Strategy

HUT ke-14, Tokopedia Fokus Jalankan Hyperlocal

Kini, sudah ada lebih dari 14 juta penjual di Tokopedia dan hampir 100% pelaku UMKM. (Vina/SWA)

Diluncurkan pertama kali pada 17 Agustus 2009, Tokopedia berupaya membantu pelaku UMKM di seluruh Indonesia agar memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang. Berbagai inovasi pun dilakukan, salah satunya lewat inisiatif Hyperlocal.

Melalui inisiasi ini, marketplace ini ingin memastikan bahwa setiap penjual dapat menjadi raja di kotanya sendiri. Di sisi lain pembeli dapat melihat dan mencari produk yang ditawarkan oleh para penjual setempat dengan lebih mudah dan efisien.

“Kami sudah hadir 14 tahun di Indonesia. Salah satu fokus kami di tahun ini adalah Hyperlocal. Misalnya saya tinggal di Banda Aceh, jangan sampai saya kerepotan mau beli sabun saja harus beli dari Jakarta. Kenapa tidak beli dari yang terdekat dulu, karena tujuan Tokopedia adalah pemerataan ekonomi secara digital sehingga kami usahakan yang dibeli itu dari toko yang ada di sekitar kita,” ujar Direktur Corporate Affairs Tokopedia Nuraini Razak dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (07/08/2023).

Inisiatif Hyperlocal memiliki berbagai turunan kegiatan. Salah satunya, Kumpulan Toko Pilihan (KTP) yang merupakan halaman kurasi produk penjual terdekat dari lokasi pembeli. Selain itu, ada Dilayani Tokopedia yang mana penjual bisa menitipkan produk di gudang pintar Tokopedia di wilayah-wilayah dengan permintaan tinggi agar pembeli bisa mengakses produk tersebut dengan lebih cepat dan ongkir lebih murah bahkan gratis.

Berkat inisiatif Hyperlocal dan berbagai turunannya, Tokopedia mencatat, rata-rata pertumbuhan di kota tanpa inisiatif Hyperlocal hanya tumbuh 1,26%. Sementara dengan inisiatif Hyperlocal, pertumbuhannya mencapai 2,78%.

Aceh Tenggara (Aceh), Padang Lawas Utara (Sumatra Utara), Malaka (NTT), Buton Tengah (Sulawesi Tenggara) dan Teluk Bintuni (Papua Barat) menjadi beberapa daerah dengan peningkatan tertinggi jumlah penjual selama setahun ke belakang, dengan rata-rata peningkatan hampir 4 kali lipat. “Cita-citanya Pak William dan Pak Leon (Pendiri Tokopedia) sampai inisiatif Hyperlocal terjadi pemerataan, di mana rata-rata peningkatan hampir 4 kali lipat,” ucap Aini.

Adapun beberapa daerah dengan peningkatan tertinggi jumlah transaksi selama setahun ke belakang, yaitu Natuna (Kep. Riau), Lombok Utara (NTT), Deiyai (Papua Tengah), Pegunungan Arfak (Papua Barat) dan Nduga (Papua Pegunungan), dengan rata-rata peningkatan hampir 8,5 kali lipat.

Tokopedia juga mencatat dampak positif pada tren belanja online masyarakat Indonesia selama setahun kebelakang, periode Agustus 2022-Juli 2023 dibandingkan Agustus 2021-Juli 2022. Beberapa kategori produk yang paling laris di Tokopedia setahun ke belakang adalah kebutuhan sehari-hari atau groceries, rumah tangga, fesyen, elektronik serta olahraga dan hobi. “Apa yang terjadi ketika pandemi (belanja online) ternyata berlanjut hingga saat ini,” tutur Aini.

Kini, sudah ada lebih dari 14 juta penjual di Tokopedia dan hampir 100% pelaku UMKM. Perusahaan bagian dari Grup GoTo ini juga telah memiliki lebih dari 1,8 miliar produk terdaftar yang bisa dijangkau oleh masyarakat di 99% kecamatan di Indonesia.

Di sisi lain, hampir 3/4 dari transaksi antarpulau yang terjadi di Tokopedia selama setahun ke belakang menggunakan fitur Bebas Ongkir. Menurut Aini, layanan gratis ongkir memang sangat diminati masyarakat Indonesia yang berbelanja online, terutama ketika bertransaksi antarpulau.

Dengan inisiatif Hyperlocal diharapkan dapat membantu pelaku usaha di seluruh wilayah di Indonesia termasuk UMKM meningkatkan penjualan dan memajukan bisnisnya, tanpa harus pindah ke ibukota.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved