Trends Economic Issues

Lima Modal Ventura BUMN Siap Gelontorkan US$ 300 Juta pada Soonicorns

Langkah strategis dilakukan lima Corporate Venture Capital (CVC) BUMN dalam upaya mendukung perkembangan teknologi dan industri modal ventura di Indonesia. Kelima modal ventura itu adalah Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures dari Telkom Group, BRI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), dan BNI Ventures.

Kelima CVC dari BUMN menandatangani perjanjian partisipasi Merah Putih Fund (MPF) di Jakarta (04/09/2023). MPF menghimpun dana kelola awal untuk Merah Putih Fund yang berfokus pada para soonicorns (soon to be unicorns) sebesar US$ 300 juta atau setara Ro 4,3 triliun. Kelimanya berbagi setoran dana kelolaan, yang terbesar setoran modal ventura dari MDI Ventures dari Telkom Group dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) sebesar US$ 100 juta.

MPF akan berperan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia serta mendorong para startups soonicorns yang berpotensi menjadi unicorns. “MPF memberikan alternatif pendanaan startup pada tahap akhir, terutama bagi startup yang siap melakukan ekspansi sebelum mencapai valuasi miliaran dolar atau startup growth stage dengan valuasi melebihi US$100 juta,” ujar Eddi Danusaputro, Ketua PMO Merah Putih Fund sekaligus CEO dari BNI Ventures.

Ada 3 kriteria utama startup yang bisa mendapat pendanaan dari MPF yaitu seluruh tim pendiri adalah warga negara Indonesia, kehadiran operasional yang signifikan di Indonesia, dan memiliki rencana exit. Langkah exit tidak terbatas pada – melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau bursa regional. Selain itu juga membuka potensi merger dan akuisisi dengan swasta nasional. MPF berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian BUMN, OJK, Amvesindo, BPK RI dan Jamdatun.

“Kami melakukan pendampingan hukum dengan Jamdatun terkait pengelolaan aset BUMN, dalam hal ini Dana Ventura Merah Putih Fund. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan MPF, sehingga dapat membangun kepercayaan publik, investor, dan pemangku kepentingan terkait. Pada akhirnya, hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis MPF dan startup yang dikelola MPF,” terangnya.

Menurut Rosan P. Ruslani, Wamen BUMN menjelaskan pada tahap awal memang dana kelolaan MPF US$ 300 juta, seiring perkembangan startup yang dibina tentu dana ini akan ditambah.“Saya yakin akan berlipat-lipat tambahannya, tujuannya agar mendorong ekonomi digital yang lebih besar. Di luar ada pandangan bahwa If you wanna succed in Asean you should succed in Indonesia, kita memiliki potensi besar itu, yang belum digali lebih serius agar lebih banyak unicordn dan decacorn lahir. Padahal efek sari ini bukan sekadar membesarnya startup tapi utamanya menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Rosan.

Namun, Rosan mengingatkan, berkaca padan pengalaman kerjanya sebelumnya sebagai pengelola pendanaan selama 20 tahun, startup inj kebanyakan secara operation besar, tapi kebanyakan masih merugi. “Maka itu harus ada pemahaman yang sama nature startup, baik itu pleh Kejaksaan dan BPK, harus paham ini beda dengan perushaan konsep lama, agar tujuan dari investasi ini ke depan lebih baik. Maka itu kuncinya transparansi dan GCG, akuntablitas,” kata Rosan.

Eddi berharap langkah strategis dan bersejarah ini dapat mewujudkan Indonesia menjadi ekosistem digital terbesar dunia. “Padahal bumn ”Sebelumnya modal ventura BUMN jalan sendiri-sendiri, sekarang kita bisa berkolaborasi membesarkan soonunicorns,” kata Eddi. Untuk itu, bukan sekadar menaruh uang, bersama-sama juga mengawal dana yang digelonforkan ke startup, agar prosesnya bagus dan profitable dengan mengutus tim untuk mengawasi.

“Investing is easy, yang susah divesting. Kami didukung investment commitee 5 orang, plus 2 dari pelaku pasar,” katanya. Berapa dana yang akan digelontorkan per startup? Rosan mengatakan tidak akan lebih dari US$30 juta per startup, atau tidak akan lebih dari 10% dari total dana kelolaan. Startup yang didanai lebih diutamakan berbasis teknologi dan industrinya agnostik (tidak terpaku pada satu industri tertentu).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved