Trends Economic Issues

Kenapa Nilai Tukar US$ terhadap Rupiah Melonjak?

Rupiah terus tertekan terhadap dollar. (dok BI)

Nilai tukar Rupiah terhadap US$ semakin tinggi. Per siang hari Selasa (31/10/2023) nilai kurs Rupiah terhadap US$ mencapai Rp15.860, atau naik 0,27% dibandingkan pagi tadi.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan penyebab Rupiah terus tertekan dan US$ semakin menguat karena Amerika dengan tekanan situasi ekonomi yang terjadi di negara adidaya tersebut, defisit APBN yang besar serta fluktuasi situasi politiknya, menyebabkan terjadinya kenaikan suku bunga yang tinggi, saat ini menyentuh 5%.

“Apa dampaknya? Fenomena ini menyebabkan maraknya penarikan US$ dari seluruh dunia untuk diinvestasikan kembali ke Amerika. Sehingga, index US$ menguat, sementara mata uang lain melemah,” ujar Menkeu dalam rapat koordinasi para pejabat pimpinan daerah, Senin (30/10/2023).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengungkapkan bahwa tak hanya Amerika, saat ini tekanan dari negara ekonomi terbesar lain seperti RRT dan Uni Eropa juga memberikan dampak kepada hampir seluruh negara di dunia, termasuk juga Indonesia. Namun Menkeu mengaku situasi ekonomi indonesia masih relatif baik.

“Situasi kita masih relatif baik jika dibandingkan negara lain. Ini karena APBN bekerja luar biasa keras sebagai shock absorber, sehingga tekanan yang berasal dari luar bisa kita redam dan tidak menghantam langsung masyarakat,” katanya.

Di sisa waktu tahun 2023 ini, Menkeu berharap APBN digunakan dengan baik. APBN akan melakukan ekspansi untuk melindungi masyarakat dan perekonomian dari tekanan situasi ekonomi global.

“Saya harap pemerintah daerah juga mengoptimalkan APBD untuk mendukung langkah ekspansi ini. Kemenkeu akan selalu siap memberikan dukungan. Sinergi dua instrumen dapat memberikan dampak yang lebih optimal,” kata Menkeu menutup keterangannya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved