Economic Issues

Sri Mulyani Memproyeksikan Pertumbuhan Ekonomi di 2023 Sebesar 5,1%

Jumpa pers KKSK di Jakarta pada Jumat, 3 November 2023. (Tangkapan layar : Vicky Rachman/SWA).

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada kuartal III/2023 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global. Perkembangan ini didukung oleh kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik yang resilien serta koordinasi dan sinergi KSSK yang terus diperkuat.

Sri Mulyani, Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK),menyampaikan KKSK berkomitmen untuk melanjutkan penguatan koordinasi dan sinergi, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global ke depan, termasuk rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik. “Pertumbuhan ekonomi global melambat dengan ketidakpastian yang meningkat tinggi, disertai divergensi pertumbuhan antarnegara yang semakin melebar,” ujar Sri Mulyani pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (3/11/2023).

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 mencapai 3% dan melambat menjadi 2,9% pada 2024. Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2023 masih tumbuh kuat terutama ditopang konsumsi rumah tangga dan sektor jasa, sedangkan Tiongkok melambat dipengaruhi pelemahan konsumsi dan krisis di sektor properti.

Sri Mulyani mengatakan KKSK mengestimasikan tekanan inflasi masih tinggi dipicu oleh kenaikan harga energi dan pangan akibat eskalasi konflik geopolitik, fragmentasi ekonomi, serta fenomena El Nino. Untuk mengendalikan inflasi, suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR) diprakirakan masih tetap berada pada level yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer).

Kenaikan suku bunga global diprakirakan akan diikuti dengan kenaikan yield obligasi tenor jangka panjang negara maju, khususnya obligasi pemerintah AS akibat peningkatan kebutuhan pembiayaan pemerintah dan premi risiko jangka panjang (term-premia). Perkembangan tersebut memicu aliran keluar modal asing dari negara berkembang (emerging markets) ke negara maju dan mendorong penguatan signifikan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.

Perekonomian Indonesia diprakirakan tetap tumbuh baik dan berdaya tahan. Konsumsi swasta diprakirakan masih tumbuh kuat sejalan dengan keyakinan konsumen yang masih tinggi, terkendalinya inflasi, dan aktivitas terkait penyelenggaraan pemilu. “Percepatan belanja APBN sebagai shock absorber diharapkan dapat mendorong konsumsi Pemerintah serta menjaga daya beli masarakat. Investasi bangunan dan non-bangunan memasuki tren peningkatan seiring dengan progress penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN),” tutur Sri Mulyani.

Pada sisi lain, sebagaimana dialami oleh banyak negara, aktivitas ekspor mengalami penurunan sejalan dengan pelemahan ekonomi global. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan masih tetap terjaga kuat ke depannya. “Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diprakirakan berada di level 5,1%,” sebut Sri Mulyani.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved