Management

TransNusa Bentangkan Sayap di Bisnis Penerbangan LCC Premium

Bayu Sutanto, Direktur Utama TransNusa.
Bayu Sutanto, Direktur Utama TransNusa.

Mengambil langkah untuk beradaptasi dengan tren industri penerbangan dan perkembangan pariwisata yang telah pulih, PT TransNusa Aviation Mandiri mereposisi bisnisnya, dengan mengubah model bisnis untuk menyasar segmen pengguna layanan low cost carrier (LCC). Sebagai bagian dari langkah tersebut, tidak tanggung-tanggung, TransNusa membeli sejumlah pesawat jet penumpang buatan perusahaan Tiongkok, Commercial Aircraft Corporation of China Ltd. (COMAC) tipe ARJ21-700.

Jika menilik ke belakang, TransNusa awalnya melayani penerbangan carter sejak 2005 melalui kerjasama dengan maskapai penerbangan lain, seperti Trigana Air, Aviastar, dan Sriwijaya Air. Seiring berjalannya waktu, TransNusa kemudian memiliki sendiri sertifikasi AOC (Air Operator’s Certificate) dan izin penerbangan komersial sejak Agustus 2011. Namun, saat itu perusahaan ini berfokus pada segmen medium service menggunakan jenis pesawat ATR untuk melayani sebagian besar Kawasan Indonesia Timur.

Pada 2017, TransNusa secara resmi tergabung ke dalam Link Asia Group setelah 49% sahamnya dibeli oleh China Aircraft Leasing Group Holding Limited (CALC). Mitra bisnisnya ini adalah perusahaan aircraft operating lessor, sehingga memudahkan TransNusa mendapat dukungan armada, manajemen aset pesawat, dan pemeliharaan pesawat.

Saat itu, TransNusa melakukan penyesuaian struktur organisasi dan jajaran manajemen baru. Kepemilikan saham 51% masih dipegang oleh Leo Budiman selaku Vice Chairman TransNusa melalui PT Panca Global International Indonesia.

Upaya TransNusa melebarkan sayap perusahaan sempat terhambat pandemi Covid-19. Maklum, sektor penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Masa pandemi tersebut dimanfaatkannya untuk berbenah mempersiapkan model bisnis baru, dengan harapan bisa menawarkan layanan yang pas di masa pascapandemi.

Menurut Bayu Sutanto, Direktur Utama TransNusa, di masa pascapandemi, segmen bisnis leisure serta visiting friends and relatives (VFR) travel merupakan segmen yang diperkirakan akan lebih cepat pulih dan tumbuh dibandingkan segmen korporasi dan pemerintahan. Setelah mengetahui segmen leisure akan tumbuh pesat, pihaknya menargetkan segmen pelanggan utama mereka, yakni kalangan menengah-atas berusia 20-45 tahun, suka traveling, tech savvy, dan tidak hanya mencari harga murah tapi juga menginginkan nilai tambah layanan.

Di samping itu, TransNusa juga melakukan resertifikasi untuk beroperasi sebagai maskapai LCC dengan pesawat jet engine jenis Airbus A320-CEO dan A320-NEO serta COMAC ARJ21-700 sebagai armada utama. “Kehadiran armada COMAC ARJ21-700 sejak Desember 2022 menjadi milestone penting dan bukti keseriusan TransNusa di sektor aviasi Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun internasional,” kata Bayu, yang bergabung sejak 2011.

TransNusa menjadi maskapai pertama di luar maskapai China dan pertama di Indonesia yang mengoperasikan ARJ21-700. “Pengoperasian COMAC ARJ21-700 merupakan langkah strategis kami dalam menghadirkan peremajaan armada sekaligus mendukung ekspansi bisnis penerbangan berkonsep LCC,” Bayu menjelaskan.

Menurutnya, spesifikasi pesawat COMAC ARJ21-700 menjadi pilihan terbaik maskapainya saat ini. Alasannya, pesawat ini menyajikan keunggulan di kelasnya, seperti perangkat modern dan tingkat keandalan dengan jelajah terbang hingga 3.700 km yang didukung dengan dua mesin General Electric CF34-10A.

“Pengoperasian COMAC ARJ21-700 merupakan langkah strategis kami dalam menghadirkan peremajaan armada sekaligus mendukung ekspansi bisnis penerbangan berkonsep LCC.”

Bayu Sutanto, Dirut PT TransNusa Aviation Mandiri

Meskipun melayani segmen LCC, TransNusa berupaya meredefinisikan identitas maskapai dengan memperkenalkan konsep terbaru perusahaan: “premium service carrier. “Kami mendefinisikan kembali diri kami sebagai premium service carrier karena kami menggunakan model bisnis baru yang menawarkan produk serta layanan yang lebih baik daripada yang umumnya ditawarkan oleh low cost carrier,” kata Bayu. “Bahkan, sebanding dengan yang disediakan oleh full service airline.

Saat ini TransNusa melayani sejumlah rute, yakni Jakarta (CGK) – Bali (DPS), Jakarta (CGK) – Yogyakarta (YIA), serta rute internasional Jakarta (CGK) – Kuala Lumpur (KUL), dan yang terbaru Jakarta (CGK) – Johor Bahru (JHB) yang terbang perdana pada 7 September 2023. Menjelang akhir 2023, TransNusa berencana membuka satu lagi rute ke Malaysia, yaitu Jakarta-Malaka, untuk memberikan calon penumpang lebih banyak pilihan destinasi.

Keberhasilan TransNusa melebarkan sayapnya semakin memperkuat portofolio maskapai di penerbangan internasional. Milestone ini juga didukung dengan kinerja positif maskapai dalam memberikan layanan secara tepat waktu (on time performance/OTP) di penerbangan Malaysia. Pada periode 23 April – 23 Juni lalu TransNusa tercatat sebagai penerbangan dengan 94% OTP dari total 312 penerbangan.

Ke depan, menurut Bayu, TransNusa akan terus melebarkan rute baru, antara lain Jakarta-Kuching, Jakarta-Kota Kinabalu, Jakarta-Guangzhou, Jakarta-Shenzhen, Denpasar-Perth, serta Denpasar-Melbourne. Hal ini juga akan diikuti dengan penambahan jumlah armada, baik dari Airbus maupun COMAC.

“Kami terus berkomitmen dan konsisten dengan menyediakan kualitas layanan yang dibutuhkan penumpang, yakni harga yang wajar, kenyamanan, ketepatan waktu, dan kebersihan,” Bayu menandaskan. “Sepanjang kami konsisten terhadap hal itu sesuai dengan segmen yang ditarget, kami optimistis dapat tumbuh di industri penerbangan Tanah Air,” katanya yakin. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved