Management Trends

BTPN Syariah Fokus Tingkatkan Kualitas Pembiayaan Nasabah Inklusi

(kiri) Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah

PT Bank BTPN Syariah Tbk fokus melayani masyarakat inklusi, terutama dalam memberikan akses keuangan berupa pembiayaan bagi para perempuan pelaku ekonomi yang masuk dalam kelompok unbankable (tak tersentuh layanan keuangan profesional). Selama lebih dari satu dekade, Bank BTPN Syariah telah menjalankan model bisnis yang sudah didesain untuk memberikan kesempatan tumbuh dan memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat inklusi.

Dalam perjalanannya di semester pertama tahun ini, Bank BTPN Syariah menyadari bahwa proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra mikro masih terus berproses, terutama adaptasi terhadap kondisi eksternal. Sehingga perlu untuk melakukan penyesuaian demi mengembalikan perilaku efektif nasabah dalam membangun empat perilaku unggul yang selama ini menjadi kunci sukses berjalannya model bisnis perusahaan, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS).

Manajemen Bank BTPN Syariah menyadari perlu waktu untuk mengembalikan kebiasaan nasabah ultra mikro ini karena selama masa pandemi, bank ini lebih memprioritaskan keselamatan dan kesehatan nasabah, yang secara langsung berdampak dalam perilaku nasabah.

Dalam menjawab kondisi tersebut, Bank BTPN Syariah melakukan berbagai kebijakan salah satunya dengan memberikan apresiasi bagi nasabah-nasabah yang disiplin dalam melakukan pertemuan rutin sentra (PRS) dengan berbagai program menarik. Di sisi lain, anak perusahaan Bank BTPN ini tetap berkomitmen untuk membuka akses yang lebih luas lagi kepada masyarakat inklusi, salah satunya akses pengetahuan melalui program pendampingan yang dinamakan Daya.

Pada program Daya, Bank BTPN Syariah memberikan pendampingan yang inovatif menggunakan digital kepada semua orang. Salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Dalam hal ini, mahasiswa dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi. Program ini telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi seluruh Indonesia untuk menjadi f asilitator Daya.

“Alhamdulillah kinerja kami tetap positif, meski kondisinya cukup menantang terutama dalam pemulihan dan perbaikan kebiasaan nasabah ultra mikro. Kondisi ini juga dialami beberapa pelaku keuangan yang memiliki model bisnis yang sama di negara lainnya, namun berhasil pulih menjadi lebih baik dari kondisi sebelum pandemi. Hal ini memotivasi kami untuk tetap fokus memberikan produk dan layanan melalui komunikasi yang paling sesuai dengan masyarakat inklusi,” ungkap Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah kepada para editor media massa di Jakarta (21/07/2023). 

Dari sisi kinerja, Bank BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 12,09 triliun. Sementara itu, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BTPN Syariah masih berada di posisi yang kuat pada level 46,72%, di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Dana pihak ketiga (DPK) juga masih terjaga di level efisien sebesar Rp 12,38 triliun dan total aset BTPN Syariah tercatat Rp 21,26 triliun. Adapun laba bersih setelah pajak mencapai Rp 753 miliar per Semester I/ 2023.

Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia. Satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target market lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut ‘unbankable’, karena tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal. BTPN Syariah melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu BTPN Syariah membangun sarana dan prasarana yang sangat berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk memastikan produk dan layanan efektif serta efisien melayani segmen tersebut.

Sampai dengan akhir Semester I/2023, dengan hanya memiliki 14 cabang di seluruh Indonesia, 47 Kantor Fungsional Operasional, namun bank ini telah memiliki 12.000 karyawan yang menjemput bola di hampir 70% total kecamatan di Indonesia, yang secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA terlatih dengan jabatan sebagai Community Officer Bank.

Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4,3 juta nasabah aktif.

Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, di antaranya probabilitas kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase anak bersekolah, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung. Ini menunjukan peningkatan pendapatan keluarga. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action). Keyakinan untuk ‘Do Good Do Well‘ (berkinerja baik sekaligus memiliki dampak sosial yang nyata) inilah, yang membuat seluruh insan di BTPN Syariah memiliki satu identitas yang sama, yaitu #bankirpemberdaya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved