Nilai Ekspor Impor Indonesia Oktober 2023 Naik di Atas 6%
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai ekspor dan impor Indonesia pada Oktober 2023. Nilai ekspor dan impor Indonesia naik di atas 6%, masing-masing 6,76% dan 7,86% dibandingkan September 2023 atau month to month (mtm).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan nilai ekspor Indonesia Oktober 2023 mencapai US$22,15 miliar atau naik 6,76% dibanding ekspor September 2023. Namun dibanding Oktober 2022 nilai ekspor turun sebesar 10,43%.
“Nilai ekspor mengalami peningkatan secara bulanan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, tren pelemahan ekspor masih berlanjut. nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 10,43% secara tahunan (YoY),” kata Pudji dalam konferensi pers daring, Rabu (15/11/2023).
Ekspor nonmigas Oktober 2023 mencapai US$20,78 miliar, naik 7,42% dibanding September 2023, dan turun 11,36% jika dibanding ekspor nonmigas Oktober 2022. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar atau turun 12,15% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$201,25 miliar atau turun 12,74%.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2023 terhadap September 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$673,1 juta (24,61%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$86,8 juta (7,48%). Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2023 turun 10,30% dibanding periode yang sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,44% dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 20,80%.
“Ekspor nonmigas Oktober 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,78 miliar, disusul India US$1,87 miliar dan Amerika Serikat US$1,82 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 45,63%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,66 miliar dan US$1,26 miliar,” katanya.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Oktober 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$30,76 miliar (14,35%), diikuti Kalimantan Timur US$23,48 miliar (10,95%) dan Jawa Timur US$18,26 miliar (8,51%).
Sementara nilai impor Indonesia Oktober 2023 mencapai US$18,67 miliar, naik 7,68% dibandingkan September 2023 atau turun 2,42% dibandingkan Oktober 2022. Impor migas Oktober 2023 senilai US$3,21 miliar, turun 3,66 persen dibandingkan September 2023 dan turun 4,68 persen dibandingkan Oktober 2022.
Impor nonmigas Oktober 2023 senilai US$15,46 miliar, naik 10,37% dibandingkan September 2023 dan turun 1,94% dibandingkan Oktober 2022. Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Oktober 2023 dibandingkan September 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$386,8 juta (21,06%). Sementara penurunan terbesar adalah besi dan baja US$47,4 juta (5,30%).
“Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Oktober 2023 adalah Tiongkok US$51,03 miliar (33,09%), Jepang US$13,92 miliar (9,02%), dan Thailand US$8,55 miliar (5,55%). Impor nonmigas dari ASEAN US$25,78 miliar (16,72%) dan Uni Eropa US$11,80 miliar (7,65%),” ucapnya.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Oktober 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2.749,3 juta (9,32%) dan barang konsumsi US$1.138,6 juta (6,96%). Sementara impor bahan baku/penolong turun US$19.317,3 juta (12,65%),
“Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2023 mengalami surplus US$3,48 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,31 miliar. Namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,83 miliar,” ucap Pudji.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id