Capital Market & Investment

Disrupsi Tak Berhenti, Blue Bird Tegak Berinovasi

(kedua dari kiri) Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono (Foto : Bluebird).

PT Blue Bird Tbk (BIRD) atau Bluebird Group mengimplementasikan serangkaian inovasi untuk meningkatan pelayanan serta mengoptimalkan penggunaan teknologi guna memberikan pelayanan konsumen yang andal (customer service excellence) di era multi disrupsi ini. Lantaran demikian, perseroan di Januari-Agustus 2023 mengimplementasikan beragam program pengembangan bisnis dan digitalisasi untuk meningkatkan pelayanan konsumen serta kinerja finansial.

Pengembangan bisnis berkonsep Mobility as a Service (MaaS), misalnya, dikembangkan lebih lanjut oleh perseroan. Model bisnis ini memutakhirkan proses operasional yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan konsumen. Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono menyampaikan perseroan mengedepankan layanan prima yang terstandarisasi untuk mendukung mobilitas masyarakat.

“Kami menyadari bahwa kepercayaan masyarakat hadir dari kepuasan terhadap kualitas armada dan pengemudi serta inovasi yang terus kami kembangkan melalui integrasi sistem yang dapat memudahkan setiap perjalanan masyarakat,” ujarnya seperti dikutip SWA Online pada Kamis (31/08/2023).

Andre, sapaan akrab Adrianto, menyampaikan perseroan mengiplementasikan program berkelanjutan untuk berinovasi, transformasi, teknologi, dan niaga untuk menyegarkan strategi perusahaan dalam menghadapi kompleksitas tantangan di masa mendatang. Ia berikhtiar untuk melanjutkan agenda transformasi Bluebird yang mengusung konsep bisnis Mobility as a Service (MaaS) melalui kemitraan strategis. “Termasuk berkolaborasi dengan penyedia layanan superapps, serta merangkul operator transportasi lokal melalui inisiatif bertajuk Kawan Bluebird,” ucapnya.

Beragam inisiatif bisnis dipraktikkan Bluebird, antara lain menggaungkan standar kenyamanan yang bertajuk Standar Nyaman Indonesia (SNI). Kampanye SNI ini berbasis filosofi layanan Bluebird, yaitu Aman, Nyaman, Mudah dan Personalised (ANDAL). Andre, dalam keterangan tertulisnya itu, menyampaikan kualitas perawatan armada perseroan merupakan fondasi yang kuat untuk menjaga kualitas mobilitas yang nyaman dan terstandarisasi.

Jumlah armada Bluebird pada 2022 sebanyak 20.830 unit, naik sebesar 3,30% dari 20.163 unit di tahun sebelumnya. Perawatan armada Bluebird ditopang kualitas bengkel yang tersertifikasi kelas A dari PT Sucofindo. Pada 2022, perseroan merevitalisasi armada (mobil dan bus) sebesar 21% dari jumlah total armada. “Selain itu, dengan makin gencarnya Bluebird mengadopsi EV (electric vehicle), bengkel kami juga telah tersertifikasi untuk melakukan perawatan secara mandiri melalui sistem yang didukung oleh teknologi termasuk IoT (Internet of Things) pada armada kami,” sebut Andre.

Armada Bluebird

Sumber : Laporan Tahunan Bluebird.

Kendaraan Bluebird dilengkapi perangkat IoT yang berfungsi sebagai argometer digital, global positioning system (GPS), sistem komunikasi dengan operator pusat, sistem pembayaran nontunai, serta sistem yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi vital armada, termasuk di dalamnya alarm batas kecepatan.

Penyegaran armada Bluebird itu diiringi transformasi digital yang mengembangkan sistem terintegrasi secara end to end agar konsumen mudah melakukan pemesanan dan bertransaksi. Contohnya, sistem open API (Application Programming Interface)pembayaran menyodorkan layanan yang luas dan berragam untuk metode pembayaran non tunai. “Selain kemudahan aksesibilitas, sistem integrasi dapat memberikan kenyamanan ekstra bagi pengguna untuk mendapatkan bantuan dan menyampaikan masukan kepada tim layanan konsumen Bluebird melalui berbagai kanal yang tersedia,” tutur Andre.

Perusahaan transportasi yang beroperasi sejak 1972 itu memang getol berimprovisasi dan berinovasi untuk menaklukkan aneka macam disrupsi. Inovasi ini berbasis nilai Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset) serta Human Connection demi menyokong laju bisnis yang berkelanjutan serta berdampak positif terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola (ESG). Tekad ini merupakan bagian dari pilar BlueSky, BlueLife, dan BlueCorps.

Salah satu langkah nyata dari ketiga pilar ini adalah meningkatkan rasio kendaraan listrik di Bluebird Group dan implementasi solar panel dan 3R (reduce, reuse, recyle) di area operasional.

Bluebird pada Juni tahun ini telah mengoptimalkan panel surya pintar dengan daya sebesar 215,6 kWp yang diproyeksikan dapat memangkas emisi karbon sebanyak 2.000 ton per tahun. Perseroan menggandeng Sun Energy memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di kantor pusat Bluebird di kawasan Mampang, Jakarta.

Roy Wijaya, Direktur Utama SUN Energy, menyampaikan Bluebird merupakan konsumennya di perusahaan jasa transportasi. Kolaborasi ini mendukung upaya Bluebird untuk melakukan transisi energi di bangunan lainnya. “SUN Energy berharap aksi nyata Bluebird dapat menginspirasi para pelaku industri lainnya untuk memulai langkah keberlanjutannya melalui pemilihan sumber energi alternatif yang bersih dan ramah lingkungan,” tutur Roy.

Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengapresiasi kerjasama ini dan komitmen Bluebird untuk menurunkan emisi karbon. “ke depannya, Bluebird dapat mengaplikasikan panel surya tidak hanya di kantor pusat tetapi juga di bangunan lainnya, sehingga dapat mendukung Indonesia bebas emisi pada tahun 2030,” ucap Andriah.

Pada aspek teknologi, Bluebird pada kuartal 1 tahun ini memutakhirkan fitur-fitur di aplikasi MyBluebird. Fitur di All New MyBluebird ini semakin memudahkan konsumen mengakses beragam layanan mobilitas dan transaksi. Sebut contoh, fitur EZPay menyediakan fitur untuk mengonversi pesanan street hailing menjadi online booking sehingga pengguna mendapatkan kemudahan transaksi melalui beragam jenis pembayaran non tunai. Andre mengatakan aplikasi All New MyBluebird akan terus diperbarui pada tahun ini.

Platform digital All New MyBluebird itu memperkuat strategi bisnis 3M (multi channel, multi payment & multi product), yakni lintas kanal (multi channel), pembayaran (multi payment), dan produk (multi product). Pengembangan teknologi dan kolaborasi di tahun ini melanjutkan praktik sejenis yang direalisasikan di tahun lalu.

Sebut contoh, Bluebird dan Traveloka pada 2022 bermitra untuk meluncurkan Traveloka QuickRide, solusi layanan transportasi yang praktis dan nyaman untuk mendukung mobilitas harian konsumen. Selain itu, Bluebird juga telah bekerja sama dengan beberapa e–commerce sebagai alternatif alat pembayaran digital.

Kemudian, perseroan berkolaborasi dengan PT Bank Central Asia Tbk atau BCA yang meluncurkan fitur pemesanan taksi di aplikasi BCA mobile serta pembayaran fixed price yang langsung dibayarkan dari saldo rekening BCA pengguna Bluebird. Tak ketinggalan, PT LRT Jakarta menggaet Bluebird pada Maret tahun lalu bersepakat untuk berkolaborasi mengembangkan digitalisasi dan mengintegrasi sistem layanan transportasi publik. Kolaborasi ini merupakan ikhtiar perseroan memperkokoh ekosistem Mobility as a Service.

Ekosistem ini turut mengerek daya saing perseroan. Ibarat gadis berparas ayu, Bluebird memikat para mitranya. Tak heran, Tiket.com meminang Bluebird untuk menjalin kerjasama bisnis di akhir tahun lalu. Kedua perusahaan ini menjalin kemitraan untuk Goldenbird yang menyediakan layanan jemputan bandara di aplikasi Tiket.com.

Cikal bakal Bluebird dirintis oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, sanh pendiri Bluebird. Kala itu, perusahaan menyediakan armada sedan Holden Torana sebanyak 25 unit sebagai armada pertama Bluebird yang beroperasi di Jakarta pada awal Mei 1972. Bu Djoko, demikian sapaan akrab Mutiara Siti, mengusulkan Bluebird sebagai jenama taksi. Alberthiene Endah pada Sang Burung Biru (2012), mencatat anak-anaknya Bu Djoko menyepakati gagasan ini. Sedangkan logo Bluebird dibuat oleh Hartono, pematung dari Yogyakarta.

Infografis : Rama Agustya/SWA.

Tahun demi tahun berlalu, sang burung biru terus membenahi diri untuk menjadi yang terbaik. Semangat tulus dalam memberikan layanan yang aman dan nyaman yang tertuang pada sederet inovasi. Bluebird pada 1972 menggunakan sistem argometer melalui armada Holden Torana. Kala itu, Bu Djoko meyakini sistem argometer adalah masa depan bisnis pertaksian jika dibandingkan sistem setoran. Perhitungan bisnisnya tak meleset. Roda bisnis Bluebird pun melaju mulus hingga saat ini

Kemudian, sistem penyejuk ruangan (air conditioner) menjadi standar layanan armada Bluebird di 1981. Pelan tapi pasti, jumlah armada taksi kian bertambah. Pada 1985, jumlahnya 2.000 unit. Pada dekade berikutnya, perusahaan ini memiliki sistem komputerisasi untuk merespon permintaan konsumen melalui Bluebird Call Center.

Inovasi masih berlanjut di 1990-an. Bluebird pada 1993 menghadirkan layanan taksi eksekutif, yang dinamakan Silverbird melalui armada eks KTT non blok. Selanjutnya, perseroan meremajakan armada Silverbird dengan mendatangkan armada Mercedes-Benz C-Class pada 2007. Hal ini menandai Bluebird sebagai taksi pertama yang menggunakan mobil Mercy sebagai armada taksi eksekutif. Perseroan di 2011 meluncurkan aplikasi Taxi Mobile Reservation.

Lalu, Bluebird pada 2013 meluncurkan Bigbird Premium. Lalu, bekerjasama dengan Go-Jek (kini GoTo) pada 2017 dan mendatangkan armada baru untuk layanan Bigbird Premium di 2020. Berbagai pihak mengapresiasi inovasi Bluebird. Misalnya, penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Blue Bird sebagai perusahaan taksi pertama di Indonesia yang menggunakan aplikasi pemesanan taksi, yaitu Bluebird Group Taxi Mobile Reservation di 2011.

Serangkaian inovasi keberlanjutan, semisal mengimplementasikan sistem komputerisasi hingga implementasi GPS, penyedia taksi listrik yang pertama di Indonesia, menyediakan armada untuk difabel, merilis aplikasi MyBlueBird versi pertama pada 2016 dan versi All New MyBlueBird di 2023 ini, mendorong laju finansial yang juga ditopang mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19 dan stabilitas perekonomian nasional.

Perekonomian Indonesia pada semester I/2023 tumbuh sebesar 5,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi ini seiring dengan peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat. Jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan, yaitu angkutan rel naik 28,84%, angkutan laut 11,98%, dan angkutan udara 30,61%. Pada aspek produksi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lapangan usaha transportasi dan pergudangan membukukan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,28% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Data : BPS.

Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat survei konsumen yang mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian masih kuat. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2023 pada level 123,5 atau terjaga dalam zona optimis (di atas 100). Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Juli 2023 didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap optimis.

Sepanjang tahun 2022, Bluebird Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp 364 miliar, melejit lebih dari 40 kali lipat dari Rp 9 miliar di tahun sebelumnya. Performa ini berlanjut pada pertengahan tahun ini. Emiten transportasi yang sahamnya berkode BIRD ini mengantongi laba bersih senilai Rp 259,45 miliar di semester 1/2023. Raihan ini melonjak sebesar 77,48% dibandingkan laba bersih pada semester 1/2022 senilai Rp 146,18 miliar. Harga saham BIRD per 30 Agustus 2023 (year to date) naik 50,17% atau menjadi Rp 2.170.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved