Menjual dua produk secara bersamaan, atau bundling, ternyata menjadi strategi yang ampuh bagi Smartfren untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Hingga saat ini, jumlah pelanggan Smartfren telah melewati angka 10 juta.

Seusai menghadiri acara Frost&Sullivan Indonesia Excellence Awards 2012, di Hotel Mulia, Selasa (23/10/2012) malam, Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Commercial PT Smartfren Telecom Tbk, menyebutkan, “Kami punya customer base sekarang sudah lewat 10 juta secara keseluruhannya.”

Detailnya, ia berujar, penambahan pelanggan untuk data sudah mencapai lebih dari 3 juta. Sementara pelanggan Blackberry sudah di atas 300.000. Pencapaian itu, menurut dia, karena strategi bundling. Selama ini, Smartfren cukup gencar menjual kartu perdana satu paket dengan telepon seluler dan modem. “Bahkan akhir-akhir ini kan kita ada android dan juga tablet yang larisnya luar biasa,” tambahnya.

Dengan strategi bundling, kartu Smartfren tidak bisa diganti dengan yang lain. Maksudnya, konsumen yang membeli produk bundling Smartfren tidak bisa mengganti kartu operator CDMA ini dengan kartu perdana dari operator seluler yang lain. “Jadi mereka loyal umumnya customer kita,” lanjut Djoko.

Alhasil, sebanyak 60 persen pertumbuhan pelanggan pun didapat perusahaan yang baru saja memenangkan 2012 Indonesia Most Promising Mobile Service Provider of the Year ini dari bundling. Sementara pertumbuhan dari penjualan kartu perdana hanya sekitar 40 persen. Strategi ini pun dinilai telah mendorong pertumbuhan pelanggan secara kontinu per bulannya.

Penambahan pelanggan yang cukup signifikan ini, kata Djoko, juga dibantu oleh slogan “I Hate Slow.” Hasil lanjutannya, pendapatan Smartfren pun tumbuh setiap bulan. Sekitar 7 persen dari bulan ke bulan. “Dan saya rasa itu (pendapatan) suatu peningkatan yang cukup membanggakan juga buat Smartfren. Dan itu tentunya karena strategi kita, kan penambahan customer kita itu lebih banyak didapat daripada bundling,” tandas Djoko. (Ester Meryana)