Trends

OJK Perluas Akses Keuangan Kaum Difabel di Bali

Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu

Sejalan dengan komitmen untuk memberikan akses keuangan yang setara bagi kaum difabel, none left behind, inklusi yang inklusif, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara melaksanakan kegiatan capacity building memberdayakan masyarakat difabel, baik tuna rungu maupun tuna wicara untuk Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) tunarungu Desa Bengkala, Singaraja, Bali yang sering dikenal dengan sebutan ‘kolok’.

Kaum difabel, menurut Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu, juga berkontribusi pada perekonomian daerah, sebab mayoritas warga ‘kolok’ Desa Bengkala merupakan bagian dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Peningkatan kapasitas dari UMKM kaum difabel di Desa Bengkala bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perdesaan. Melalui peningkatan kapasitas UMKM kaum difabel di Desa Bengkala diharapkan kualitas hasil tenun yang dihasilkan akan meningkat sehingga akan mempermudah untuk mendapatkan pendanaan dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) untuk mengembangkan usaha yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya” kata Kristrianti.

Desa Bengkala merupakan pilot project dari program Generic Model Ekosistem Keuangan Inklusif (GM EKI) di Provinsi Bali yang digagas oleh OJK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta mewujudkan keuangan inklusif di wilayah pedesaan.

Hasil survei dan pendalaman potensi ekonomi di Desa Bengkala, OJK memukan bahwa terdapat potensi kaum difabel untuk menghasilkan sebuah produk tenun ikat. Peningkatan kapasitas penenun difabel yang tergabung dalam KEM Kolok Desa Bengkala akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Desa Bengkala. Selain industri tenun, terdapat beberapa industri lain yang juga berkembang di Desa Bengkala yaitu industri dupa, industri jamu dan industri ingka.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas penenun dan hasil tenun, OJK melakukan aliansi strategis dengan menghubungkan penenun ‘kolok’ dengan off taker untuk memasarkan hasil tenun dari KEM Kolok Desa Bengkala. Kegiatan capacity building ini melibatkan Pertenunan Werdhi Budaya sebagai off taker hasil tenun yang dihasilkan KEM Kolok Desa Bengkala yang akan dilaksanakan pada tanggal 2- 8 Oktober 2023 di rumah produksi Pertenunan Werdhi Budaya Klungkung.

Anak Agung Oka Wisnu, pemilik Pertenunan Werdhi Budaya menilai masih perlu peningkatan kualitas kain tenun yang dihasilkan baik dari segi pengerjaan maupun kualitas bahan yang digunakan. “Kami akan membantu penenun ‘kolok’ Desa Bengkala untuk terus meningkatkan kualitas hasil tenun yang dihasilkan sehingga akan diterima luas oleh pembeli di pasar baik domestik maupun mancanegara. Kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen kami untuk berbagi kepada sesama agar dapat mendukung perekonomian dan kreativfitas penenun difabel,” ujar Anak Agung Oka.

Perbekel Bengkala, I Made Astika, berharap dengan terlaksananya kegiatan ini, kemampuan penenun difabel dari Desa Bengkala akan meningkat dan menghasilkan hasil tenun yang diterima oleh pasar serta hasil tenun yang dihasilkan memiliki ciri khas tertentu yang hanya ditemukan di penenun ‘kolok’ Desa Bengkala.

Setelah penenun ‘kolok’ dapat meningkatkan hasil produksi dan pemasarannya melalui pelatihan secara intensif, PT BPD Bali berkomitmen untuk membantu penenun ‘kolok’ Desa Bengkala dalam mempermudah akses permodalan untuk dapat meningkatkan skala usahanya. “OJK berkomitmen untuk terus meningkatkan pengembangan potensi ekonomi daerah dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga, PUJK, serta pemangku kepentingan lainnya. Pendalaman akses keuangan masyarakat juga menjadi fokus utama OJK, termasuk akses keuangan bagi masyarakat difabel,” ujar Kristrianti menegaskan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved