Property

Intip Potensi Pasar Properti di Tahun Politik

Bisnis properti merupakan salah satu industri yang tahan banting. Berbagai kendala, mulai dari soal ekonomi hingga iklim politik menghadang, namun terbukti bisnis properti mampu bangkit. Terbaru adalah pandemi Covid-19 yang terjadi tahun 2020 lalu berlangsung lebih dari dua thaun, namun industri properti masih mampu bergerak bangkit.

Paska pandemi, tak semua segmen dalam industri properti mampu bergerak sebagaimana ruang perkantoran dan area komersial. Contohnya, pusat belanja terganggu ritme bisnisnya. Tapi salah satu segmen yang bergerak lebih cepat adalah hunian. Memasuki pengujung tahun 2023, industri properti kembali dihadapkan dengan hajatan politik pada Februari 2024 (Pemilu).

Dana Moneter Internasional atau IMF/International Monetary Fund memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 sebesar 5,0% yoy atau sama dengan perkiraan tahun 2023. Artinya peredaran uang tetap bertumbuh di tahun tahun politik karena merupakan kondisi pola musiman. Namun bukan berarti kinerja investasi akan berhenti.

Ferry Salanto Senior Associate Director Research Colliers Indonesia menyatakan 2024 sejauh ini proyeksi sekitar 5% dan tak ada indikasi menurun. Akan tetapi, menurutnya properti itu ada siklus, seperti sebuah jam bergerak ke atas. Selama 3 tahun pergerakkan terhambat karena ada pandemi, dan saat ini untuk hunian berada pada jarum jam di angka 7, siap bergerak ke atas.

“Dan projek yang sudah berprogres pembangunannya akan lebih bagus, siap menyambut pasar. Artinya saat pasar bergerak maka timing- nya pas,” imbuh Ferry Salnto dalam acara Elevee Media Talk dengan tema ‘Bagaimana Pasar Properti di Tahun Politik’ yang diadakan di Alam Sutera, Tangerang (16/10/2023).

Lebih lanjut Ferry menegaskan kondisi properti sebelumnya tertahan karena efek pandemi. Dan tahun 2023 mulai bergerak, perlahan naik. Tapi menurutnya saat ini banyak developer menahan pengembangan projek baru. Tidak seperti 5, 7 tahun lalu pembangunan apartemen cukup masif, karena saat ini memang harus hati-hati

Terkait potensi pasar apartemen, Ferry menegaskan bahwa saat ini investor yang karakternya mencari yield, jumlahnya berkurang sejak tahun 2022, yang mana pasar apartemen didominasi investor, khususnya kelas menengah atas. “Di tahun 2023, pasarnya beda, pasar apartemen dari data yang kami lakukan pada Kuartal II 2023 didominasi oleh end user, mencapai 54%. Mereka membeli melihat dari progres projeknya, atau produk sudah jadi, karena ini lebih confident,” tegasnya.

Selain itu segemen end user menurut Ferry membeli karena ada keperluan untuk dihuni, dan sudah saatnya time to buy. “Fakta end user ini diperkuat juga dari data Otoritas Jasa Keuangan pada akhir tahun lalu menyebut bahwa saving dana masyarakat di bank meningkat cukup besar. Nah, ini peluang, bagaiamana bisa megedukasi mereka untuk berinvestasi di properti, meyakinkan mereka agar memindahkan dananya ke apartemen sebagai investasi yang menguntungkan,” jelasnya.

Secara umum investor properti mempunyai kecenderungan untuk mengambil sikap wait and see atau menunda keputusan investasi. Namun, ada juga yang justru mengambil peluang ketika harga properti belum naik, mengambil opportunity. Dan ini beda dengan segmen landed house yang tetap kuat, dan ini perlahan bisa terjadi di hunian vertikal karena kubutuhan hunian tinggi.

Sementara itu, Alvin Andronicus selaku Chief Marketing Officer Elevee Condominum mengakui, jualan hunian vertikal saat ini perlu melakukan hal berbeda. Selain memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran, Elevee Condominium juga secara berkala memberikan informasi terkini terkait progres pembangunan 2 tower-nya yang sedang dibangun, melalui berbagai cara.

Alvin pun menjelaskan, tak hanya ajakan untuk membeli, mengedukasi pasar terkait produk. Merka juga harus memberikan informasi terkini terkait progress pembangunan Elevee. Contohnya di beberapa titik media luar ruang, dibuatkan videotron LED untuk memberikan informasi progres pembangunan projek secara berkala.

“Ini jadi kekuatan Elevee dalam pemasaran. Beberapa projek hunian vertikal ada yang berhenti pembangunannya, tapi Elevee berbeda dengan menunjukan progres pembangunan dan kita jadwalkan pada awal tahun 2025 mendatang sudah bisa serah terima kunci. Dan satu lagi Elevee yang berada dan dikembangkan oleh Alam Sutera memiliki karakter berbeda, berada dalam kawasan skala kota yang sudah berkembang. Ini juga kekuatan kami dalam pemasaran,” tegas Alvin.

Alvin juga meyakini pasar mulai bergerak, karena saat ini tak hanya developernya yang bekerja keras memasarkan produknya. Tapi pihak perbankan, terkait pembiayaan melalui KPA, juga aktif bekerja sama dengan Elevee, menawarkan berbagai kemudahan. “Saat ini hampir semua perbankan sudah bekerja sama dengan Elevee. Tidak hanya swasta, perbankan BUMN juga. Semuanya menawarkan kemudahan bagi konsumen,” dia menegaskan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved