WSBP Incar Nilai Projek Kontrak Baru Rp3,8 Triliun
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan nilai kontrak baru Rp3,8 triliun hingga akhir tahun. Presiden Direktur Waskita Beton Precast FX Poerbayu Ratsunu menyebutkan pihaknya terus melakukan berbagai aksi korporasi untuk pemulihan kinerja. “Kami berupaya memulihkan kinerja melalui operational excellence,” ujarnya dalam Media Gathering di Jakarta.
Dia memaparkan pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan pangsa pasar baru Non Waskita Group. Pada Semester I-2023 perusahaan telah mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp 975 miliar atau meningkat hingga 46% dari sebelumnya Rp 666 miliar secara year on year. Adapun dari kontrak baru tersebut 57% berasal dari swasta, 36% berasal dari Waskita Group, 6% dari BUMN Group non Waskita dan 1% berasal dari pemerintah.
Lima kontrak baru dengan nilai terbesar berasal dari projek Tol Jakarta-Cikampek Selatan senilai Rp95,6 miliar, Tol Bayung Lencir Tampino Seksi 1 Rp92,8 miliar, Tol IKN Tempadung Pulang Balang Rp86,1 miliar, Sumbawa LNG Terminal Rp85,9 miliar, dan Flyover Kramasan Rp75,1 miliar.
Selain itu, mendorong penjualan produk readymix, yang mana saat ini telah menopang pendapatan usaha di Semester 1/2023. Pendapatan readymix tumbuh signifikan mencapai 91% di periode yang sama pada tahun 2022 yaitu sebesar Rp 161,06 miliar menjadi Rp 308,32 miliar.
FX Poerbayu Ratsunu menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang mengerjakan projek IKN di antaranya pembangunan Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung ,kawasan Istana Kepresidenan RI, pembangunan jalan kerja/logistik IKN (kipp) paket dan pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4, dan Projek Tol Simpang Tempadung – Pulau Balang Seksi 5A.
Di sisi lain, perusahaan berupaya memulihkan keuangan perusahaan. Director of Finance & Risk Management WSBP Asep Mudzakir mengaku telah mengimplementasikan sebagian besar skema restrukturisasi yang telah disepakati dengan para kreditur. Hingga kini, perusahaan telah menerbitkan 28,19 miliar saham baru dalam rangka konversi utang menjadi ekuitas senilai Rp 1,43 triliun untuk 394 vendor.
Dia optimistis pemulihan bisnis perusahaan akan kembali pulih dalam waktu 3 tahun. Pasalnya perusahaan melihat prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia masih terus berjalan sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id