Leaders

Kawan Lama Group, Mencetak Pemimpin untuk Keberlanjutan Bisnis

Sandra Hardjana, HR Director Kawan Lama Group (KLG).
Sandra Hardjana, HR Director Kawan Lama Group (KLG).

Tak banyak yang tahu, bicara kesadaran pentingnya HR bagi bisnis, telah lama diimplementasikan Kawan Lama Group (KLG). Sejak 1955, sang pendiri, Mr. Wong Jin, menempatkan perusahaannya sebagai “human centric and ever-learning organization for sustainable business”.

Sejalan dengan perkembangan perusahaan, positioning tersebut makin dipertajam. Dan, HR pun ditempatkan kian strategis dengan menggunakan HR framework yang memiliki dua target utama. Pertama, memenangi revolusi industri di era 4.0 dan 5.0. Kedua, beradaptasi dengan sikap konsumen yang selalu berubah.

“Dari dua hal tersebut, kami (kemudian) mengembangkan strategi seperti talent acquisition, develop innovative leaders, dan HR digitization and system,” kata Sandra Hardjana, HR Director KLG.

Pada sisi “Employer Branding and Talent Acquisition”, KLG melihat dari dua aspek: eksternal dan internal. Dari internal, mereka membangun ekosistem kerja kolaboratif dan inovatif untuk menciptakan kedekatan serta pengalaman kerja yang lebih baik, seperti membentuk komunitas antarkaryawan dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Tujuannya: membangun positive vibes agar karyawan merasa bahagia.

“Kami percaya karyawan yang bahagia dan nyaman di lingkungan kerjanya akan mendorong produktivitas kerja yang lebih baik lagi,” Sandra menandaskan.

Sementara itu, dari aspek eksternal, KLG membangun kemitraan, mengadakan aneka event, menggelar internship, dan meng-improve semua lini media sosial. Tujuannya: employer branding yang baik akan membuat calon karyawan tertarik bergabung.

Selanjutnya, dalam talent acquisition, KLB memiliki beragam aplikasi, seperti monitoring rekrutmen calon karyawan. Perangkat tesnya juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan generasinya. Kini, perangkat uji manual telah diganti digital yang memungkinkan calon karyawan memantau kondisi mutakhir proses rekrutmen yang dijalaninya.

Penyempurnaan secara kontinu juga diterapkan pada aspek Learning & Development and Knowledge Management. KLG terus melatih karyawan agar bisa berinovasi dan berdaya saing kuat menghadapi segala bentuk tantangan. Salah satunya, menciptakan program kompetensi buat para leader, mulai dari level staf hingga direktur.

“Kami menilai leadership berperan penting dalam kelangsungan bisnis sehingga kami merasa penting untuk melahirkan dan melatih calon-calon leaders yang kompetitif,” tutur Sandra.

KLG pun membangun learning development program yang sistematis untuk menghadapi tantangan kompetisi multisektor. Pata talenta terbaik dibagi dalam sejumlah departemen, seperti corporate dan industrial.

Selain programnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, mereka juga diikutsertakan dalam cross program yang isi pelatihannya berseberangan dengan bidang yang dikerjakan. Harapannya, seperti diungkapkan Hiskia Purwoko, VP Kawan Lama Academy, mereka akan menguasai dan menaklukkan setiap tantangan yang muncul.

Kemudian, menyadari pentingnya knowledge management, KLG membangun KLIP, semacam program yang menampung seluruh masukan dari karyawan. Ide-ide cemerlang yang masuk ke KLIP selalu diproses dan ditindaklanjuti saksama.

“Kami terus melatih kerangka berpikir karyawan agar mampu melahirkan konsep-konsep brilian bagi kelangsungan bisnis. (Karena,) Perkembangan bisnis kami sangat bergantung pada inovasi seluruh karyawan,” Sandra menambahkan.

Dari seluruh program di atas, KLG tidak melupakan peranan teknologi. Hal itu bisa dilihat pada sisi HR Digitization and People Analytics. Menghadapi kemajuan teknologi, KLG pun beradaptasi. Guna melancarkan proses kerja, mereka memutakhirkan data dari manual ke otomatis secara terintegrasi. Lalu, menerapkan digitization dan digitalization di berbagai aspek, seperti sistem rekrutmen, sistem manajemen, termination system, compensation & benefits system, dan learning management system.

Bahkan, KLG menciptakan mobile application untuk end-to-end apps yang membantu karyawan meningkatkan produktivitasnya. “Mobile application ini akan terus kami tingkatkan sesuai kebutuhan,” ujar Sandra tandas.

“Kami (juga) sudah memikirkan terkait kehadiran AI yang mungkin akan mengganti posisi manusia dengan mesin,” Hiskia menimpali. Caranya?

“Kami berusaha meningkatkan skill karyawan,” jawabnya.

Terkait hal tersebut, pihak manajemen HR tak henti-henti mendorong karyawan agar semakin terdorong untuk terus belajar. “Mereka perlu diberi pemahaman bahwa mereka adalah individu yang bertumbuh kembang. Jadi, sudah sepantasnya ada keinginan mengembangkan diri untuk masa depan,” kata Hiskia.

Dorongan ini dirasa pantas karena selain untuk kepentingan karyawan itu sendiri, juga untuk kemajuan perusahaan secara keseluruhan. Apalagi, persaingan dunia bisnis bagi KLG semakin sengit. (*)

Jurus Kawan Lama

Employer Branding & Talent Acquisition

Learning & Development and Knowledge Management

HR Digitization and People Analytics

Teguh S. Pambudi & Renny Arfiani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved