Trends Economic Issues

RI Minta Dukungan Belanda Minimalisasi Hambatan Akibat EUDR

Indonesia meminta dukungan Belanda sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa agar Uni Eropa tidak menerapkan kebijakan perdagangan yang dapat berdampak pada petani Indonesia. Perdagangan Indonesia dan Uni Eropa memiliki potensi yang sangat besar, namun dapat terhambat ketika Uni Eropa mengeluarkan regulasi antideforestasi (European Union Deforestation Regulation/EUDR).

Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher yang berlangsung di sela G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Jaipur, India. Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan, yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan.

“EUDR berpotensi berdampak negatif terhadap ekspor produk unggulan Indonesia seperti sawit, kopi, karet, dan kayu. Kami meminta dukungan kepada Pemerintah Belanda agar meminimalisir hambatan bagi produk Indonesia yang telah memenuhi aspek berkelanjutan untuk masuk ke Uni Eropa,” ungkap Mendag.

Kedua pihak juga mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) pada tahun 2024. “Sesuai mandat, tim perunding akan mengupayakan penyelesaian perundingan segera. Indonesia juga berharap Pemerintah Belanda dapat mendorong upaya tersebut,” ujar Zulkifli.

Dirjen PPI Djatmiko menuturkan, implementasi IEU CEPA diproyeksikan akan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi Indonesia-Uni Eropa. “Belanda merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar di Eropa saat ini, implementasi perjanjian dagang komprehensif tentunya akan saling menguntungkan pelaku bisnis di kedua negara,” tambah Djatmiko, dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/08/2023).

Untuk diketahui, total perdagangan Indonesia-Belanda pada periode Januari–Juni 2023 tercatat sebesar US$ 2,35 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Belanda sebesar US$ 1,87 miliar serta impor Indonesia dari Belanda sebesar US$ 484,9 juta. Sedangkan pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 6,23 miliar atau meningkat 13,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US# 5,48 miliar.

Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Belanda yaitu asam lemak monikarboksilat industri, minyak sawit dan fraksinya, bungkil dan residu padat lainnya, kopra, dan asam monokarboksilat asilik jenuh. Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Belanda yaitu limbah dan skrap kertas; limbah dan skrap plastik; olahan makanan; mentega dari susu; serta bawang merah, bawang putih, dan daun bawang segar.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved