Personal Finance

Investasi di Tahun Politik, Instrumen Apa Yang Bisa Dipilih?

Pemilihan umum kian dekat. Masyarakat Indonesia bersiap menyambut pesta demokrasi 2024, dengan Pemilu (Legistatif dan Presiden) pada 14 Februari 2024, serta Pilkada serentak pada 27 November 2024. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, ketidakpastian politik terkait Pemilu kerap menimbulkan kekhawatiran sebagian investor di pasar modal.

Jika sudah yakin tetap melakukan investasi di tahun politik, instrumen apa yang bisa dipilih investor?

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan menjelaskan, pasar obligasi menunjukkan potensi pertumbuhan ke arah positif. Optimisme terhadap pasar obligasi pun terjaga dengan baik, didukung oleh imbal hasil riil yang menarik dan fundamental makroekonomi yang kuat.

“Selain itu, jeda pada kenaikan suku bunga dan ekspektasi terbatasnya laju penguatan dolar AS dapat mendorong imbal hasil obligasi semakin turun, yang akan berdampak positif terhadap kinerja pasar obligasi,” kata Katarina.

Di sisi lain, pasar saham juga menawarkan titik masuk dan potensi kenaikan yang menarik. Emiten masih terus memberikan kinerja yang tumbuh sehat. Secara agregat, laba korporasi di semester pertama 2023 mencapai 50-51 persen dari perkiraan konsensus untuk sepanjang 2023. Selain itu, valuasi saham juga masih relatif murah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pertumbuhan positif pada tiga pemilu terakhir. Pada 2009, 2014, dan 2019, IHSG tercatat tumbuh sebesar 87,0 persen, 22,3 persen, dan 1,7 persen secara berurutan, menunjukkan bahwa IHSG naik atau positif di tahun pesta demokrasi. Secara historis pula, investasi riil tetap berjalan walau mengalami sedikit penurunan pertumbuhan di tahun-tahun pemilu yang mengindikasikan kecenderungan para pelaku bisnis untuk menunda investasi di tahun politik.

“Dapat disimpulkan bahwa baik pasar obligasi maupun pasar saham memiliki potensi pertumbuhan yang positif di tahun pemilu 2024,” ungkap dia.

Hal ini didukung oleh ekspektasi kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif di 2024 dan valuasi pasar yang menarik. Selain itu, umumnya investor juga mengantisipasi fenomena window dressing di akhir tahun yang dilanjutkan dengan January effect pada awal tahun berikutnya.

“Sebaiknya para investor untuk tetap berinvestasi secara regular dan melakukan diversifikasi portofolio, disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu dan profil risiko masing-masing,” kata dia.

Dengan demikian, diharapkan risiko keseluruhan portofolio terjaga sementara hasil investasi semakin mendekati tujuan yang dicanangkan.

Sumber: Republika.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved