Bank DBS

Bank DBS Indonesia Dukung Keberlanjutan Lewat Indonesia Sustainability Council

Oleh Editor
Ki-ka: Chief Sustainability Officer DBS Group Helge Muenkel, Country Project Manager for Indonesia Sustainability Council Aileen Tania Handayani, dan Chairman Indonesia Sustainability Council PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie.

Sulit dimungkiri besarnya komitmen Bank DBS Indonesia terhadap isu keberlanjutan dan dekarbonisasi. Lihat saja, pada 28 Agustus 2023, mereka memperkenalkan Indonesia Sustainability Council (ISC).

ISC adalah dewan yang bertujuan membantu mengarahkan strategi serta rencana aksi Bank DBS Indonesia dalam menghadapi tantangan terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, dan governance/ESG). Dalam menjalankan tugasnya, ISC akan berkoordinasi dengan upaya-upaya berkelanjutan yang dilakukan DBS Group secara keseluruhan. Termasuk melibatkan Group Sustainability Council dan dewan-dewan keberlanjutan lainnya yang beroperasi di lima pasar utama DBS Group di luar Singapura.

Komitmen Bank DBS Indonesia terhadap isu keberlanjutan merupakan cerminan sikap induknya. Dalam urusan sustainability, DBS Group memang sangat serius dan menunjukkan tekad kuat untuk berkontribusi secara nyata dalam hal tanggung jawab sosial dan lingkungan, sekaligus mengatasi perubahan iklim global.

Pada September 2022, misalnya, DBS Group menerbitkan panduan “Our Path to Net Zero” (Panduan Menuju Nol Emisi) dan menetapkan target ambisius untuk mencapai nol emisi pada emisi pembiayaannya (Cakupan/Scope 3).

Dalam panduan tersebut, DBS Group fokus menggarap sembilan sektor yang menjadi prioritas upaya keberlanjutannya. Sembilan sektor ini meliputi aviasi, otomotif, properti, industri kimia, pertanian dan pangan, minyak dan gas, energi, industri baja, serta pelayaran. Ke-9 sektor ini dipilih karena menjadi penghasil karbon terbesar dalam ekonomi riil dan secara kolektif menyumbang sebagian besar emisi gas rumah kaca global.

Sebelumnya (2020), DBS Group juga telah meluncurkan Sustainable and Transition Finance Framework untuk menjawab permintaan yang terus meningkat di bidang pembiayaan transisi di Asia.

Kendati transisi ke energi terbarukan di Asia terhitung sangat kompleks, di antaranya karena pertimbangan sosio-ekonomi, DBS Group menaruh perhatian tinggi. Maklum, lebih dari 140 negara yang mengumumkan –atau sedang mempertimbangkan target nol karbon–, 25 di antaranya berada di Asia, dengan komitmen yang mencakup sekitar 47% emisi global.

Korporasi di Asia juga mengalami kemajuan dalam berkomitmen atau menetapkan target dekarbonisasi berbasis sains. Dari hanya 60 perusahaan pada tahun 2019, kini terdapat lebih dari 1.000 perusahaan di tingkat regional –mewakili seperempat penandatangan secara global– yang menetapkan hal serupa.

Dengan visi menjadi “Best Bank for A Better World” melalui tiga pilar keberlanjutan, yaitu Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking, DBS Group terjun ke pembiayaan transisi secara komprehensif. Pembiayaan transisi itu sendiri menjadi bagian dari pembiayaan berkelanjutan yang digalakkan DBS Group.

Tepatnya, mereka mengucurkan pembiayaan berkelanjutan dalam beberapa jenis: pinjaman hijau, pinjaman energi terbarukan, pinjaman keberlanjutan, dan pinjaman transisi. Tercatat, hingga akhir 2022, DBS Group telah mengucurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar S$ 61 miliar, melebihi target S$ 50 miliar dua tahun sebelumnya.

Di Indonesia, per Juli 2023, DBS Group melalui DBS Indonesia telah mengucurkan pembiayaan keberlanjutan –termasuk transition loan– sebesar Rp 4 triliun, meningkat 253% dibandingkan tahun lalu. Pembiayaan ini mayoritas disalurkan untuk sektor real estate, energi terbarukan, industri manufaktur, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Indonesia memainkan peran penting dalam mengakselerasi dekarbonisasi di Asia karena Indonesia saat ini menjadi negara dengan aktivitas batu bara terbanyak,” ungkap Helge Muenkel, Chief Sustainability Officer DBS Group.

Menurut Muenkel, DBS Group aktif dalam pembiayaan transisi karena jenis pembiayaan ini merupakan faktor pendorong utama bagi perusahaan dalam beralih dari brown energy ke green energy.

“Karenanya, pembiayaan transisi harus menjadi bagian dari rangkaian instrumen keuangan, termasuk blended finance, untuk memungkinkan pembangunan berkelanjutan. Kemampuan kami untuk mengurangi financial emissions merupakan bagian dari keberhasilan upaya dekarbonisasi nasabah kami, dan kami berkomitmen untuk mendampingi mereka selama proses tersebut,” dia menegaskan.

“Di Indonesia, kami memang melihat peluang untuk menjalankan agenda keberlanjutan sangat besar melalui berbagai solusi pembiayaan,” Kunardy Lie, Chairman Indonesia Sustainability Council PT Bank DBS Indonesia, menimpali.

Kunardy juga menjelaskan, Bank DBS Indonesia meyakini bahwa kemitraan yang kolaboratif dan strategis di antara para pelaku industri dan pembuat kebijakan akan menginspirasi serta menciptakan lebih banyak praktik berkelanjutan serupa untuk mengatasi isu-isu ESG. Sekaligus juga menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.

Itulah sebabnya, dia meyakini ISC akan memainkan peran sentral dalam mengatasi tantangan keberlanjutan. “Sebab, dengan konektivitas kami di Asia dan keahlian kami dalam pembiayaan transisi, kami akan membantu mempercepat proses dekarbonisasi perusahaan,” katanya.

Yang menarik, sejauh ini, bukan hanya di sisi pembiayaan berkelanjutan yang digalakkan Bank DBS Indonesia. Mereka juga aktif di sisi sosial, seperti kerja sama dengan startup dan wirausaha sosial untuk menghadirkan solusi bagi isu-isu lingkungan dan sosial yang komprehensif.

Salah satunya, mengoordinasikan pengelolaan sampah organik dengan mitra wirausaha sosial untuk kampanye #MakanTanpaSisa. Lalu, lewat DBS Foundation Grant Program 2022, memberikan dana hibah kepada wirausaha sosial Waste4Change, Tridi Oasis, dan SukkhaCitta untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dan dampak positif yang mereka ciptakan.

Dengan keaktifan Bank DBS Indonesia di segala lini ini, peran ISC pun menjadi penting. Menurut Kunardy, ISC akan membantu Bank DBS Indonesia memainkan peran dan memberikan contoh nyata bagaimana sektor keuangan tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved