang mereka gunakan

Urgensi akan kesadaran lingkungan ini mulai dirasakan oleh berbagai perusahaan. Banyak perusahaan besar yang telah menerapkan divisi ESG yang mengacu pada kriteria lingkungan (environment), sosial (social), dan tata kelola (governance).

Selain itu, climate-tech startup atau startup yang fokus pada solusi berbasis iklim/lingkungan, juga mulai bermunculan dan telah menjadi kekuatan baru dalam upaya untuk menangani masalah-masalah lingkungan di Indonesia. Mereka menghadirkan inovasi dan teknologi yang berpotensi membawa dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, serta berkontribusi dalam mengatasi isu-isu lingkungan yang dihadapi Indonesia.

Hal Ini menginspirasi Sano, Jonathan, Andreas, Dicky, dan Julio untuk memulai Ecoxyztem, sebuah venture builder yang mendukung pertumbuhan climate-tech startup di Indonesia. Ecoxyztem merupakan joint venture antara Greeneration Indonesia yang berdiri pada 2005, sebuah organisasi yang berfokus pada isu-isu lingkungan, dan Impacteam (berdiri 2020), sebuah perusahaan konsultasi yang berfokus pada pencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDG).

Venture builder sendiri merupakan layanan dan komunitas yang memberikan konsultasi dan sumber daya manusia yang berkualitas untuk membantu startup untuk berkembang dengan lebih cepat. Selain itu, venture builder juga juga memberikan bantuan untuk konsultasi pemodelan bisnis, dan mendukung penetrasi pasar dengan business matchmaking, serta akses ke pendanaan.

Dengan misi meningkatkan kepedulian dan pencarian solusi untuk masalah lingkungan dan iklim, Ecoxyztem memberikan dukungan penuh kepada ecopreneur di Indonesia untuk dapat fokus membangun dan mengoptimalkan dampak positif mereka untuk lingkungan yang lebih baik melalui campaign #PercayaEcopreneur. Membantu climate-tech startup untuk berkembang lebih cepat untuk membalap laju degradasi ekosistem yang terus memburuk.

Saat ini, Ecoxyztem memiliki 5 portofolio startup yaitu Waste4Change di bidang pengelolaan sampah, ReservoAir yang mengatasi masalah banjir, Ravelware yang menggerakkan transisi industri hijau, Enertec yang bekerja di sektor efisiensi energi, dan CarbonEthics, organisasi yang bertujuan memulihkan keseimbangan iklim melalui nature-based solutions.

Selain itu, ada juga program-program seperti Circular Jumpstart, Urban Innovation Challenge, dan Climate Innovation League yang telah menjadi media bagi Ecoxyztem untuk mengenal lebih dekat dengan setidaknya 45 startup climate-tech di Indonesia melalui program kelas pembelajaran dan mentorship.

”Ecoxyztem lahir dari keprihatinan terhadap isu kerusakan lingkungan yang tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan solusi mengatasi kerusakan tersebut. Melalui model pengembangan venture builder kami percaya akan dapat mendorong terciptanya solusi yang lebih inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan di sekitar kita,” kata Bijaksana Junerosano, Presiden Direktur Ecoxyztem.

Bijaksana memaparkan sejumlah faktor yang harus diperhatikan untuk membangun climate-tech startup yang sukses, yaitu pertama transformative potential: potensi keseluruhan solusi untuk menciptakan transformasi dan memberikan dampak signifikan dalam area yang dituju. Kedua, environmental impact: potensi dampak solusi untuk meningkatkan sumber daya sirkular dan menurunkan dampak terhadap iklim.

Ketiga, community & social impact: potensi solusi untuk perkembangan daerah dan menciptakan peluang baru bagi komunitas setempat. Keempat, technical feasibility: kemampuan teknis untuk membawa solusi tersebut ke pasar. Kelima, team feasibility and capabilities: bagaimana tim Anda dapat membangun solusi secara optimal

Keenam, financial feasibility: bagaimana perusahaan dapat membagun model finansial yang self-sustaining dan dapat mendulang keuntungan untuk melanjutkan operasional. Dan terakhir, scale & replicability: potensi solusi untuk dapat berkembang dan diadopsi dengan mudah di berbagai daerah dan konteks urban.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved