Technology

Fortinet Indonesia Berikhtiar Mencetak Talenta Kemanan Siber

Ilustrasi foto : Istimewa.

Perusahaan global untuk teknologi keamanan siber, p mengidentifikasi penurunan dalam jumlah perusahaan yang mendeteksi ransomware, kegiatan signifikan di antara kelompok-kelompok ancaman persisten tingkat lanjut (advanced persistent threat/ APT), pergeseran dalam teknik MITRE ATT&CK yang digunakan oleh penyerang, dan lebih banyak lagi. Hal ini terangkum pada laporan pertengahan tahunan FortiGuard Labs bertajuk Global Threat Landscape.

Riset ini mendokumentasikan peningkatan substansial pada pertumbuhan varian ransomware dalam beberapa tahun terakhir, yang utamanya didorong oleh adopsi Ransomware-as-a-Service (RaaS). Namun, FortiGuard Labs menemukan bahwa jumlah perusahaan yang mendeteksi ransomware dalam paruh pertama 2023 turun sebesar 13% dibandingkan dengan lima tahun lalu (22%).

Selain itu, FortiGuard Labs juga menganalisis data enam tahun yang meliputi lebih dari 11.000 kerentanan terpublikasikan yang mendeteksi eksploitasi dan menemukan bahwa Kerentanan dan Paparan Umum (Common Vulnerabilities and Exposures/CVE) yang memiliki skor EPSS tinggi (tingkat keparahan 1% teratas) 327 kali lebih mungkin dieksploitasi dalam waktu tujuh hari dibanding kerentanan lainnya.

Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, menyebutkan Indonesia pada tahun ini menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh virus yang terus berevolusi, botnet, dan eksploitasi kerentanan digital. Seiring meningkatnya ancaman ini dalam hal kompleksitas dan skala, semakin penting bagi perusahaan lokal maupun individu untuk memperkuat kesiapan keamanan siber. “Memprioritaskan patching kerentanan dengan cepat dan mengimplementasikan langkah proaktif sangat penting dalam melawan risiko berulang ini dan memastikan perlindungan terhadap kehadiran digital mereka,” ujar Edwin dalam keterangan yang dikutip pada Kamis (11/9/2023).

Maraknya serangan siber khususnya ke Indonesia mendorong meningkatnya kebutuhan akan tenaga ahli di bidang tersebut. Edwin mengatakan bahwa untuk mempersempit kesenjangan antara kebutuhan industri akan tenaga ahli di bidang keamanan siber adalah melalui pendidikan. “Melalui kerjasama dengan berbagai kampus di Indonesia, sumber daya manusia yang tanggap dan kompeten di bidang tersebut akan lebih cepat terealisasi. Apalagi perkembangan dunia siber sangat cepat sekali sehingga memunculkan varian-varian baru dari solusi teknologi cyber security yang berdampak pada kebutuhan pada tenaga spesialisasi,” tuturnya

Edwin mengatakan pihaknya sejak awal tahun memiliki program Akademi Fortinet. Program ini fokus pada kerjasama dengan lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri dengan memberikan akses gratis terhadap produk-produk Fortinet selama tiga tahun. “Mereka bisa menggunakannya selama tiga tahun, harapanny) mereka bisa bangun cyberlab. Mereka juga bisa mengakses modul-modul training kami secara gratis di portal Fortinet. Tidak sampai di situ, kami juga memberikan sertifikasi gratis berstandar internasional,” jelas Edwin.

Fortinet telah bekerjasama dengan beberapa universitas seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Diponegoro dan lainnya. Selain akses ke modul pembelajaran, kerjasama ini juga meliputi ujian sertifikasi. “Sertifikat ini merupakan sertifikat profesional yang diakui secara global. Asumsi kami jika mereka lulus, kemungkinan besar mereka lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan di bidang ini. Kita berharap universitas-universitas di Indonesia dapat membantu kami mencetak tenaga-tenaga ahli keamanan siber,” ucapnya.

Berdasarkan riset FortiGuard Labs, pada paruh pertama 2023, terdeteksi lebih dari 10.000 eksploitasi unik yang merupakan peningkatan 68% dibandingkan lima tahun lalu. Lonjakan pada deteksi eksploitasi unik menunjukkan masifnya volume serangan merusak yang harus diwaspadai oleh tim keamanan dan cara serangan berkembang biak dan berdiversifikasi dalam jangka waktu yang relatif pendek. Selain itu, jumlah keluarga malware yang menyebar ke setidaknya 10% perusahaan global (ambang prevalensi yang patut dicatat) telah meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved