Property

Perjalanan 17 Tahun Paramount Enterprise International

Perkembangan pesat Paramount Gading Serpong

Selama ini kita lebih banyak mengenal perumahan dan kawasan komersial yang dikembangkan oleh Paramount Land di Gading Serong, Tangerang. Beragam cluster menengah hingga premium tersedia di sana, termasuk apartemen. Fasilitas pendukungnya juga lengkap, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar modern, tempat hiburan, pusat olahraga dan sebagainya. Tak heran jika Paramount Gading Serpong disebut sebagai kota mandiri.

Keberhasilan membangun dan mengembangkan Paramount Gading Serpong, mendorong Paramount Land tiga tahun terakhir ini agresif mengembangkan Paramount Petals di Kawasan Curug, Kabupaten Tangerang. Tangan dingin menyulap Gading Serpong akan dilanjutkan untuk menduplikasinya ke Paramount Petals sebagai kota mandiri juga seluas 400 hektare.

Di balik sepak terjang Paramount Land yang bak kuda hitam di tengah persaingan pelaku industri properti, masih ada payung besar yang membawahi Paramount Land. Ya, induk developer properti ini adalah PT Paramount Enterprise International (PEI). PEI adalah perusahaan properti dan gaya hidup di Indonesia, dengan portofolio perusahaan mencakup perhotelan, layanan kesehatan, dan energi. Memiliki motto ‘Enriching Lives’, artinya melalui semua unit bisnis, PEI tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tapi juga meningkatkan kualitas hidup konsumen dan masyarakat, serta memberi nilai tambah bagi pemangku kepentingan.

Saat ini, di usia 17 tahun, wajah baru PEI tampil lebih menarik. Bak gadis ’kinyis’kinyis’ PEI bagaikan ‘bunga desa’ yang menghipnotis banyak orang. Bagaimana tidak, projek-projek properti yang ditelurkan PEI selalu memikat konsumen dari sisi konsep bangunan, fasilitas, lokasi, kemudahan cara pembiayaan, strategi marketing, jurus ‘menghidupkan’ kota hingga promo-promo menarik orang berdatangan.

Ya, bermula dari membeli tanah – tanah di Gading Serpong dan kota lain yang ‘dikoleksi’, siapa sangka jika kini PEI berkembang pesat dengan memiliki empat unit bisnis besar yang membuat kompetitornya ketar-ketir takut tersalip dengan lompatan bisnis yang dilakukan oleh PEI..

Agar bisnis PEI makin tertata, manajemen melancarkan strategi merancang business plan secara bertahap lima tahunan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). “Ada tiga fokus utama di dalam strategi lima tahunan PEI. Pertama, penataan organisasi. PEI mengembangkan dan menambah organisasi, salah satunya melalui skema partnership,” tutur M. Nawawi, Presiden Direktur PT Paramount Enterprise International.

Sejumlah divisi atau organisasi dibentuk PEI yang mana masing-masing berjalan mandiri dan dikelola oleh para profesional meski statusnya adalah perusahaan keluarga. Unit bisnis ini melakukan pencarian lahan baru, termasuk mengakuisisi atau membuat skema kerja sama, melakukan pengembangan, hingga mencari sumber pendanaan atau investor.

Strategi kedua, pengembangan projek strategis. PEI menetapkan projek-projek baru sesuai permintaan pasar. Dalam lima tahun, setidaknya perusahaan akan membangun sekitar 10 projek saban tahun. Pembangunan ini termasuk projek properti yang akan banyak diisi oleh township, rumah sakit, hingga area komersial.

Strategi ketiga, penataan wilayah. Dengan penataan wilayah di Gading Serpong misalnya, diharapkan trafik di sekitarnya akan lebih teratur, penghuni nyaman, dan bisnis berjalan dengan baik. Ujung-ujungnya meningkatkan nilai properti di kawasan Gading Serpong. Untuk itu, PEI bekerja sama dengan konsultan dalam menata Gading Serpong dan melibatkan dua pengembang besar yang menjadi ‘tetangga’ yaitu Sinar Mas Land – BSD City dan Summarecon Serpong.

“Untuk proses penataan, pemanfaatan teknologi informasi juga dilakukan. Salah satu yang sudah berjalan adalah penggunaan smart traffic light yang dapat membaca arus lalu lintas dan memungkinkan pengaturannya secara cerdas. Investasinya untuk lampu lalu lintas cerdas di satu titik mencapai Rp 1 miliar. Di dalam rencana, akan ada beberapa titik yang dipasang teknologi ini,” jelas Hanry Napitupulu, Direktur PT Paramount Enterprise International.

Investasi besar PEI dalam pengembangan Kota Gading Serpong untuk mewajudkan Pembangunan yang berkelanjutan. Maklum, kontribusi pendapatan terbesar PEI berasal dari pengembangan kota mandiri Gading Serpong sekitar 20%.

Ke depan, paling tidak Paramount Gading Serpong yang merupakan tulang punggung ditargetkan bakal menyumbang hingga 40% dari total pendapatan PEI. Projek-projek PEI di Gading Serpong dengan luas sekitar 112 hektare akan dijadikan sebagai recurring income. Untuk itu, pengembangan dan penataan wilayah khususnya area komersial menjadi fokus perusahaan.

Tonggak Pencapaian PEI

Debut perdana PEI di kancah bisnis diawali dengan pengibaran bendera PT Paramount Land Development tahun 2006. Setahun kemudian, meluncurkan cluster pertama bernama Surenade Lake, hunian premium di Gading Serpong, Tangerang. Setelah hunian, PEI merambah bisnis hotel dengan membangun Hotel Atria tahun 2010. Ini adalah gebrakan PEI yang pertama kali mendirikan hotel di Gading Serpong yang mana belum pernah developer lain membangun hotel di wilayah tersebut.

Dua tahun kemudian, tepatnya di 2012, PEI melirik bisnis rumah sakit dengan membangun Bethsaida Hospital. Di tahun yang sama, PEI makin ‘menggila’ dengan membangun projek – projek besar, yaitu Fame Hotel di Gading Serpong, Atria Hotel Magelang (Jawa Tengah), Apartemen Atria Residences di Gading Serpong serta Parador Hotels & Resorts do Gading Serpong.

Tak puas hanya menaklukkan wilayah Gading Serpong, PEI pun mengepakkan sayap bisnisnya ke kota lain. Tepatnya di Kota Semarang, Jawa Tengah, PEI mengembangkan perumahan kelas menengah atas bernama Paramount Village Semarang pada 2013.

Setelah Semarang, PEI juga menancapkan kuku kakinya di Malang, Jawa Timur. Tahun 2013 PEI mendirikan Atria Hotel Malang.

“Sebenarnya, di awal bisnis perusahaan namanya PT Paramount Land Development, lalu tahun 2014 diganti menjadi PT Paramount Enterprise International (PEI),” jelas M.Nawawi, Presiden Direktur PT Paramount Enterprise International di Gading Serpong, beberapa waktu lalu.

Tahun 2014, PEI ‘pulang kampung’ dengan membangun Ara Hotel di Gading Serpong (rebranding menjadi Vega Hotel pada 2021). Lalu, tahun 2016 membuka Starlet Hotel Serpong dan Fame Hotel Sunset Road di Kuta, Bali.

Bisnis kesehatan makin ditekuni PEI dengan menghadirkan Seraphim Medical Center di Gading Serpong tahun 2017 sebagai sistem pelayanan kesehatan yang inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan gaya hidup yang lebih baik.

Menyadari lahan di Gading Serpong sudah mulai menipis, PEI tak kurang akal. Perusahaan ini bergerilya membeli tanah dan membebaskan rumah penduduk di kawasan Curug, Kabupaten Tangerang dengan mengembangkan kota mandiri Paramount Petals sejak tahun 2021. Setahun berikutnya, PE melebarkan sayap ke Serang, Banten mendirikan Bethsaida Hospital Serang.

Tahun 2023 ini, PEI masih melanjutkan ekspansi bisnis dalam berbagai lini bisnis dengan membangun sejumlah cluster baru dan kawasan komersial di Gading Serpong dan Petals.

Mengembangkan Empat Unit Bisnis

Guna mengembangkan perusahaan saat ini dan di masa depan lebih terarah, PT Paramount Enterprise International (PEI) membagi bidang usaha dalam empat unit bisnis. Pertama, unit bisnis properti dengan bandera Paramount Land. Paramount Land adalah property arm sekaligus unit bisnis utama PEI dengan skala pengembangan kota mandiri (township), residensial, komersial, dan properti mixed-use.

Tiga projek besar utama yang dikembangkan Paramount Land: kota mandiri Paramount Gading Serpong, kota mandiri Paramount Petals, dan kawasan real-estate Paramount Village Semarang.

Paramount Gading Serpong adalah projek pengembangan township seluas kisaran 1.000 hektare. Paramount Land merupakan salah satu pengembang utama Gading Serpong yang telah menjadi kota satelit ibu kota Jakarta yang sangat diminati masyarakat untuk tinggal, berbisnis, maupun destinasi berbagai kebutuhan (kuliner, life style dan rekreasi).

Gading Serpong diperkuat dengan infrastruktur dan aksesibilitas yang sangat baik, seperti jalan tol Jakarta-Merak, Jakarta Outer Ring Road (JORR) hingga tol Serpong-Balaraja, menjadikan kawasan ini sebagai destinasi popular bagi masyarakat Jabodetabek. Selain itu, telah menjadi kota mandiri dengan fasilitas yang sangat lengkap, sehingga telah menjadi new economic hub yang turut mendukung perputaran roda perekonomian negara dengan banyaknya bisnis yang berkembang di sini.

Hingga saat ini, populasi Gading Serpong telah mencapai lebih dari 120 ribu jiwa serta jalan boulevard yang dilewati hingga 6.500 kendaraan per jamnya. Ada lebih dari 40 klaster terhuni untuk beragam kalangan masyarakat, mulai dari yang menengah hingga premium. Beberapa klaster premium terbaru yang dikembangkan Paramount Land, di antaranya Matera Residences, Pasadena Grand Residences, dan Menteng Grand yang mendapatkan respons pasar dengan baik.

“Pusat bisnis dan komersial tersebar di setiap sudut Kota Gading Serpong, di mana saat ini yang terfavorit terletak di Selatan Gading Serpong dengan banyaknya bisnis kuliner yang viral. Beragam produk komersial yang dikembangkan Paramount Land di south Gading Serpong, seperti Maggiore, Omaha, Sorrento, Pisa Grande, selalu high demand,” jelas Nawawi.

Beberapa produk properti unggulan di Paramount Gading Serpong terbagi dua: residensial dan komersial. Untuk residensial adalah Matera Residence, Pasadena Residence dan Menteng Grand. Matera diluncurkan di pengujung 2022 sebagai hunian premium dengan lokasi strategis dan eksklusif di south Gading Serpong, privasi tinggi, dan desain high-end. Komitmen Paramount Land dalam mengembangkan hunian ini ditunjukkan dengan menggandeng 5 konsultan ternama, yaitu Hadiprana Design dan EthoSpace (desain interior), Studio i27 (arsitektur), Sonny Sutanto Architect (arsitektur Matera Community Club), Darcaniya Cinitra (konsultan landscape).

Sementara itu, Pasadena Grand Residences adalah hunian mewah yang dirancang dengan konsep green living & green energy dengan gerbang masuk yang ikonik, desain bangunan, hingga fasilitas klaster yang eksklusif. Lalu, Menteng Grand dirilis pada 2023 sebagai hunian premium berkonsep ‘Urban Resort Living’ yang diimplementasikan pada seluruh elemen desainnya.

Untuk komersial, produk unggulan Paramount Land adalah Manhattan District. Selama ini Manhattan District dikenal sebagai ‘The Largest Business Epicentrum in Gading Serpong’, yaitu kawasan komersial dan bisnis seluas 22 hektare yang diperkenalkan pada 2021. Paramount bekerja sama dengan Airmas Asri untuk pengembangan kawasan. Target pasar kawasan ini ditujukan untuk 7 thematic anchor: Gadget & Technology, Hobby, Sport, Culinary, Automotive, Entertainment, dan Fashion.

Merespons tren bisnis restoran dan life style masa kini, sehingga banyak memanfaatkan ruang terbuka hijau, pedestrian walk, dan akses penghubung ruang indoor dan outdoor.

Produk-produk komersial yang sudah diluncurkan di sini, di antaranya Hampton Promenade, Madison Grande, Hampton Avenue, Hampton Avenue Studio Loft, Hampton Square. Terserap pasar dengan sangat baik. Salah satu kekuatannya adalah kehadiran anchor tenant, seperti Black Owl di Hampton Square.

Menurut kaca mata pengamat properti Ali Tranghanda, saat ini, pusat perbelanjaan/mal tidak hanya menjadi tempat untuk berbelanja, tetapi juga harus memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri agar pengunjung tertarik untuk kembali. “Pusat perbelanjaan harus memiliki identitas dan bisa diakses dengan mudah. Dengan fasilitas dan keunikan yang dimiliki menjadikan value Hampton Square tinggi dibandingkan area komersial biasa pada umumnya,” kata CEO Indonesia Property itu.

Selain Manhattan District, kawasan komersial yang menjadi unggulan adalah Area Komersial South Gading Serpong. Sisi selatan Gading Serpong telah berkembang dengan sangat pesat menjadi sentra bisnis dan komersial yang dilalui 6.500 kendaraan/ jam setiap harinya. Area komersial yang sangat viral dan ramai, tercatat lebih dari 570 unit penjualan area komersial, lebih dari 250 bisnis yang sudah beroperasi, nilai sewa dan jual bangunan yang terus meningkat. Di sini terdapat area komersial yang selalu high-demand, Maggiore, Omaha, Sorrento, Anniva Grande, Mendrisio, Alicante, dan lainnya.

“Kunci kesuksesan Paramount Land adalah dengan menghadirkan anchor tenant.

Daya tarik utama adalah aksesibilitas yang sangat tinggi, sangat dekat dengan pintu tol JORR, tol Serpong-Balaraja, dan tol Jakarta-Merak. Captive market sudah terbentuk karena dikelilingi lebih 40 klaster terhuni dan beragam fasilitas kota, seperti sekolah, apartemen, pusat perbelanjaan, dan hotel,” Nawawi menggarisbawahi.

Bagaimana dengan Paramount Petals? Nawawi menjelaskan, Paramount Land mengembangkan Paramount Petals dibantu oleh Aecom, masterplanner bertaraf internasional. Kota mandiri baru ini memiliki akses tol langsung ke tol Jakarta-Merak yang menghubungkan Paramount Petals ke berbagai destinasi lainnya, seperti Bandara Soekarno-Hatta, pelabuhan Merak, DKI Jakarta dan sekitarnya, tol JORR, dan tol Serbaraja (Balaraja-Serpong).

Kota mandiri ini berkonsep ‘one-stop living’ yang terintegrasi antara hunian, komersial, bisnis, dan lainnya. Sejak diluncurkan pada bulan Juli 2021, Paramount Petals telah menghadirkan tiga klaster hunian Aster, Cann dan Gardenia serta area komersial perdana Calico Square. Pembangunan akses tol langsung menuju tol Jakarta-Merak akan dimulai tahun ini dan akan dibuka pada 2025.

“Sampai saat ini di Paramount Petals telah ada beragam fasilitas kota di South Petals, seperti Marketing Gallery, Convenience Store, Bethsaida Clinic, dan kantor Estate Management. Pengembangan berikutnya akan hadir area komersial Bez Walk dan ruko komersial kedua Indica Square. Community Club sedang dibangun di atas lahan seluas 4.135 meter persegi akan memiliki fasilitas berupa: Lobby & Lounge Space, Café, Gym, Multipurpose Court (Lapangan Basket 3 on 3 & Lapangan Futsal), Swimming Pool Olympic Size, dan Kids Pool, serta Children Playground,” ungkapnya.

Tidak salah langkah PEI masuk ke Kabupaten Tangerang dengan mengembangkan Paramount Petals. Daerah ini telah menjadi incaran investor juga. Menurut Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar yang mengakhiri masa jabatannya pada 21 September 2023 lalu, selama 10 tahun dia menjabat, Kabupaten Tangerang mengalami sejumlah peningkatan perekonomian yang pesat.

“Arah pembangunan di Tangerang diubahnya dari sistem pertanian menjadi perumahan yang berkembang pesat. Dengan strategi tersebut, Kabupaten Tangerang menjadi daerah yang menggiurkan untuk investor,” jelas Bupati Zaki yang memprediksi realisasi investasi Kabupaten Tangerang di akhir tahun 2023 bisa tembus sampai lebih dari Rp 20 triliun.

Adapun Unit bisnis kedua PEI adalah Hotel & Hospitality di bawah Parador Hotels & Resorts. “Boleh dibilang Parador Hotels & Resorts adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengoperasian hotel milik sendiri maupun pihak ketiga, pengelolaan bangunan komersial, dan pengelolaan Food & Beverage,” jelas Henry.

Portofolio bisnis hotel yang dikelola: Atria Hotel (Gading Serpong, Malang, Magelang), Atria Residences Gading Serpong, Fame Hotel (Gading Serpong, Sunset Road Bali), Vega Hotel (Gading Serpong), Starlet Hotel (Serpong, BSD, Jakarta Airport).

Unit bisnis ketiga PEI adalah Health & Beauty di bawah Bethsaida Hospital. Rumah sakit Bethsaida Serpong dibuka tahun 2012 sebagai general hospital pertama di Gading Serpong. Portofolio yang dikelola antara lain Bethsaida Clinic dibuka untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, dengan 2 lokasi: Bethsaida Clinic Aniva Junction Gading Serpong dan Bethsaida Clinic Paramount Petals, Bethsaida Hospital Serang, Seraphim Medical Center, Functional medicine, perawatan kecantikan, pusat rehabilitasi medis, terapi gaya hidup dan lainnya.

Unit bisnis keempat PEU adalah energi. Sesuai dengan misi ‘Enriching Lives’, Paramount Enterprise berinvestasi dalam alternatif energi terbarukan dengan mengoperasikan pembangkit listrik minihidro sebesar 3 MW di Lubuk Sao di Kota Padang, Sumatera Barat sejak tahun 2016. Pembangkit listrik lainnya di provinsi Bengkulu sedang dalam pembangunan, akan memasok sekitar 9,9 MW listrik dan beroperasi pada 2023.

“Hingga kini, PEI masih memiliki ribuan hektare land bank di berbagai lokasi. Ada beberapa lahan yang sama sekali belum dikembangkan seluas 2.000 hektare di kawasan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Lalu , tanah seluas 400 hektare di Pekanbaru, 400 hektare di Paramount Petals Curug Tangerang, lahan 300 hektare di Gading Serpong, dan lahan 20,8 hektare di Manado, Sulawesi Utara,” ungkap Nawawi. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved