Capital Market & Investment Corporate Action zkumparan

Pasca IPO, MUTU Siap Membidik Pasar TIC Global

PT Mutuagung Lestari Tbk merealisasikan IPO di BEI pada Rabu, 9 Agustus 2023. (Foto : BEI).

PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) atau Mutu International menjajaki ekspansi ke pasar internasional setelah melangsungkan penawaran perdana saham (intial public offering/IPO).

Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga mengatakan bahwa IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi MUTU untuk menjadi perusahaan TIC (testing, inspection, and certification/jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi) berbasis environment, social, and governance (ESG) yang transparan, akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan kepada seluruh investor, masyarakat maupun para pemangku kepentingan.

Perseroan mengapresiasi semua pihak yang mendukung IPO saham MUTU di Bursa Efek Indonesia pada Rabu pekan ini.. Animo investor juga terlihat sangat tinggi untuk saham IPO MUTU yang tercermin dari oversubscribed hingga 252 kali. Momentum ini membawa MUTU memasuki babak baru dalam industri TIC Tanah Air. “MUTU siap menjadi salah satu perusahaan TIC yang dapat diandalkan tidak hanya di Indonesia namun juga di tingkat internasional,” ujar Arifin seusai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/08/2023).

Harga saham perdana MUTU dipatok Rp108 per saham. Perseroan melepas sebanyak 942.857.200 lembar saham baru dengan total dana yang akan diperoleh MUTU sebesar Rp 101,82 miliar. MUTU menjadi emiten ke-60 yang melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia di tahun 2023. Sebelumnya, MUTU telah merampungkan masa penawaran awal atau bookbuilding yang berlangsung 12-24 Juli 2023, dan masa penawaran umum pada 2-7 Agustus 2023. Selama masa penawaran itu, saham MUTU mengalami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 252 kali. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Pasca IPO, MUTU berencana menggunakan sebesar 66% atau sekitar Rp 67,20 miliar dari dana yang diperoleh untuk belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium yang sudah ada maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.

Sedangkan 34% sisanya atau sebesar Rp 34,62 miliar dan ditambah dengan seluruh dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp 76,37 miliar akan digunakan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, termasuk biaya umum dan administrasi.

Head of Investment Banking Trimegah Sekuritas, Brian Ronggur Adobe Sihombing, mengatakan, posisi MUTU sebagai pemimpin di industri TIC berbasis ESG yang menarik perhatian investor institusi dan ritel seiring dengan meningkatnya pemahaman mereka mengenai pentingnya bisnis berkelanjutan. “Kami optimistis saham MUTU ini akan menarik untuk dikoleksi oleh investor. Selain pemanfaatan dana yang akan digunakan untuk penguatan modal kerja juga rencana ekspansi perseroan yang menarik minat investor ritel dan institusi,” kata Brian.

Garap Bursa Karbon

Direktur Operasional Mutu International Irham Budiman menyampaikan bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global. Hal ini karena nilai pasar TIC Indonesia saat ini mencapai Rp 20 triliun atau lebih rendah dari proyeksi nilai pasar TIC global di 2027 sebesar US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun. “Kami optimistis dengan peluang pasar yang masih sangat besar untuk dikembangkan oleh MUTU di masa mendatang. Ditambah adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan,” ucapnya.

MUTU mendukung rencana OJK ini, karena MUTU sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di Sistem Registrasi Nasional (SRN).

Sebelum bursa karbon hadir di Indonesia, MUTU telah terlebih dahulu merambah pasar tersebut sejak 2015. Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, MUTU telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC).

Saat ini, MUTU telah memiliki 1 kantor pusat dan 9 kantor cabang dan laboratorium yang berada di Medan, Pekanbaru, Pangkalan Bun, Samarinda, Batam, Pontianak, Makassar, Luwuk dan Banjarbaru. Ke depan, Perseroan juga menargetkan untuk melanjutkan ekspansi memasuki kota lain dengan membangun laboratorium dan kantor cabang diantaranya di Jawa Timur, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.

Perihal kinerja keuangan, Direktur Keuangan MUTU, Sumarna, menyebutkan pendapatan perseroan pada 2022senilai Rp 281,82 miliar atau meningkat 24,47% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat Rp 226,41 miliar. Pada periode ini, laba bersih perseroan senilai Rp 36,78 miliar, tumbuh 90,38%.

Perseroan mencatat selama beberapa tahun terakhir MUTU masih bisa melanjutkan tren kinerja yang positif. Penjualan per segmen MUTU dari 2020 sampai dengan tahun 2022 menunjukkan pertumbuhan. Semisal, produk pengujian dan sertifikasi tumbuh dengan stabil. Selain itu, nilai rerata pertumbuhan majemuk atau CAGR penjualan MUTU selama 2020 sampai 2022 mencapai 11,87%. Nilai aset perseroan juga terkerk. “Kami meyakini dengan kinerja yang positif dan fundamental Perusahaan yang baik, saham MUTU memberikan daya tarik untuk investor,” ujar Sumarna.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved