Automotive

Astrazeneca Transisikan 500 Kendaran Listrik untuk Kegiatan Operasional

Astrazeneca meluncurkan armada kendaraan listrik untuk kegiatan operasionalnya di Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang terdiri dari 500 sepeda motor dan mobil listrik.

Transisi armada kendaraan listrik (EV) memiliki peran besar dalam mewujudkan Ambisi Nol Karbon Astrazeneca. Dalam ambisinya, perusahaan ingin mengurangi dampak terhadap lingkungan dan memimpin gerakan dekarbonisasi sektor kesehatan. “Hanya dengan bekerjasama secara global seperti yang ditunjukkan dalam melawan covid-19, kita bisa memulihkan dan melindungi kesehatan manusia,” kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Se Whan Chon.

Dia menambahkan transisi armada operasional Astrazeneca ke kendaraan listrik adalah inisiatif keberlanjutan perusahaan yang berdampak pada pengurangan 900 ton metrik emisi karbon dari kendaraan operasional. “Ini juga cara kami mendukung pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan menggandeng produsen kendaraan listrik lokal.”

Sekadar tahu, mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama mencapai target nol emisi Indonesia pada tahun 2060. Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca sebesar 27persen, yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.

Nantinya, proses transisi akan berlangsung secara bertahap hingga akhir tahun 2024. Astrazeneca akan mulai mengubah armada operasional dengan 214 sepeda motor listrik dan 100 mobil listrik. Langkah ini diprediksi akan mengurangi dampak emisi karbon dari aktivitas mobilitas pekerjaan secara signifikan.

“Selain transisi armada operasional, menjadi listrik, kamu juga memiliki program penanaman 20 juta pohon di sepanjang sungai Citarum dan pendirian kantor hijau. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti.

Program sustainability ini juga ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT AstraZeneca Indonesia, PT Volta Indonesia Semesta, dan PT Arthaasia Finance. Iwan Suryaputra, Direktur Volta menjelaskan sinergi antara Astrazeneca dan Volta merupakan langkah besar dalam upaya berkelanjutan. “Komitmen kami melampaui integrasi ini, kami juga mengintegrasikan ekosistem Mcash Group yang menyeluruh,” tuturnya.

Arthaasia Finance yang merupakan bagian dari Mitsubishi HC Capital Global Group bertindak sebagai financing pada program ini. “Keuangan berkelanjutan memainkan peran penting dalam menyediakan sumber daya keuangan untuk inisiatif yang memiliki dampak lingkungan yang positif. Bersama Astrazenenca, kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sambil mengatasi tantangan global yang mendesak, seperti perubahan iklim,” kata dia menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved