SWA100

Golden Energy Mines, Fokus pada Kegiatan Operasional yang Unggul

Bonifasius, Presiden Direktur Golden Energy

PT Golden Energy Mines Tbk. menjadi salah satu perusahaan yang tetap berada di barisan pencetak kekayaan (wealth creator) tahun 2023, yang ditunjukkan dengan pencapaian Wealth Added Index (WAI) yang positif. Angka WAI-nya memang turun dibandingkan tahun lalu, dari Rp 24,69 triliun menjadi Rp 10,86 triliun. Namun, tetap saja itu merupakan pencapaian yang membanggakan. Sebab, jumlah perusahaan dalam peringkat SWA 100 2023 yang WAI-nya positif hanya 15, sedangkan tahun lalu 27.

Sepanjang lima tahun penghitungan WAI (2018-2022), kapitalisasi pasar perusahaan yang di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkode GEMS ini naik sebanyak 156,4%, dari Rp 16,18 triliun (per 1 Januari 2018) menjadi Rp 41,47 triliun (31 Desember 2022). Ini menunjukkan tren harga saham perusahaan energi ini cenderung naik.

Stern Value Management menghitung cost of equity (COE) sektor energi rata-rata 13,9% per tahun. Setelah dihitung secara harian, dihasilkan angka WAI Golden Energy sebesar Rp 10,86 triliun.

Jika investor mengapresiasi saham Golden Energy, tentunya mereka melihat kinerjanya yang kinclong. Dalam tiga tahun terakhir, kinerja keuangan Golden Energy menunjukkan tren yang bagus. Tahun 2020, membukukan pendapatan US$ 1,06 miliar, kemudian tahun 2021 sebesar US$ 1,58 miliar, dan tahun 2022 meningkat lagi menjadi US$ 2,92 miliar (naik 84,8% dibandingkan tahun sebelumnya).

Tahun 2021, produksi batu bara perusahaan ini memang menurun dibandingkan tahun 2020, dari 33,46 juta ton menjadi 29,11 juta ton. Namun, di tahun 2022 produksinya naik kembali menjadi 38,4 juta ton.

Laba bersihnya juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Di tahun 2020, Golden Energy baru mencatatkan laba bersih senilai US$ 96 juta, kemudian melonjak menjadi US$ 354 juta, dan di tahun 2022 naik ke angka US$ 696 juta.

Dan, di tahun 2022, perusahaan di Grup Sinar Mas ini telah melibatkan 1.018 pemasok lokal (95%) dalam rantai pasoknya. Maka, wajarlah investor tertarik untuk menggenggam saham perusahaan ini dalam portofolio investasinya.

Seperti apa strategi bisnis Golden Energy? Bonifasius, Presiden Direktur Golden Energy, menjelaskan, perusahaannya berfokus pada kegiatan operasional yang unggul, sehingga dapat memenuhi target produksi batu bara, termasuk penjualan batu bara ke pasar domestik dan pasar ekspor. Kemudian, menambah infrastruktur untuk mendukung peningkatan kegiatan operasional perseroan di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, Golden Energy pun terus berusaha meminimalkan dampak negatif dari kegiatan operasional dan memaksimalkan dampak positif seluruh rantai pasokan. Caranya, dengan menanamkan budaya keberlanjutan, melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Antara lain, pengembangan Desa Kenari Jaya di area Kalimantan Selatan bagi masyarakat sekitar tambang area PT Borneo Indobara, anak perusahaan perseroan. Juga berbagai program lain untuk pengembangan kemandirian masyarakat sekitar area tambang, serta program yang mendorong penurunan emisi yang dihasilkan perseroan sesuai dengan ketentuan Enviromental, Social, and Governance (ESG).

Untuk meningkatkan daya tarik saham Golden Energy bagi investor, Bonifasius mengungkapkan, perusahaan telah memenuhi ketentuan free float dari BEI pada April 2021. Sehingga, persentase saham publik semakin meningkat dan akan terus dijaga agar saham Golden Energy tetap likuid di bursa saham.

“Kami terus fokus pada kinerja operasional agar dapat mencatat kinerja keuangan yang baik, sehingga terus dapat memberikan benefit kepada pemegang saham melalui pembagian dividen,” dia menegaskan.

Di samping itu, Golden Energy juga menerapkan prinsip manajemen terbuka kepada stakeholders dan selalu memberikan informasi kejadian penting dalam perseroan. Yang tidak kalah penting, penerapan prinsip Good Corporate Governance serta proses bisnis yang mendukung keberlanjutan (sustainability) yang dijalankan secara konsisten. “Perseroan juga selalu memberikan imbal balik secara konsisten berupa pembagian dividen setiap tahunnya,” ujar Bonifasius.

Dan, dalam beberapa tahun terakhir, Golden Energy berfokus pada digitalisasi pertambangan yang dapat membantu proses operasional menjadi lebih efisien. Ada beberapa program digitalisasi di perusahaan ini, antara lain aplikasi Isafe, yakni platform untuk mengelola aspek keselamatan operasi pertambangan secara digital, penggunaan video analitik dengan teknologi artificial intelligence untuk pengawasan area tambang, dan pembangunan command center di BIB sebagai area tambang terpusat (mine control center).

Sebelumnya, untuk memperkuat bisnisnya di tambang bata bara, tahun 2018 Golden Energy mengakuisisi PT Barasentosa Lestari, perusahaan tambang di Sumatera. Barasentosa bergerak di pertambangan batu bara dengan konsesi PKP2B generasi dua.

Bonifasius menjelaskan, pihaknya mengakuisisi perusahaan tersebut dengan tujuan pertumbuhan organik dan non-organik, dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan produksi dan kinerja keuangan perseroan secara keseluruhan. Tingginya harga batu bara seperti tahun lalu tentu berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga sahamnya diapresiasi oleh investor. (*)

Kusnan M. Djawahir dan Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved