Korporasi di Indonesia Didorong Terapkan Empat Pilar Governansi Korporat
Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Prof Mardiasmo mengatakan penting bagi korporasi di Indonesia menerapkan Governance, Risk, and Compliance (GRC) terintegrasi dengan memerhatikan empat pilar governansi korporat.
“Keempat pilar governansi korporat yakni: perilaku beretika, akuntabilitas, transparansi, dan berkelanjutan sangat penting. Sebab pelaksana GRC terintegrasi adalah manusia,” jelas mantan wakil menteri keuangan Kabinet Kerja periode 2014-2019 itu, saat memberikan sambutan dalam acara puncak Top GRC Awards 2023, di Jakarta (06/09/2023). top grc
Keempat pilar tersebut juga tercantum dalam Pedoman Umum Governansi Korporat Indonesia. “Jadi, empat pilar tersebut harus dijaga dengan baik demi korporasi,” tegas Mardiasmo.
Governance, Risk, dan Compliance (GRC) terintegrasi merupakan konsep terpadu yang menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan serta manajemen risiko dan kepatuhan terhadap regulasi dan hukum secara terpadu. Pada tiga dekade terakhir, GRC berkembang sebagai respons ke makro ekonomi skala besar dan perubahan bisnis. Korporasi menghadapi ketidakpastian yang lebih besar. Juga, banyak risiko baru yang sebelumnya tak bisa diantisipasi dengan baik.
“Maka, kini GRC masuk ke fase baru yaitu fokus ke adanya respons yang memadai,” ungkap Mardiasmo, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Pusat periode 2010-2014.
Tema penghargaan Top GRC (Governance, Risk, and Compliance) Awards 2023 yang diangkat tahun ini adalah ‘Building Resilient Future Through ESG (Environment, Social, and Governance) and GRC[. Artinya, melalui kegiatan TOP GRC Awards 2023, ada keinginan terus mendorong pengembangan ketahanan bisnis di masa depan, melalui pendekatan ESG dan GRC. “Sehingga, kinerja bisnis perusahaan dapat terus tumbuh berkelanjutan,” kata Ketua Penyelenggara Top GRC Awards 2023 M. Lutfi Handayani.
Top GRC Awards 2023 digelar oleh Majalah TopBusiness bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Yaitu Asosiasi GRC Indonesia, IRMAPA (Indonesia Risk Management Professional Association), ICOPI (Institute Compliance Professional Indonesia), PaGI (Perkumpulan Profesional Governansi Indonesia). Selain itu, ada beberapa perusahaan konsultan GCG (good corporate governance) dan manajemen risiko, serta konsultan manajemen kepatuhan.
Ajang ini diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2019. Dan tahun 2023 ini, merupakan penyelenggaraan untuk yang ke-5. Proses penilaian dan pendalaman keberhasilan GRC yang dilakukan melalui kegiatan wawancara penjurian, berlangsung sejak 25 April hingga 30 Agustus 2023. “Selain kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan, di dalam award ini juga banyak aspek pembelajaran bersama di bidang implementasi GRC, khususnya bagi perusahaan-perusahaan peserta,” kata Lutfi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness.
Ketua Dewan Juri Top GRC Awards 2023, Antonius Alijoyo mengatakan bahwa dengan semakin efektifnya implementasi GRC ini, maka kinerja bisnis perusahaan-perusahaan di Indonesia, akan tetap aman dan tumbuh dengan baik. Sehingga, kepercayaan masyarakat dan investor, baik dari dalam dan luar negeri, akan tetap terjaga dan bahkan makin meningkat.
Beberapa temuan menarik selama proses penilaian dan wawancara penjurian antara lain: pertama, secara umum, kelengkapan sistem dan infrastruktur GRC perusahaan-perusahaan peserta, sudah semakin lengkap dan meningkat, dibandingkan 2-4 tahun lalu. Hanya saja, masih banyak perusahaan yang perlu menjalankan GRC secara terpadu atau GRC Integrated. Efektivitas implementasi GRC akan lebih mudah tercapai jika komponen Governance, komponen Risk Management, dan komponen Compliance Management, terintegrasi dan tidak bersifat silo-silo.
Kedua, GRC dan ESG, menjadi tren ke depan, di mana para investor makin care terhadap aspek sosial dan lingkungan demi menjaga iklim bisnis yang berkelanjutan. Oleh karena itu, GRC dan ESG, perlu dikolaborasikan dan diintegrasikan dalam manajemen bisnis. Itu agar perusahaan terus memiliki ketahanan dan kelincahan bisnis di masa yang akan datang.
Ketiga, terkait leader yang menjadi kunci keberhasilan GRC. Agar GRC dapat menjadi budaya di perusahaan, diperlukan leader yang memiliki peran dan komitmen tinggi untuk menerapkan GRC.
Aspek tone at the top (Keteladanan) harus dijalankan. Presiden Direktur, termasuk Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, harus dapat menjadi teladan dalam hal implementasi GRC. Selain itu, peningkatan kompetensi GRC, di semua level manajemen, perlu untuk ditingkatkan, agar GRC dapat dikembangkan sebagai behaviour dan budaya dalam perusahaan.
Keempat, baru beberapa perusahaan yang telah mengembangkan teknologi TI/digital untuk mendukung sistem dan implementasi GRC di perusahaan. Pemanfaatan teknologi TI/digital terkait GRC ini, bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas implementasi GRC, termasuk memudahkan penerapan three lines of defence, update profil risiko secara berkala, dan aspek-aspek penerapan integrated GRC lainnya.
Swa.co.id