Capital Market & Investment

Cashflow Positif Melonjak 4 Kali Lipat, RedDoorz Bidik IPO di 2027

RedDoorz, platform multibrand perhotelan dan akomodasi di Asia Tenggara, yang telah melayani lebih dari 4 juta pelanggan aktif, pada Juli 2023 berhasil menumbuhkan cash flow operasional positif hingga 4 kali lipat dari periode sebelum pandemi Covid-19. Cashflow positif ini didorong oleh efektivitas RedDoorz yang secara signifikan berhasil mengurangi tingkat cash burn rate hingga 70% Year on Year (YoY) pada semester I 2023. Hal ini sejalan dengan ambisi RedDoorz untuk mencapai grup Break Even Point (BEP) di akhir 2023.

Selama pandemi Covid-19, perhotelan menjadi salah satu industri yang mengalami kerugian terbesar karena bisnisnya mengandalkan pergerakan wisatawan. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bahkan menyebutkan sebagian besar okupansi hotel anjlok hingga 90% saat pandemi. Pelaku industri perhotelan pun melakukan berbagai macam strategi untuk bisa memulihkan bisnisnya pasca pandemi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pemulihan hotel berbintang selama periode Agustus 2022 – Agustus 2023 hanya sebesar 3-4 persen saja. Pada periode yang sama, pertumbuhan penjualan kamar RedDoorz meningkat lebih dari 3 kali lipat.

Pertumbuhan pesat pun terjadi pada jumlah properti multi-brand yang dicapai oleh Sans Hotel dan UrbanView. Sans Hotel hadir sejak 2020 dan didesain khusus untuk wisatawan milenial dan Gen-Z kini telah mencapai 50 properti. UrbanView yang memiliki desain modern dan menjadi hotel multibrand favorit kalangan menengah ke atas bahkan telah mencapai 200 jumlah properti hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun.

Berbagai peningkatan tersebut tercapai setelah RedDoorz menjalankan strategi pemulihan paska Covid-19. Antara lain, dengan melakukan efisiensi biaya operasional hingga marketing, optimalisasi penggunaan Artificial intelligent (Ai) untuk otomatisasi pelayanan, hingga fokus mengembangkan bisnis pada core market, yaitu Indonesia dan Filipina meningkatkan loyalitas wisatawan domestik di setiap negara.

Menurut Amit Saberwal, CEO RedDoorz, pascapandemi perusahaannya lebih fokus menggarap wisatawan domestik untuk menghindari resiko yang sama jika terjadi pandemi lagi. “Sebelum pandemi, banyak hotel di Asia yang mengandalkan pergerakan turis Tiongkok, namun setelah pandemi kita telah belajar untuk tidak lagi bergantung pada mereka,” ujarnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menyebut jumlah pergerakan wisatawan domestik di Indonesia sampai dengan pada pertengahan tahun 2023 sudah mencapai 433 juta orang dari target 1,2 miliar orang. “Kami yakin pergerakan wisatawan domestik ini masih akan terus meningkat sampai akhir 2023 dan diharapkan berimplikasi pada okupansi hotel RedDoorz dan multi-brand,” jelas Adil Mubarak, VP Operations & Multibrand RedDoorz Indonesia. Seiring dengan peningkatan okupansi, RedDoorz juga berhasil menambah jumlah pelanggan loyalnya.

Dengan segala pencapaian selama Semester I/2023, RedDoorz optimis bisa mencapai Group Break Even Point (BEP) pada Kuartal IV/ 2023 dan meraih EBITDA positif pada tahun 2024. Dalam tiga hingga empat tahun ke depan, jumlah properti RedDoorz pun ditargetkan mencapai 8.000. “Rencana kami berikutnya adalah bisa go public di 2027 karena kami ingin menjadi perusahaan jaringan perhotelan terbesar di Asia Tenggara,” kata Adil.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved