Trends Economic Issues zkumparan

GGF Ekspor Enzim dari Limbah Nanas ke Pasar Eropa

(kiri) Tommy Wattimena, CEO Great Giant Foods (GGF)

Berhasil mengembangkan pertanian dengan konsep sirkular dan nihil limbah, GGF sudah menghasilkan beberapa produk dari limbah pertanian dan peternakannya, diantaranya adalah pupuk kandang, pupuk kompos dan gas metan dari kotoran sapi untuk bahan bakar.

Kini, perusahaan agribisnis ini mengumumkan pihaknya telah berhasil memproduksi enzim bromelain yang berbahan baku bonggol nanas. Enzim bromelain adalah enzim pencerna protein yang banyak terkandung dalam buah nanas. Bonggol nanas yang digunakan adalah limbah dari pabrik nanas kaleng yang merupakan produk andalan GGF dibawah bendera GGP (Great Giant Pineapple).

Produksi enzim ini dijalankan oleh PT Bromelain Enxym (BE) yang merupakan perusahan joint venture antara GGP dan Perusahaan asal Jerman, Enzybel International S.A (Floridienn Group).

Bonggol nanas yang dihasilkan dari pabrik pengalengan nanas milik GGP ini kemudian diolah (melalui proses dengan dukungan teknologi mutakhir), sehingga menghasilkan ekstrak enzim bromelain dalam bentuk granula (butiran kecil). Granula enzim ini kemudian diekspor ke pasar Eropa, Amerika Serikat dan Asia Pasifik. Saat ini BE memproduksi 60 ton enzyme bromelain per tahun dan memasok 21% dari total produksi bromelain dunia.

“Enzim bromelain ini sangat banyak dibutuhkan untuk industri farmasi dan suplemen kesehatan. Saat ini GGP menjadi salah satu produsen terbesar di dunia dan memasok 21% dari total produksi dunia,” jelas Tommy Wattimena, CEO GGF dalam keterangan persnya.

Menurut Tommy, ini adalah salah satu inovasi untuk generate value dari limbah sehingga dapat menimalisir, bahkan bisa menihilkan sampah dari setiap proses budidaya di kebun hingga produksi di pabrik.

Menurut Tommy, upaya generate value dari limbah ini juga pada akhirnya berdampak baik bagi pelestarian lingkungan hidup dan menurunkan emisi karbon dari pertanian dan peternakan.

“Jadi sebagai perusahaan agribisnis, yang menjadi concern kami sekarang untuk dikelola bukan komoditinya, tetapi lingkungan hidupnya atau ekosistemnya,” ungkap Tommy.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved