Technology

ZITTI, Sang Pendukung Andalan Resto-Resto Independen

ZITTI, Sang Pendukung Andalan Resto-Resto Independen

Kalangan pengelola resto independen selama ini menghadapi sejumlah tantangan klasik, seperti term pembayaran yang tidak masuk akal, data biaya operasional yang tak tersedia, hingga lemahnya kemampuan analitik mengenai bisnis mereka. Platform bernama Zitti hadir untuk memberikan solusi.

Dante DiCicco, Co-Founder & CEO Zitti Inc.

Bisnis restoran merupakan salah satu jenis bisnis yang cukup terdampak dengan terjadinya pandemi Covid-19. Maklum, karena pada saat pandemi itu diterapkan kebijakan pembatasan kerumunan dan aktivitas sosial masyarakat –kebijakan yang diterapkan di berbagai negara.

Bersamaan dengan itu, berkembanglah teknologi digital pendukung ataupun sejumlah startup di bidang layanan yang terkait dengan resto dan kuliner. Terutama, untuk layanan manajemen pemesanan dan manajemen inventori.

Seiring dengan meredanya pandemi, berkat cukup suksesnya program vaksinasi di banyak negara, bisnis resto terlihat mulai kembali bergairah. Serupa halnya dengan industri transportasi massal dan perhotelan.

Kendati begitu, mengelola biaya penyediaan bahan makanan –salah satu porsi belanja terbesar bisnis resto selain biaya tenaga kerja‒ tetap saja masih menjadi tantangan besar bagi pemilik atau pengelola resto, khususnya mereka yang mengelola gerai resto independen (bukan dalam format chain stores) yang umumnya juga berskala bisnis masih relatif kecil.

Seberat apa pun tantangan yang dihadapi industri resto, publik di Amerika Serikat tampaknya tak bisa lepas dari kebutuhan terhadap sektor ini. Laporan State of Industry Report tahun 2022 yang dikeluarkan the National Restaurant Association mengungkapkan, sebanyak 63% orang dewasa di AS menilai resto penting bagi gaya hidup mereka. Hal serupa juga dirasakan generasi di bawahnya, yakni 75% kelompok milenial dan 70% Gen Z, yang menganggap esensialnya kehadiran resto.

Nah, Dante DiCicco berupaya menangani masalah yang dihadapi industri resto, terutama kalangan pengelola resto independen, dengan pendekatan khas: sebagai orang resto (restauranteur). Dia telah menyaksikan gerai-gerai resto Italia milik orang tuanya harus berjibaku keras selama krisis ekonomi 2007-2008, juga ketika pandemi Covid-19 menerpa dunia (terutama di kurun 2020-2022).

Menurut DiCicco, pandemi memang memberikan tantangan baru bagi kalangan resto lokal. Namun, sesungguhnya selama sekian dekade, industri resto menghadapi persoalan term pembayaran yang dianggap tidak masuk akal dan sistem pengadaan yang sudah ketinggalan zaman, sehingga membutuhkan peningkatan kapabilitas.

“Saya tumbuh ikut menyaksikan bagaimana orang tua saya berakrobat mengelola proses bisnis yang berbasis kertas dan berjuang menjaga cash flow agar mampu bertahan,” ungkap alumnus Jurusan Geological and Earth Science Stanford University itu.

Dia menyadari bisnis resto butuh teknologi untuk memperbaiki proses bisnisnya, termasuk ketika akan membuka gerai resto baru dan menjalin kerjasama dengan para mitra pemasok bahan makanannya (food suppliers). Untungnya, dia cukup memahami soal teknologi digital, karena sebelumnya bekerja sebagai eksekutif Snap; dialah yang memimpin aspek pertumbuhan revenue internasional perusahaan ini.

DiCicco kemudian memanfaatkan pengetahuan tersebut, dan menggandeng Erek Benz, Co-Founder CREXi, real-estate marketplace. Keduanya mengembangkan platform yang kemudian diberi nama Zitti Inc. (www.zitti.com), untuk membantu gerai-gerai resto independen.

Tujuannya, resto-resto independen itu memiliki dukungan yang sama, bisa memanfaatkan teknologi, dan dapat bersaing dengan resto-resto berjaringan besar (large chains). Moto bisnisnya, sebagaimana tertulis di situs web-nya: “Making the food supply chain work for everyone”.

Tak mengherankan, misi utama Zitti antara lain membangun komunitas kalangan resto independen untuk sama-sama belajar dan tumbuh, terutama dengan memberikan kapabilitas untuk bersaing dengan jejaring resto besar. DiCicco mengungkapkan, kalangan jejaring resto besar selama ini punya keunggulan kompetitif dibandingkan gerai-gerai resto independen, karena bisa mengikat kesepakatan (deal) distribusi skala besar, sehingga dapat menurunkan biaya pasokan dan bahan pangan yang dipesan.

Selain itu, jaringan resto besar selama ini juga punya keunggulan dalam hal memiliki akses data/informasi dan kemampuan analitik datanya. Maklumlah, mereka umumnya sudah punya orang yang bertanggung jawab sebagai chief financial officer (CFO), didukung bagian keuangan tersendiri, bahkan ada yang sudah menyewa firma akunting. Sebaliknya, di resto-resto independen, umumnya hampir semua urusan dikendalikan oleh seorang manajer tunggal (single manager), yang harus berjibaku memikirkan tanggung jawab front office dan back office.

Nah, berkat peran Zitti, kini order-order dari resto-resto kecil akan dikonsolidasikan dalam suatu platform tunggal, sehingga secara keseluruhan biaya pasokan resto-resto independen yang bergabung juga akan turun. “Sangat mungkin pula bagi kami me-leverage kekuatan belanja kolektif kami,” kata DiCicco percaya diri.

Lalu, dengan peran Zitti sebagai platform finansial holistik, segala urusan keuangan tak perlu lagi diurus dengan memeriksa banyak kertas, cukup dari satu platform itu saja. Selain itu, dengan adanya kemampuan analitik, para pengelola resto independen yang menjadi penggunanya juga bisa mendapatkan kemampuan analitik data, sebagaimana dimiliki jejaring resto besar.

Apa yang dikembangkan oleh DiCicco dan Benz pada dasarnya adalah sebuah fintech startup, khususnya dengan peran sebagai payment platform, yang mampu menyederhanakan transaksi di antara kalangan resto dan para pemasok bahan makanan. Caranya, melalui tools untuk pembayaran, credit system, perbandingan harga (price comparison), dan kemampuan untuk menemukan vendor (vendor discoverability) secara optimal. “Optimisasi harga bahan makanan adalah masa depan bisnis restoran,” kata DiCicco meyakini.

CEO Zitti Inc. itu menyebutkan, kebanyakan emerging technology yang sudah dimanfaatkan di dunia resto berfokus pada manajemen pemesanan dan inventori, tapi kurang dalam hal business intelligence untuk membantu kalangan resto membuat keputusan belanja yang lebih cerdas.

DiCicco juga menyebutkan, pendekatan Zitti memang berbeda dengan pemain fintech lain yang mencoba memperbaiki suatu sistem pembayaran vendor resto yang kompleks. Zitti memilih menjadi solusi yang menyederhanakan dan memberdayakan rantai pasok pangan secara keseluruhan.

“Platform kami akan menghemat waktu dan uang para pemilik resto, para manajer resto, dan juga para vendor food service,” kata DiCicco. Cakupannya, menyediakan manajemen tagihan (invoice) berbasis komputasi awan (cloud service), insight mengenai pola belanja dan mekanisme belanja yang tidak efisien, serta proses pembelian yang lebih simpel.

Zitti juga boleh dibilang merupakan platform pembayaran dan kredit yang pertama dari jenisnya, yang dibangun untuk mentransformasi pola operasi industri makanan. Melalui platform Zitti, resto-resto kecil-menengah dan para pemasok layanan/produk pangan bisa mendapatkan suatu pengalaman yang relatif sama seperti dirasakan oleh jaringan resto besar.

Zitti diluncurkan ke publik pada Maret 2022, setelah memperoleh dana sebelum seed investment senilai US$ 4 juta pada akhir 2021. Gerai resto DiCicco dan keluarganya merupakan pelanggan awal Zitti.

Sejak akhir 2022, Zitti mulai menarik bayaran (charging) dari pelanggan yang menggunakan layanan/produknya, yakni US$ 150 per bulan untuk per lokasi gerai resto. “Ada perkembangan yang bagus seiring dengan langkah kami meningkatkan upaya penjualan,” kata DiCicco.

Dia mengklaim nilai uang yang dihemat dari biaya pangan (food cost) jauh melebihi tarif yang dikenakan pihaknya, sehingga skema ini bisa diterima dengan baik. “Kami telah mencatat angka yang signifikan dari pilot group menjadi pelanggan kami,” katanya.

Untuk pengembangan lebih lanjut, untungnya Zitti telah didukung dana sebesar US$ 3,5 juta yang diperoleh dari penghimpunan dana seed round, yang dipimpin oleh Oceans Ventures dan Serena Ventures. Didukung juga oleh Crossbeam, investor pre-seed-nya. Dengan demikian, secara total perusahaan rintisan ini telah menghimpun US$ 7,5 juta sejak DiCicco dan Benz menjalankan perusahaan ini pada 2021.

“Dukungan dari para investor, pemilik resto, dan veteran industri pangan top menunjukkan besarnya harapan terhadap peran Zitti,” kata DiCicco.

“Platform kami akan menghemat waktu dan uang para pemilik resto, para manajer resto, dan para vendor food service.”

Dante DiCicco, Co-Founder & CEO Zitti Inc.

Zitti merupakan satu-satunya perusahaan fintech yang dibangun oleh seorang restaurateur untuk para restaurateur –di samping juga untuk para pemasok bahan dan layanan pangan. Memang, seperti sudah disinggung, DiCicco, selain pernah menjadi eksekutif di perusahaan rintisan Snap, juga seorang pebisnis resto yang berasal dari keluarga pemilik resto. Karena itu, dia dipercaya para investor punya pengalaman dan pengetahuan tangan pertama mengenai tantangan yang dihadapi industri ini.

“Potensi pasar Zitti sangatlah besar,” ujar Ryan Morgan, Managing Director Crossbeam Venture Partners, salah satu investor Zitty. Morgan menyebutkan, saat ini ada lebih dari 900 ribu resto dan nilai lebih dari US$ 240 miliar dalam bisnis pasokan makanan domestik AS.

“Dengan latar belakang yang unik dan keahlian istimewa, tim Zitti paham bagaimana teknologi dapat meningkatkan performa industri makanan,” kata Morgan. Ia menambahkan, Zitti dapat memberi para pemilik resto situasi peace of mind yang sebelumnya tak tersedia.

Selain dari Crossbeam, Zitti juga memperoleh dana dari Vera Equity dan Broadhaven Ventures. Juga dari sejumlah investor individu yang bergerak di bidang keuangan, teknologi, dan resto. Antara lain, sejumlah eksekutif dan alumni Snap, Donald Moore (mantan Chief Culinary Officer Cheescake Factory, Rodney Williams (mantan CEO Belvedere Vodka), Michael Tannenbaum (COO Brex), Jeff Cruttenden (Co-Founder Say and Acorns), Andy Cohen (mantan SVP Sales Bill.com), dan Chris Camp (VP Sales DoorDash).

Peran penting Zitti pun dirasakan kalangan pemasok bahan pangan. Mendocino Farms merupakan salah satu pelanggan awalnya. “Zitti telah mentransformasi tahun-tahun awal Mendocino Farms,” ujar Mario Del Pero, Co-Founder dan anggota direksi Mendocino Farms.

“Memperoleh akses untuk sistem pembayaran yang simpel dan pasar yang berkembang telah menghemat hari-hari sibuk kami,” katanya. “Zitti akan mendisrupsi industri restoran dengan cara ‘win-win’, yang merupakan hal bagus bagi para mitra vendor pangan dan kalangan resto,” tambahnya.

Menurut DiCicco, pendanaan yang sudah digaet akan dipakai untuk pengembangan teknologi terkini, misalnya artificial intelligence (AI) dan teknologi otomasi yang akan ditambahkan pada platform Zitti, serta penambahan fitur-fitur inovatif pada platformnya. Salah satu targetnya adalah untuk dapat menunjukkan perubahan pricing secara real time, kemudian menggunakan teknologi AI untuk memprediksi bagaimana harga sebuah produk tertentu akan dikenakan di tahun-tahun mendatang.

Sejauh ini, DiCicco menyebutkan, ada fitur yang relatif paling berdampak (most impactful), yakni sistem kredit untuk memitigasi isu cash flow bagi kalangan resto, dan memungkinkan para pemilik resto untuk memperoleh keuntungan berupa diskon pembayaran dini (early payment) ketika memesan barang. “Kami mengombinasikan sistem pembayaran, data dan insight, serta kredit dalam satu platform. Kesemuanya itu sangat terkoneksi karena penting untuk menghubungkan faktor-faktor itu secara bersamaan,” katanya.

Hingga awal tahun 2023, Zitti masih berfokus pada melayani pasar kawasan Southern California dan Chicago, serta memasuki Austin. “Langkah berikutnya adalah berekspansi ke pasar-pasar baru, tapi akan kami lakukan dengan pendekatan kota-demi-kota,” kata DiCicco.

Hal itu, menurutnya, penting, seiring dengan pengembangan dari sisi kalangan resto dan pemasok. Sebab, Zitti bisa meningkatkan kemampuan market intelligence dan pricing intelligence-nya. (*)

Sekilas Profil Zitti

–Nama perusahaan rintisan : Zitti Inc.

–Situs web : www.zitti.com

–Pendiri : Dante DiCicco (berperan sebagai CEO) dan Erek Benz

–Mulai beroperasi ke publik : Maret 2022

– Bidang bisnis : sebagai platform keuangan holistik dan food supply chain untuk kalangan resto independen dan penyedia/pemasok food service

–Fitur andalan : payment system, credit system, price comparison, vendor discoverability, data analytics (dan menyusul fitur berbasis AI)

–Pendanaan yang diperoleh : total US$ 7,5 juta

–Investor penting : Crossbeam Ventures, Vera Equity, Broadhaven Ventures, Ocean Ventures dan Serena Ventures

–Personel penting : Dante DiCicco (Co-Founder & CEO), Erek Benz (Co-Founder), Brian Weichel (VP Engineeering), Chris Reid (Director of Supply Chain), Dexter Peak (Director of Sales), Perrin Legg (Director of Product Design), Joni Taisey (Director of Growth)

–Potensi pasar : lebih dari 900 ribu restoran dan lebih dari US$ 240 miliar bisnis pasokan makanan di AS

Joko Sugiarsono

Bahan riset: Armiadi Murdiansah (dari berbagai sumber)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved