Companies GCG Companies Trends

Brantas Abipraya Terapkan GCG di Seluruh Projek Garapannya

Ikut andil dalam menciptakan iklim yang sehat, PT Brantas Abipraya (Persero) fokus menerapkan keterbukaan berlandaskan nilai budaya AKHLAK kepada mitra dan vendor. Hal ini didukung dengan semangat penerapan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan perusahaan.

“Sebagai upaya mendukung iklim usaha nasional yang baik, Brantas Abipraya memastikan pembayaran untuk para mitra kerjanya dilakukan secara tepat waktu dan tepat jumlah,” ujar Suradi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Brantas Abipraya.

Perusahaan ini berusaha memperkuat hubungan sehat dengan para mitra kerja, sesuai dengan cita-cita transformasi bisnis BUMN Konstruksi ini yang berlandaskan penerapan tata kelola (Governance), manajemen risiko (Risk), dan kepatuhan (Compliance) perusahaan yang baik (GRC).

Manajemen Brantas Abipraya berkomitmen untuk memastikan pemenuhan hak-hak para mitra kerja dan vendor melalui penyempurnaan proses bisnis dan penguatan tata kelola serta manajemen risiko. Dalam transformasi supply chain management di Brantas Abipraya juga telah membentuk unit khusus pengelolaan vendor, yaitu Unit Vendor Management System (Unit VMS).

Hal inipun membuat pengelolaan pengadaan dan pembayaran terpusat. Adanya Unit VMS ini adalah untuk mengelola hubungan baik dengan vendor dengan memusatkan semua informasi vendor yang bertujuan untuk merampingkan proses. Tak hanya itu, VMS pun memusatkan semua aktivitas terkait vendor, termasuk orientasi vendor, manajemen kontrak, pelacakan kinerja, dan pemrosesan pembayaran. Sehingga diharapkan dengan adanya unit ini, Brantas Abipraya dapat meningkatkan efisiensi, mengidentifikasi risiko keterlambatan pembayaran, dan mengurangi risiko kelebihan pembayaran atau pembayaran duplikat.

Menurutnya, Brantas Abipraya membuktikan keseriusannya pada praktik Governance Risk and Compliance (GRC) dalam pengelolaan bisnisnya.

Pascapandemi COVID-19, ada beberapa dampak yang dirasakan perusahaan, untuk tetap menjaga kinerja dan produktivitas. Perusahaan telah melakukan beberapa langkah di antaranya, strategi di segmen konstruksi, mempertahankan posisi market leader sektor Sumber Daya Air (SDA), walau dikenal sebagai BUMN terunggul dalam pembangunan bendungan, Brantas Abipraya akan terus juga meningkatkan pangsa pasar non-SDA.

Lalu di segmen Energi Baru dan Terbarukan (EBT), melalui anak perusahaannya, Brantas Abipraya merealisasikan rencana investasi PLTM, PLTA, yang memenuhi standar kelayakan, serta mengembangkan rencana investasi PLTM/PLTA sesuai dengan rencana pemerintah. “Pengembangan EBT ini mejadi program pemerintah hingga tahun 2030 nanti. Segmen EBT ini akan menjadi nilai tambah dari Brantas Abipraya dan anak usaha. Dan berharap akan tumbuh sesuai dengan amanah dari pemerintah,” tutur Suradi.

Berikutnya, pada segmen pengelolaan air dan energi lainya, BUMN ini memiliki strategi meningkatkan realisasi investasi SPAM, meningkatkan realisasi investasi IPAL, dan lain sebagainya. Serta segmen kelima, investasi lainnya dengan strategi meningkatkan pengembangan produk-produk residensi dan komsersial, dan lain sebagainya.

Semua strategi tersebut diterapkan untuk meraih kinerja positif, namun tak ketinggalan dengan praktik GRC di perusahaan mulai dari level top management hingga yang bertanggung jawab terhadap aspek GCG, manajemen risiko, dan kepatuhan ke regulasi yang ada.

“Brantas Abipraya akan terus berfokus membangun Indonesia melalui karya infrastruktur yang unggul. Tentunya ini dapat tercapai salah satunya dengan dukungan dan kontribusi para mitra kerja, kami akan terus perkuat terciptanya ekosistem bisnis yang baik agar dapat terus menyuguhkan karya infrastruktur bermutu dan kualitas terbaik,” ungkap Suradi dikutip dalam keterangannya, Selasa (12/09/2023).

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved