Kinerja Delta Dunia Group Ini Menandai Transformasi ke Arah Diversifikasi Pendapatan

PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) mengalami capaian rekor pendapatan kuartalan sebesar US$ 506 juta (Rp8,05 triliun) selama Q3 2023, yang berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan yang substansial menjadi US$ 1,36 miliar (Rp21,64 triliun) atau meningkat 19% dalam sembilan bulan secara year-on-year (YoY).

BUMA dan BUMA Australia menunjukkan kinerja operasional yang kuat, dengan peningkatan volume overburden (OB) sebesar 12% YoY menjadi 462 juta bank cubic meter (bcm) dan produksi batubara sebesar 64 juta metrik ton (MT). Pertumbuhan ini terutama terjadi di Australia, dibantu oleh cuaca yang lebih kering di Indonesia dan peningkatan jumlah kontrak baru di Australia.

EBITDA meningkat menjadi US$ 302 juta (Rp4,8 triliun) atau naik 11% YoY, meskipun terdapat beberapa tantangan seperti biaya inflasi yang lebih tinggi dan penundaan persetujuan pemerintah untuk revisi kuota produksi batu bara (RKAB) pada Q3 2023. Selama Q3 2023, Delta Dunia Group mencapai rekor EBITDA kuartalan sebesar US$ 127 juta (Rp2,02 triliun), mencerminkan peningkatan margin EBITDA yang konsisten sejak Q1 2023.

Sementara laba bersih tumbuh 5% YoY, yang dipengaruhi oleh biaya keuangan yang lebih tinggi yang disebabkan oleh peningkatan suku bunga dasar dan penurunan nilai akibat selisih kurs Rupiah yang terdepresiasi.

Untuk belanja modal (capital expenditure/capex) turun 31% YoY menjadi US$ 74 juta (Rp1,17 triliun), disebabkan oleh penyelesaian ramp-up projek-projek di Indonesia, sejalan dengan target setahun penuh Delta Dunia Group sebesar US$ 105 juta (Rp1,67 triliun) hingga US$ 145 juta (Rp2,3 triliun). Perusahaan akan terus mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal.

Arus kas operasional meningkat jadi US$ 227 juta (Rp3,61 triliun), terutama karena EBITDA yang lebih tinggi, manajemen modal kerja yang lebih baik, dan pengembalian pajak yang meningkat, sehingga menghasilkan arus kas bebas yang positif sebesar US$ 159 juta (Rp2,53 triliun) dan tingkat kas yang lebih tinggi sebesar US$ 230 juta (Rp3,66 triliun).

Meskipun EBITDA lebih tinggi pada Q3 2023, arus kas operasional dan arus kas bebas group selama periode triwulanan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Q3 2022 karena pengumpulan piutang sebesar lebih dari US$ 12 juta (Rp190,9 miliar) pada minggu pertama bulan Oktober.

Rasio utang bersih terhadap EBITDA tetap sehat dan berada dalam tren menurun di 1,82x, terendah dalam lima tahun terakhir, karena grup telah menyelesaikan siklus belanja modal dan terus melakukan develeraging.

Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group, menyatakan keyakinannya atas pencapaian tersebut. “Konsistensi kinerja Delta Dunia Group kuat, bahkan dalam menghadapi berbagai tantangan. Strategi diversifikasi kami berhasil meningkatkan pendapatan dari batubara metalurgi hingga 19% dan mengurangi ketergantungan kami pada batubara termal sebesar 81% per September 2023. Kami berada di jalur yang tepat untuk memastikan batubara termal berkontribusi kurang dari 50% dari pendapatan tahun 2028. Transformasi strategis ini menegaskan komitmen kami terhadap keberlanjutan dan kesuksesan usaha jangka panjang,” jelasnya.

Delta Dunia juga telah menyelesaikan pembelian 1.285 juta saham melalui program pembelian kembali saham (buyback) yang mewakili 14,9% dari jumlah saham beredar Perseroan (per 4 Agustus 2023). Selama periode Januari hingga September 2023, BUMA, anak usaha Delta Dunia Group, telah melakukan pembelian kembali Senior Notes sebesar US$ 14,4 juta (Rp229,1 miliar), termasuk beban transaksi yang belum di amortisasi terkait, per 30 September 2023.

“Kinerja Delta Dunia Group selama periode sembilan bulan pertama tahun 2023 ini menunjukkan komitmen kami yang teguh terhadap pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, kekuatan finansial, dan dedikasi terhadap kelestarian lingkungan. Kami fokus memberikan nilai tambah bagi para mitra dan memimpin inovasi industri melalui upaya pengembangan dan diversifikasi bisnis yang berkelanjutan,” jelas Dian.

Swa.co.id

# Tag