Brands

Madu Uray, Terapkan Pendekatan Terintegrasi pada Kanal E-Commerce

Patricia, Marketing Manager PT Rejeki Tujuh Alam.
Patricia, Marketing Manager PT Rejeki Tujuh Alam.

Dengan misi membawa kebaikan alam kepada pelanggan melalui produk murni dan alami, Madu Uray memosisikan diri sebagai merek madu asli Indonesia yang diproduksi dari 100% madu hutan murni. Merek yang meluncur ke pasar tahun 2005 di bawah naungan PT Rejeki Tujuh Alam ini menawarkan aneka produk, seperti madu murni, royal jelly, sarang madu, dan madu trigona.

Penjualan melalui e-commerce Madu Uray dimulai pada 2014, yang diawali di situs web perusahaan, lalu kemudian merambah marketplace besar. Kini Madu Uray telah memiliki official store di Tokopedia dan Shopee dengan nama Uray Official Shop.

“Kami menerapkan pendekatan terintegrasi dalam strategi e-commerce dengan fokus pada pemahaman mendalam terhadap pelanggan,” kata Patricia, Marketing Manager PT Rejeki Tujuh Alam. Untuk memahami kebiasaan dan preferensi pelanggan, perusahaan ini memanfaatkan data analytics. “Hal ini memungkinkan kami untuk menyajikan produk yang tepat sasaran,” ujarnya.

Merek ini juga aktif di media sosial agar bisa berinteraksi dengan pelanggan dan membagikan informasi tentang kualitas dan manfaat dari produknya. “Kami selalu berusaha memperkuat hubungan dengan pelanggan melalui layanan pelanggan yang responsif,” kata Patricia.

Madu Uray secara konsisten melakukan berbagai aktivitas untuk mendukung penjualan. Antara lain, memberikan giveaway di medsos untuk meningkatkan engagement, serta berkolaborasi dengan influencer untuk menyebarkan kesadaran tentang manfaat madu melalui konten tutorial dan tips.

“Kami menerapkan pendekatan terintegrasi dalam strategi e-commerce dengan fokus pada pemahaman mendalam terhadap pelanggan.”

Patricia, Marketing Manager PT Rejeki Tujuh Alam

Terkait harga, Madu Uray mengimplementasikan strategi harga yang fleksibel dengan berfokus pada nilai dan kualitas. Perusahaan ini memanfaatkan pula penawaran bundling untuk mendorong pembelian lebih dari satu produk dengan nilai yang menarik, dan diskon musiman sebagai insentif tambahan.

Patricia mengakui, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam menjual produk melalui e-commerce. Di antaranya, bagaimana menjaga diferensiasi merek di tengah persaingan yang sengit, bagaimana menangani masalah kepercayaan pelanggan terkait dengan pembelian produk konsumsi online, dan bagaimana mengoptimalkan strategi pemasaran digital untuk mencapai audiens yang tepat.

“Kami juga berhadapan dengan tantangan dalam mengelola ulasan pelanggan, karena memiliki dampak besar terhadap reputasi merek kami di e-commerce,” katanya. Untuk itu, Madu Uray menyediakan layanan pelanggan melalui berbagai media, yakni chat di platform e-commerce, medsos, WhatsApp, dan surat elektronik (e-mail).

Tantangan lainnya ialah ketidakstabilan harga madu yang langsung berdampak pada harga pokok produk. Selain itu, juga perlu adanya edukasi terus-menerus kepada konsumen mengenai pentingnya memilih madu berkualitas tinggi. Perusahaan ini pun harus tetap tanggap dengan tren dan perkembangan teknologi agar dapat menyajikan pengalaman belanja terbaik bagi pelanggan.

Patricia mengakui pertumbuhan penjualan di platform e-commerce telah menunjukkan tren positif yang kuat, meskipun pasar konvensional tetap menjadi kanal utama. “Ada kecenderungan di kalangan konsumen untuk meningkatkan pembelian online,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa pihaknya akan terus berinvestasi untuk menumbuhkan kanal e-commerce. “Madu Uray akan terus berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi dan tren terkini untuk lebih memahami dan melayani kebutuhan pelanggan kami dengan lebih efektif,” katanya. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved