Technology Trends

Gamifikasi, Jurus Meningkatkan Bisnis yang Diadopsi dari Game

CEO dan Co-founder Agate Shieny Aprilia. (foto Ubaidillah/SWA)

Developer game asal Indonesia Agate International (Agate) melalui sub-brand miliknya, Level Up powered by Agate mengumumkan tren gamifikasi yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan performa bisnis. Gamifikasi diklaim akan membuat terobosan yang lebih dalam di industri seperti pendidikan, kesehatan, layanan keuangan, e-commerce (ritel dan grosir), otomotif, maupun telekomunikasi.

Co-founder dan Chief Executive Officer Agate Shieny Aprilia mengatakan pasar gamifikasi diproyeksikan tumbuh dari US$9,1 miliar pada tahun 2020 menjadi US$30,7 miliar pada tahun 2025 dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate) sebesar 27,4%. Besarnya proyeksi ini dapat dimanfaatkan oleh dunia industri untuk meningkatkan performa bisnisnya.

“Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung, keputusan untuk mengadopsi gamifikasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Gamifikasi bukan lebih dari sekadar hiburan; ini adalah kunci untuk mengoptimalkan interaksi pasar, memperkuat merek, dan meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Kami mendorong para pemimpin bisnis untuk memikirkan ulang strategi bisnisnya dengan menyesuaikan dengan tren yang berkembang,” kata Shieny.

Head of Level Up powered by Agate Junialdi Dwijaputra menyampaikan, pihaknya telah mengembangkan solusi lengkap untuk membantu bisnis mengadopsi gamifikasi dengan mudah. Dengan pengalaman berkolaborasi dengan perusahaan di berbagai macam sektor industri, Agate membuat pendekatan dan framework, sehingga gamifikasi yang akan diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan bisnis.

“Dalam menghadapi era di mana inovasi digital semakin memengaruhi bisnis, Agate memperkenalkan Level Up Gamification Framework, sebuah model yang mengintegrasikan teori akademis dan implementasi praktis. Framework (kerangka kerja) ini dirancang untuk membantu perusahaan memanfaatkan potensi penuh gamifikasi dalam pengembangan merek dan pertumbuhan strategi sumber daya manusia,” katanya.

Farnework tersebut merupakan hasil dari pengamatan terhadap kekosongan dalam kerangka kerja gamifikasi yang ada saat ini. Junaidi menilai, sebagian besar kerangka kerja eksisting tidak memiliki technical requirements yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan bisnis. Secara kontras, framework miliknya dirancang untuk mengisi kesenjangan tersebut sehingga memberikan solusi yang komprehensif dan lengkap yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan bisnis.

“Kerangka kerja yang kami desain adalah buah dari penelitian mendalam untuk mengembangkan kerangka kerja gamifikasi yang efektif, tetapi juga dapat dengan mudah diadopsi oleh berbagai bisnis. Dengan fokus pada akademis dan aplikasi praktis, kerangka kerja kami adalah alat yang dirancang untuk membantu bisnis memaksimalkan potensi gamifikasi dengan cara yang tepat, efisien, dan efektif,” ungkap Junialdi.

Sementara itu, Chief Executive Officer Deus Gregory Kurnia menyampaikan, sebagai klien Agate yang telah mengadopsi gamifikasi untuk bisnis, ia merasa bisnisnya mengalami peningkatan signifikan, terutama dalam keterlibatan pelanggan, produktivitas karyawan, dan hasil bisnis secara keseluruhan. “Gamifikasi bukan hanya tren, itu adalah solusi yang memberikan dampak positif yang nyata,” katanya.

Gamifikasi adalah menggunakan unsur mekanik game untuk memberikan solusi praktikal dengan cara membangun ketertarikan (engagement) kelompok tertentu. Secara lebih detail, gamifikasi merupakan konsep yang menggunakan mekanika berbasis permainan, estetika dan permainan berpikir untuk mengikat orang-orang, tindakan memotivasi, mempromosikan pembelajaran dan menyelesaikan masalah.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved