Trends

IFC Investasi $15 Juta di Tawada Healthcare

Euan Marshall, IFC Country Manager untuk Indonesia dan Timor-Leste (kiri) dan Satrija Sumarkho, Chief Executive Tawada Healthcare (kanan) pada acara penandatangan MoU investasi senilai US$ 15 juta.

International Finance Corporation (IFC) melakukan investasi hingga US$15 juta di PT Tawada Healthcare (Tawada Healthcare) untuk mendukung bisnis distribusi alat kesehatan dan perlengkapan medis Tawada Healthcare dan memungkinkan perusahaan untuk memperluas operasinya di bidang manufaktur. Investasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat Indonesia ke layanan kesehatan yang lebih terjangkau, dengan memberikan dorongan signifikan bagi industri layanan kesehatan dan alat kesehatan di Indonesia.

Perjanjian ini menandai langkah pertama yang diambil dalam rangkaian kerjasama yang dimulai dengan nota kesepahaman (MoU) antara IFC dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. MoU tersebut mencakup komitmen untuk mengidentifikasi peluang investasi yang dapat mendukung industri farmasi, vaksin, dan teknologi medis, sekaligus memperkuat ketahanan dalam sektor kesehatan di Indonesia. Investasi dari IFC, dalam bentuk ekuitas, memungkinkan Tawada untuk mengembangkan bisnis distribusinya, sekaligus menyediakan modal untuk pembangunan fasilitas manufaktur baru di Jawa Tengah.

“Indonesia masih tertinggal dari sebagian besar negara lain dalam hal akses ke layanan kesehatan yang berkualitas. Pandemi COVID-19 telah mengubah pola pikir masyarakat, dengan negara menyadari perlunya menjamin akses kesehatan bagi rakyat untuk memenuhi impiannya menjadi negara maju pada tahun 2045,” ujar Satrija Sumarkho, Chief Executive Tawada Healthcare, pemasok peralatan kesehatan dan medis, mewakili lebih dari 45 merek terkenal di seluruh dunia, termasuk Abbott, Leica, Olympus, dan Baxter.

Tawada Healthcare saat ini dimiliki oleh PT Triputra Berjaya dan Capsquare Asia Partners. Memasarkan dan mendistribusikan perlengkapan medis kepada lebih dari 6.000 pelanggan di seluruh Indonesia, termasuk rumah sakit, pusat kesehatan, dan laboratorium di seluruh Indonesia.

Pemerintah, menurut Satrija, telah mengalokasikan investasi untuk membangun lebih banyak rumah sakit dan klinik, membeli peralatan medis yang berkualitas, membentuk tenaga kerja tenaga kesehatan yang berkualifikasi, dan memberikan insentif kepada sektor swasta untuk membangun industri medis lokal. Sektor swasta juga tanpa henti membangun lebih banyak rumah sakit. “Dengan investasi IFC, serta jaringan dan infrastruktur yang dimiliki Tawada, kami yakin dapat memainkan peran yang signifikan dan penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia,” tutur Satrija.

Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam dampak kesehatan selama dua dekade terakhir, namun masih menghadapi beberapa tantangan utama. Kurangnya kapasitas produksi yang terjangkau dan berkualitas tinggi menjadi hambatan dalam produksi peralatan dan perangkat medis lokal, sementara saluran distribusi yang belum cukup berkembang membatasi kemampuan untuk menjangkau segmen yang kurang terlayani di daerah terpencil.

Dengan meningkatkan produksi lokal dan memperbaiki distribusi alat kesehatan, investasi dari IFC diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan, terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang terlayani, serta meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan dengan memastikan pasokan alat kesehatan yang stabil dan dapat diandalkan.

“Investasi yang kami umumkan hari ini menunjukkan bahwa kami telah mewujudkan komitmen kami, yang pada akhirnya akan memberikan dampak kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia,” ujar Euan Marshall, IFC Country Manager untuk Indonesia dan Timor-Leste.

Dengan investasi ini, IFC akan secara langsung berkontribusi dalam mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh sektor kesehatan, terutama yang berkaitan dengan manufaktur dan distribusi, yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan memberikan tekanan besar pada sistem layanan kesehatan di Indonesia.

Investasi ini, yang sejalan dengan kebijakan lokal yang diberlakukan pada tahun 2021 oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan Indonesia dalam menghadapi darurat kesehatan dengan menyediakan pasokan barang medis lokal dan dengan demikian mengurangi kerentanan terhadap gangguan dalam rantai pasokan global.

Menurut Euan Marshall, hal itu juga sejalan dengan strategi IFC di Indonesia, termasuk perlunya mengatasi kesenjangan akses yang masih ada di daerah-daerah terpencil, dan selaras dengan pendekatan Bank Dunia untuk mengatasi dampak buruk pandemi terhadap sumber daya manusia, membangun ketahanan untuk menghadapi berbagai guncangan, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif.

MoU antara IFC dan Kementerian Kesehatan Indonesia, yang ditandatangani pada bulan Mei, mencakup peluncuran Program Indonesian Health Sector Growth. Dalam program ini, IFC berkomitmen untuk mendukung perusahaan-perusahaan Indonesia di sektor kesehatan melalui layanan konsultasi dan pembiayaan. Selain itu, IFC juga sepakat untuk memfasilitasi investasi langsung asing di sektor kesehatan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved