Technology Trends

Ini Tren Bisnis Masa Kini yang Penuh Tantangan

Dalam lingkungan bisnis global saat ini, perubahan cepat dan dinamis menuntut adaptasi dan inovasi yang terus-menerus. Di tengah tantangan tersebut, perusahaan dihadapkan pada pertanyaan mendasar tentang bagaimana mereka dapat beroperasi dengan cara yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga etis dan berkelanjutan.

Konsep bisnis berkelanjutan kini telah melampaui batasan dari sekadar retorika; ia kini mencerminkan komitmen mendalam perusahaan terhadap visi jangka panjang yang memprioritaskan keseimbangan antara keuntungan ekonomi, tanggung jawab sosial, dan kewajiban lingkungan.

Salah satu arena di mana pertimbangan-pertimbangan ini bermain adalah dalam pengelolaan inventaris. Seiring berjalannya waktu, pendekatan lama yang bersifat linear—membeli, menggunakan, membuang—telah dikenali sebagai model yang tidak efisien dan tidak ramah lingkungan. Karena itu, daur ulang inventaris muncul sebagai solusi yang menjanjikan.

“Dengan mendaur ulang inventaris, perusahaan tidak hanya mengurangi jejak lingkungannya tetapi juga memanfaatkan sumber daya yang telah ada dengan lebih efektif. Meski demikian, transformasi ini tentu tidak datang tanpa hambatan. Mulai dari perubahan mindset, investasi dalam teknologi baru, hingga mengatasi hambatan regulasi, perusahaan harus benar-benar berkomitmen dan memiliki strategi yang jelas agar dapat menerapkan pendekatan berkelanjutan ini dengan sukses,” jelas Yulianto Hasan, Commercial Business di Asus Indonesia dalam siaran pers di Jakarta (19/10/2023) .

Yulianto mengungkapkan, bisnis berkelanjutan saat ini telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan dalam dunia korporasi modern. Namun, konsep bisnis berkelanjutan tentunya jauh lebih mendalam daripada sekadar kata-kata atau slogannya.

Esensi dari bisnis berkelanjutan adalah komitmen yang tak tergoyahkan untuk memprioritaskan keseimbangan antara keuntungan, masyarakat dan lingkungan. Ini mengharuskan perusahaan untuk tidak hanya fokus pada pertumbuhan finansial jangka pendek, tetapi juga untuk melihat dampak yang lebih luas dari operasional mereka.

Setiap langkah yang diambil, mulai dari pemilihan sumber daya, metode produksi, hingga pengelolaan limbah, harus direfleksikan dengan pertimbangan mendalam tentang konsekuensi yang akan muncul.

Dalam era globalisasi dan informasi, tanggung jawab perusahaan telah berkembang jauh melampaui sekadar mencari keuntungan. Mereka kini dihadapkan pada tuntutan untuk berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan yang mendukung eksistensi mereka.

“Sebagai contoh, menggali sumber daya alam tanpa mempertimbangkan dampak ekologis dan sosial bukan lagi pilihan yang dapat diterima. Demikian pula, menghasilkan produk tanpa memikirkan efisiensi dan dampak lingkungannya dapat menimbulkan kerugian reputasi yang signifikan,” Yulianto menuturkan.

Oleh karena itu, bisnis berkelanjutan bukan hanya soal keberlanjutan lingkungan, tetapi juga tentang bagaimana sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang sambil memastikan bahwa mereka memberikan kembali kepada masyarakat dan lingkungan di mana mereka beroperasi.

Dalam peta operasional sebuah perusahaan, inventaris memegang peranan sentral, mirip dengan fungsi jantung dalam tubuh manusia. Seperti kapal yang membutuhkan kemudi untuk menavigasi arahnya, bisnis memerlukan inventaris yang dikelola dengan baik untuk memastikan aliran lancar operasional dan pemenuhan kebutuhan pelanggan. Namun, di balik kesederhanaan istilah ‘inventaris’, terdapat kompleksitas yang mendalam.

“Setiap barang yang masuk ke dalam daftar inventaris bukan hanya angka atau entitas fisik yang tersimpan di gudang. Barang tersebut membawa jejak ekologis yang terkait dengannya. Mulai dari jejak karbon yang dihasilkan saat barang tersebut diproduksi, konsumsi air saat pembuatan, dampak lingkungan lain yang mungkin timbul sepanjang siklus hidup produk yang bersangkutan, sampai ke masalah yang ditimbulkan saat barang tersebut sudah habis masa pakainya,” ucapnya.

Oleh karena itu, pengelolaan inventaris tidak hanya berkaitan dengan aspek logistik atau finansial semata. Sebuah strategi pengelolaan inventaris yang efektif harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan mengedepankan prinsip-prinsip bisnis yang bertanggung jawab.

Dalam era modern saat ini, di mana konsumen semakin sadar akan isu-isu lingkungan, perusahaan yang mampu mengelola inventarisnya dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab tidak hanya akan meningkatkan reputasinya, tetapi juga akan memberikan nilai tambah dan keunggulan kompetitif di pasaran.

Daur ulang inventaris telah menjadi salah satu pilar utama dalam pendekatan bisnis yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, pengelolaan sumber daya tidak hanya berfokus pada eliminasi atau pengurangan limbah, tetapi juga menyoroti pentingnya memaksimalkan dan memanfaatkan ulang apa yang sudah ada.

Selain dampak langsung berupa pengurangan limbah, pendekatan ini menawarkan berbagai manfaat ekonomi. Dengan mendaur ulang inventaris, perusahaan bisa menciptakan efisiensi operasional, mengurangi biaya produksi dan pembelian, serta memperpanjang siklus hidup barang-barang yang mereka miliki.

Di luar keuntungan ekonomi, daur ulang inventaris juga memiliki dampak positif terhadap citra perusahaan. Di masa-masa di saat konsumen semakin sadar akan isu-isu lingkungan, perusahaan yang berkomitmen terhadap praktek-praktek berkelanjutan seperti daur ulang mendapatkan reputasi yang lebih baik di mata masyarakat.

Mereka dilihat sebagai entitas yang peduli terhadap lingkungan dan bertanggung jawab atas dampak yang mereka berikan kepada dunia.

Kontribusi aktif perusahaan dalam mengurangi jejak karbon dan emisi lainnya akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berdedikasi untuk memastikan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Di sisi lain, daur ulang inventaris perusahaan merupakan proses yang rumit dan memakan biaya yang tidak sedikit. Untuk perangkat laptop dan PC misalnya, perusahaan harus memastikan bahwa proses daur ulang dikerjakan secara benar agar data perusahaan yang tersimpan di perangkat yang akan didaur ulang tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak diinginkan.

Untuk itulah perusahaan sebaiknya bekerja sama dengan mitra bisnis yang menyediakan layanan daur ulang. “Perusahaan di Indonesia bisa mengandalkan Asus Business sebagai mitra. Perusahaan ini memiliki program khusus yang membantu pelaku usaha dan perusahaan untuk melakukan daur ulang laptop dan PC inventaris mereka sehingga prosesnya menjadi lebih mudah dan tidak memakan banyak biaya,” kata Yulianto.

Asus Business juga memiliki program tukar tambah sehingga perusahaan dapat menghemat lebih banyak biaya lagi saat ingin meremajakan inventaris laptop dan PC-nya. Tentu saja, Asus Business juga memiliki solusi perangkat komputasi yang andal serta lengkap untuk berbagai kebutuhan bisnis, mulai dari jajaran laptop ExpertBook, hingga All-in-One dan desktop PC ExpertCenter.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved