Trends

Kenali 6 Perbedaan Bank Digital dan Bank Konvensional, Apa Saja?

Ilustrasi: Traditional vs Digital Banking Systems (Source: Altitude).
Ilustrasi: Traditional vs Digital Banking Systems (Source: Altitude).

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah bank digital tidak asing lagi. Kita sering melihat berita mengenai pendirian bank digital baru, bahkan bank konvensional yang bertransisi ke bank digital. Namun, apa sebenarnya perbedaan bank digital dan bank konvensional?

Jika kita melihat jasa dan layanan yang mereka tawarkan, sebenarnya keduanya tidak terlalu berbeda. Baik bank digital maupun bank konvensional menyediakan layanan perbankan yang samal, seperti tabungan, deposito, penarikan dana, transfer, dan pinjaman.

Meskipun begitu, ada sejumlah perbedaan kunci yang perlu kita ketahui lebih mendalam. Berikut ini penjelasannya.

Perbedaan antara bank digital dan bank konvensional memiliki beberapa aspek mendasar yang membedakan keduanya. Salah satu perbedaan utama terletak pada lokasi kantor dan cakupan layanan.

Bank konvensional memiliki kantor pusat dan cabang yang tersebar di berbagai lokasi. Di sisi lain, bank digital dapat beroperasi hanya dengan kantor pusat tunggal dan tidak memerlukan jaringan cabang fisik.

Berikut adalah enam perbedaan utama antara bank digital dan bank konvensional:

Bank digital sepenuhnya mengandalkan layanan online, yang membuat target pasar mereka cenderung lebih terbatas. Kondisi masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan bahwa tidak semua orang telah mengadopsi teknologi digital.

Maka dari itu, bank digital lebih cenderung menargetkan kaum milenial, gen Z, atau individu lain yang sudah terbiasa dengan teknologi.

Di sisi lain, bank konvensional, yang telah ada lebih lama, memiliki basis nasabah yang lebih luas karena dapat menjangkau nasabah dari berbagai kelompok generasi.

Rata-rata tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank digital dan bank konvensional dapat bervariasi. Bank-bank konvensional di Indonesia umumnya menawarkan bunga deposito sekitar 3,37% per tahun.

Sementara, bank digital memiliki keberanian untuk memberikan bunga yang sedikit lebih tinggi, berkisar antara 3,5% hingga 4,5% per tahun, seperti yang dicatat dalam Laporan Harian Bank Umum (LHBU) Bank Indonesia pada tanggal 8 Februari 2022.

Namun, perlu diingat bahwa tingkat bunga ini juga dapat berbeda antara satu bank digital dan bank lainnya.

Bank konvensional juga menyediakan layanan perbankan berbasis online seperti internet banking dan m-banking. Namun, layanan ini seringkali terbatas pada fungsi-fungsi dasar seperti cek saldo, transfer dana, dan pembayaran cicilan.

Di sisi lain, bank digital menawarkan layanan perbankan melalui aplikasi mobile mereka. Ini memberi nasabah akses ke berbagai fitur tambahan selain hanya melakukan transfer dan cek saldo.

Bank konvensional telah ada jauh sebelum bank digital muncul. Oleh karena itu, bank konvensional cenderung lebih dikenal oleh masyarakat umum. Di sisi lain, bank digital perlu mengatasi tantangan untuk dikenal luas oleh masyarakat.

Bank konvensional umumnya memberikan layanan di kantor fisik pada hari kerja (Senin hingga Jumat) dengan jam operasional terbatas, biasanya dari pukul 8 pagi hingga 3 sore.

Bank digital menyediakan layanan 24 jam melalui platform daring. Dengan akses internet, nasabah bank digital dapat mengakses layanan perbankan kapan saja dan di mana saja, tanpa terikat pada jam kerja.

Bank digital memungkinkan nasabah mendapatkan layanan perbankan secara online yang mengakibatkan pengurangan biaya operasional bank.

Sebagai hasilnya, bank digital sering kali menawarkan biaya admin yang lebih rendah bahkan ada yang menawarkan produk tanpa biaya admin bulanan maupun saat transfer.

Namun, bank konvensional masih mengenakan biaya operasional yang relatif tinggi, termasuk biaya admin bulanan untuk pemeliharaan kartu ATM dan layanan serupa yang dibebankan kepada nasabah.

Beberapa contoh bank digital yang terkenal dan telah dikenal luas termasuk:

Line Bank adalah kolaborasi antara Line Corporation dan Hana Bank, yang menawarkan layanan perbankan digital melalui aplikasi perpesanan Line yang populer.

Bank Mandiri meluncurkan layanan bank digital bernama “Livin” sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan perbankan digital. Livin menawarkan berbagai layanan perbankan online yang praktis dan mudah diakses melalui perangkat seluler.

Bank Jago dikenal dengan platform perbankan digitalnya yang bernama “Jago.” Jago menghadirkan beragam fitur inovatif, seperti pembayaran digital, layanan perbankan tanpa biaya administrasi, dan berbagai keuntungan lainnya bagi nasabahnya.

BLU by BCA adalah produk bank digital dari Bank Central Asia (BCA) yang menyediakan akses mudah ke berbagai layanan perbankan melalui aplikasi seluler.

Bank BTPN memperkenalkan Jenius, sebuah platform perbankan digital yang menawarkan kemudahan dalam mengelola keuangan dan berbagai solusi perbankan berbasis aplikasi.

Bank DBS menyediakan layanan bank digital dengan merek “Digibank,” yang menonjolkan penggunaan teknologi tinggi untuk memberikan pengalaman perbankan yang lebih canggih dan efisien.

SeaBank adalah bank digital yang melayani kebutuhan perbankan di Asia Tenggara. Mereka menawarkan berbagai layanan perbankan online yang terintegrasi dengan produk dan layanan dari perusahaan induknya, Sea Group.

Bank Raya adalah bentuk inisiatif Bank BRI untuk menyediakan layanan perbankan digital yang lebih inklusif, terutama untuk masyarakat di daerah terpencil dan pedesaan.

Allo Bank adalah salah satu bank digital yang menekankan kecepatan, efisiensi, dan kemudahan dalam transaksi perbankan online.

Bank Danamon memiliki produk bank digital yang dikenal dengan nama “D-save,” yang menawarkan solusi perbankan digital yang berfokus pada pengelolaan dana dan tabungan.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved