PTBA dan UGM Kerja Sama Tingkatkan Nilai Tambah Batubara
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyepakati kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, konsultasi, dan penelitian. Ruang lingkup kerja sama ini antara lain pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan teknologi dan pemanfaatan batu bara, yang ditujukan dalam rangka peningkatan nilai tambah batu bara dan penguatan ketahanan energi serta industri dalam negeri.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail menerangkan bahwa PTBA sedang menjalankan transformasi menuju perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Perusahaan juga mendukung kebijakan Pemerintah yang mendorong peningkatan nilai tambah.
“Kolaborasi dengan UGM dalam pengembangan teknologi dan pemanfaatan batu bara ini sangat penting untuk memperkuat ketahanan energi dan menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Dukungan dari perguruan tinggi dapat menyukseskan transformasi PT Bukit Asam Tbk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan,” kata Arsal.
Menurut Arsal dibutuhkan inovasi dalam teknologi dan pemanfaatan batu bara. Untuk itu pihaknya menggandeng lembaga pendidikan, dalam hal ini UGM untuk bekerja sama.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset dan Sistem Informasi UGM Arief Setiawan Budi Nugroho menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan PTBA yang memilih UGM sebagai salah satu partner dalam bidang penelitian, konsultasi, penyusunan kebijakan dan kajian-kajian.
Dengan kepercayaan dari PT Bukit Asam Tbk, Arief berharap pihaknya dapat mengaplikasikan keilmuan yang dimiliki dan memanfaatkan hasil-hasil kajian untuk pengembangan keilmuan, terutama dalam bidang mineral dan batubara. Sehingga penelitian-penelitian yang dilakukan bisa memberi nilai tambah dari produk tambang.
“Kami tidak ingin universitas riset yang hasilnya hanya berupa publikasi saja. Kami ingin hasil riset juga bisa diaplikasikan dan bermanfaat bagi bangsa,” ujar Arief usai penandatanganan MoU.
Sepanjang Semester I 2023 total produksi batubara PTBA mencapai 18,8 juta ton, tumbuh 18% dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 15,9 juta ton. Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 19% menjadi 17,4 juta ton. Pada Semester I 2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 7,1 juta ton atau naik 37% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 57%.
Berbagai hal yang menjadi tantangan bagi Perseroan pada tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga batubara ICI-3 menurun sekitar 48% dari US$138,5 per ton pada Juni 2022 menjadi US$72,63 per ton pada Juni 2023. Di sisi lain, Harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id