Brands

Evolene, Empat Strategi Meraih Pasar

Oleh Editor
Yohanes Dedy, Direktur Marketing Evolene.
Yohanes Dedy, Direktur Marketing Evolene.

Dirintis oleh Christian Dicky pada 2019, target pasar Evolene adalah orang-orang yang berkecimpung di dunia fitness, terutama tingkat lanjut (advance). Dan sejak awal meluncur, merek lokal suplemen fitness ini memang memilih berjualan secara penuh di jalur e-commerce. Tokopedia dan Shopee menjadi pilihannya dalam menghadirkan official store.

“Kami dari awal memang 100% digital brand. Jadi, kami tidak ada toko fisik. Kami hanya memanfaatkan e-commerce dan media sosial,” kata Yohanes Dedy, Direktur Marketing Evolene.

Walau muncul sebagai pemain baru, nasib baik menghampiri sejak awal. Setelah 3-4 bulan setelah dirilis, Evolene sudah mencatatkan peningkatan penjualan yang pesat. Bagaimana bisa?

Jawabannya: ada empat strategi sukses. Pertama, dari sisi produk, Evolene membidik kebutuhan konsumen yang belum bisa dipenuhi produk-produk yang telah eksis, yang didominasi merek asing.

Mayoritas berbentuk bubuk untuk diseduh, Suplemen Evolene membagi produknya menjadi tujuh varian, yakni Isolene, Evomass, Evowhey, Prevo, Crevolene, Evoboost, dan Evogreen. Dedy menyebut, saat ini produk yang paling laris ada di dua segmen, yaitu produk kemasan kecil dengan harga Rp 170 ribu – 230 ribu, dan produk kemasan besar dengan harga Rp 600 ribu – 800 ribu.

Kedua, dari segi marketing, Evolene diperkuat para ahli digital marketing yang kala itu masih sedikit jumlahnya, sehingga bisa lebih dulu melaju dibandingkan pemain lain.

Ketiga, kekuatan story telling. Evolene mengusung sosok sang pendiri sebagai brand ambassador. Dicky, yang 10 tahun berkecimpung di dunia kebugaran, memperkenalkan Evolene ke pasar melalui penuturan kisah pribadinya sebagai binaraga. “Cara berjualan kami menggunakan story. Cerita yang disampaikan adalah tentang Dicky membangun Evolene,” ungkap Dedy.

Keempat, dari segi waktu, Evolene terbit di waktu yang tepat, karena tergolong pionir merek lokal dalam kategori suplemen fitness. Inilah yang membuatnya mudah masuk ke pasar dan dipercaya konsumen.

Dalam menangani aktivitas di jalur e-commerce, Evolene mendedikasikan karyawan di seluruh rantai nilainya: mulai dari memikirkan langkah strategis dibantu admin customer service untuk membalas pesan, hingga host untuk live di medsos. Khusus customer service, mereka dibekali lebih banyak pengetahuan tentang suplemen agar bisa memberikan konsultasi kepada pelanggan.

Meskipun lahir dari rahim lokapasar (e-commerce), Evolene tidak melakukan branding atau awareness di jalur e-commerce semata. Mereka juga melakukan branding melalui medsos, yaitu Instagram, TikTok, dan YouTube, di samping menggelar secara offline.

Setahun belakangan, misalnya, mereka melakukan brand activation yang menggabungkan online dan offline. Salah satunya, pada Desember 2022 Evolene mengirimkan dua atlet binaraga Indonesia, yaitu Chrisna Purnama dan Fahreza Febriano, ke Las Vegas untuk pertandingan body building taraf internasional, Olympia Amateur. Setelah ini, Evolene juga akan menggelar Evolene Indonesia Championship, kompetisi binaraga skala internasional yang merupakan ajang regional NPC IFBB Pro League pertama di Indonesia.

“Ini cukup memengaruhi branding kami. Evolene jadi makin dikenal di kalangan fitness enthusiast. Tidak hanya dikenal sebagai produk, tetapi juga mendukung atlet, kami membuka jenjang karier dan benefit kepada atlet muda. Evolene memiliki visi untuk mencetak 1.000 atlet nasional,” Dedy menegaskan.

Hingga saat ini, menurut Dedy, transaksi penjualan Evolene terus bertambah tiap tahunnya. Selain melalui e-commerce, Evolene saat ini juga diperkuat sekitar 600 agen distributor dan bekerjasama dengan 600 pusat kebugaran di seluruh Indonesia. Untuk mempertahankan pertumbuhan ini, Evolene akan terus menyempurnakan strategi bisnisnya. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved