Jurus Jennike Veronika dkk. Berbisnis Gelato

Jennike Veronika, Co-founder Vilo Gelato.
Jennike Veronika, Co–founder Vilo Gelato.

Syahdan, Jennike Veronika bersama dua sahabatnya iseng-iseng mengolah gelato, es krim yang formulasinya lebih banyak susu. Jennike, yang memang penggemar es krim, memformulasikan gelato yang sarat kandungan gizi karena komposisi bahannya didominasi susu.

Kemudian, mereka bersepakat mendirikan Vilo Gelato. Ketiga sahabat ini tak ada yang berpengalaman di bisnis makanan dan minuman. Jennike, misalnya, berpendidikan akuntansi dan berkarier sebagai profesional di bidang pemasaran dan periklanan.

Kendati demikian, trio entrepreneur ini tak ciut nyalinya untuk menguras dana dari tabungan masing-masing sebagai modal mendirikan Vilo Gelato. Pada 2017 mereka memberanikan diri membuka gerai perdana di Taman Ratu Indah, Green Ville, Jakarta Barat. Gerai ini adalah hasil menyulap sebuah garasi, milik salah satu pendiri Vilo Gelato.

Para pendiri memainkan peran masing-masing. Jennike menggarap riset dan pengembangan serta operasional. Co–founder lainnya, yang berbisnis digital printing, berkontribusi memproduksi katalog menu serta merancang interior dan eksterior gerai Vilo Gelato yang sedap dipandang mata untuk kaum muda, dewasa, dan anak-anak.

Pada tahap awal, mereka menyajikan menu gelato dalam scoop (sendok). Target konsumen adalah segmen menengah. Bisnis gelato mereka sempat menukik tatkala wabah virus Corona gelombang pertama terjadi di awal 2020. Mobilitas masyarakat sangat dibatasi untuk menangkal penyebaran virus tersebut. Alhasil, tak ada konsumen yang menunjukkan batang hidungnya di gerai Vilo Gelato itu.

Jennike dkk. beradaptasi dan berkreasi agar bisnisnya terus melaju di masa pandemi. ”Kami mengubah semua produk Vilo Gelato ke dalam kemasan dan mengubah sistem penjualan menjadi sistem reseller. Pandemi membuat kami berpikir kreatif untuk tetap berjualan dan memberikan penghasilan kepada karyawan kami,” tutur Jennike, yang mengemban tugas sebagai Direktur Operasional Vilo Gelato. Di masa pandemi itu, Vilo Gelato membuka pemesanan (preorder) gelato.

Tak disangka, ada reseller yang memperoleh preorder senilai Rp 20 juta. Manajemen Vilo Gelato dan reseller berbagi tugas. Para mitra penjual menawarkan gelato ke calon konsumen. Sementara Jennike bersama pegawainya mengolah gelato, mengemasnya dalam bentuk boks, dan mengirimkannya ke pembeli. Jurus ini berhasil menjaga penjualan Vilo Gelato.

Jumlah reseller pun kian bertambah. Pada 2021, ada 70 reseller, tersebar di Bandung, Palembang, Makassar, Jakarta, Pekanbaru, Medan, dan Surabaya. Para reseller Vilo Gelato aktif bergerilya menawarkan gelato.

Di tahun itu, Jennike dan rekannya memutuskan berkekspansi dengan membuka gerai ketiga dan toko di Bandung, Jawa Barat. Setelah Palembang, Bandung merupakan Top 2 penjualan tertinggi Vilo Gelato.

Setelah wabah Covid-19 terkendali, performa penjualan reseller malah menurun. Lalu, pendiri Vilo Gelato mengubah model kemitraan. Tadinya, reseller menjual gelato dari pintu ke pintu. Kini, mereka menjual gelato ke kafé.

”Jadi, untuk kafé yang ingin menambah menu bisa menghubungi Vilo Gelato dan kami akan menyediakan gelato dengan branding Vilo. Kami juga punya layanan wholesale dalam bentuk ember. Namun, pengembangan dan konsentrasi kami saat ini lebih banyak ke outlet dibandingkan reseller ataupun wholesale,” tutur Jennike.

Untuk memanjakan penikmat gelato, mereka rajin menambah varian menu. Saat ini, ada 230 varian menu gelato. Setiap 3-4 bulan sekali ada 10-15 varian terbaru yang disodorkan ke konsumen. Keberagaman varian menu ini diklaim Jennike sebagai pembeda Vilo Gelato dari produk sejenis. Inovasi berikutnya, akan meluncurkan gelato stick, sandwich, cake, astor, dll.

Selain itu, Vilo Gelato pun rajin berkolaborasi dengan pemilik brand. “Setiap bulan, kami berkolaborasi dengan brand. Saat ini, kami berkolaborasi dengan Kapal Api dan Oatly. Sebelumnya, kami pernah berkolaborasi dengan berbagai brand lokal, seperti Tango, Orang Tua, dan Extra Joss, serta brand international seperti Baileys yang menciptakan gelato dengan rasa alkohol,” Jennike mengungkapkan.

Vilo Gelato berencana menambah enam gerai pada 2023-2024. Tahun ini, mereka segera membuka gerai di gedung perkantoran dan supermarket di Jakarta. Tahun depan, membuka gerai di Palembang dan Makassar. Hingga Juli 2023, Vilo Gelato mengelola 24 gerai yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Vilo Gelato mengepakkan sayap bisnis karena didorong pertumbuhan kuantitas penjualan per tahunnya. Jennike tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya tatkala mengisahkan hal ini.

“Volume penjualan Vilo Gelato tumbuh enam kali lipat dari pertama kali hingga sekarang. Di tahun 2021-2023, volume penjualannya naik 3-4 kali lipat per tahun,” katanya.

Pengembangan bisnis ini disokong 320 karyawannya. Sebagian besar karyawan adalah pegawai paruh waktu. Sebanyak 50 orang adalah staf atau pegawai penuh waktu Vilo Gelato. (*)

Anastasia Anggoro Suksmonowati & Vicky Rachman

Riset: Ayusha Sitepu

www.swa.co.id

# Tag