IGDX 2023, Akselerasi Industri Gaming Tanah Air
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) menggelar Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2023, ajang kumpul bagi pengembang (developer) game lokal dan penerbit (publisher) game untuk berinteraksi, berjejaring, dan mempromosikan industry game Indonesia, di The Stones Hotel Kuta Bali, 11-13 Oktober 2023.
Agate International kembali berpartisipasi di ajang IGDX Conference 2023 yang diikuti oleh 250 business participants, meningkat 100% dibanding tahun sebelumnya, 1.000 business meetings, dan menarik animo dari berbagai pihak internasional dengan hadirnya pemain industri gaming dari lebih dari 20 negara termasuk dari China, Amerika Serikat, Jepang, Korea, Australia, Swedia, Polandia, Jerman, dan Perancis.
Agate melihat inisiatif ini merupakan momen penting yang membuka berbagai peluang besar untuk industri gaming di Indonesia, memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar industri gaming terbesar di dunia.
Menurut data dari Kemenkominfo, AGI, dan Niko Partner, pasar game di Indonesia tahun 2022, market size di Indonesia mencapai Rp 25 triliun dan 0,8-1% yang mengonsumsi game lokal dengan 174,1 juta pemain game. Tercatat potensi industri game nasional sebesar 56,1% perusahaan game Indonesia menargetkan penjualan di pasar global, dan hanya 30,5% perusahaan yang secara khusus menargetkan pasar lokal.
Sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan standar industri game di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, Agate percaya bahwa berinvestasi dalam pertumbuhan komunitas pengembang game lokal adalah langkah yang penting. Agate berkomitmen untuk terus mendorong inovasi dan keunggulan dalam ekosistem pengembangan game di Indonesia.
Agate juga membuka akses untuk kesempatan pendanaan dan kemitraan, seiring dengan harapan untuk menciptakan pusat pengembangan game yang berkembang dan diakui secara global bersama dengan pelaku industri gaming tanah air lainnya. Bahkan, games yang dipamerkan di IGDX Conference 2023, antara lain, merupakan hasil mentorship Agate di IGDX Academy.
“IGDX Conference 2023 merupakan upaya strategis untuk terus mendukung pertumbuhan industri game di Indonesia. Agate berkomitmen untuk memperkuat ekosistem pengembangan game tanah air dengan menekankan pentingnya talenta lokal yang memenuhi standar internasional. Melalui kolaborasi, inovasi, dan peningkatan kualitas, kami bertekad membawa industri gaming Indonesia ke panggung global. Kami yakin bahwa dengan dukungan yang solid dari komunitas dan kemitraan yang kokoh, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan untuk industri game Indonesia,” ungkap Cipto Adiguno, Chief Strategy Officer Agate sekaligus Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI).
Aditia Dwiperdana, Chief People Officer Agate, yang menjadi salah satu panelis di IGDX Conference 2023 dengan tema “The Importance of Team Culture in Game Studios: The Secret Behind Successful Studio”, memaparkan mengenai perjalanan pertumbuhan Agate hingga menjadi salah satu yang terdepan di Asia Tenggara. Agate juga menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk para tim di dalam perusahaan yaitu, Positivity, Collaboration, Excellence, dan Level Up dengan harapan agar Agate bisa menjadi tempat untuk berbagai talenta, budaya, dan latar belakang yang disatukan untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan.
“Culture memegang peran kunci di Agate, karena membentuk identitas yang dimiliki Agate saat ini dan akan terus memandu dalam menjalankan perusahaan. Dua aspek budaya utama di Agate yang disoroti adalah Meritocracy dan Level-Up. Agate menekankan pentingnya memberikan penghargaan dan apresiasi kepada individu berdasarkan kemampuan mereka, bukan bergantung pada jabatan, masa kerja atau politik kantor,” ujar Aditia.
Konsep Level-Up, menurut Aditia, mencerminkan dedikasi setiap individu di Agate untuk terus mengasah dan meningkatkan kemampuan mereka secara tekun yang relevan dengan industri game di mana teknologi dan tren terus berubah. “Hal ini menjadi sangat penting di Indonesia, di mana industri game masih dalam tahap perkembangan dan tertinggal jauh dibandingkan dengan industri game di wilayah lainnya,” Aditia menuturkan.