Technology Trends

HM Sampoerna Andalkan Digitalisasi untuk Dorong Penjualan

Steven, Head of Commercial Strategy PT HM Sampoerna Tbk

PT HM Sampoerna Tbk menyadari bahwa digitalisasi bukanlah sekadar tren, melainkan suatu kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, hingga meningkatkan pengalaman pelanggan. Sebagai salah satu pemimpin dalam industri, HM Sampoerna pun telah mengadopsi berbagai strategi digital untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang dinamis.

Di sisi penjualan misalnya, sejak beberapa tahun terakhir perusahaan telah mengubah cara kerja tim lapangan (field force) dari konvensional menjadi hybrid. Tim field force dibekali dengan solusi teknologi terkini yang memungkinkan otomatisasi tugas-tugas administratif, sehingga memberikan lebih banyak waktu kepada tim untuk fokus pada hubungan pelanggan dan menciptakan strategi penjualan yang lebih efektif.

“Kami mengubah cara kerja tim dari sebelumnya pure fisikal mengunjungi toko, saat ini mereka menggunakan teknologi digital. Dengan strategi ini jumlah outlet yang kami cover meningkat hingga 3 kali lipat,” ujar Steven, Head of Commercial Strategy PT HM Sampoerna Tbk dalam acara Indonesia Customer Experience & Sales Champions 2023 yang diselenggarakan oleh SWA.

HM Sampoerna juga menjalin kolaborasi strategis dengan mitra grosir untuk mengoptimalkan rantai pasok. Ini mencakup peningkatan manajemen stok, pemantauan real time, dan peningkatan efisiensi proses distribusi sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan pasar dengan lebih cepat.

“Kami bekerja sama dengan mitra agar secara fisikal mereka punya taskforce untuk mengunjungi retailer-retailer yang ada di sekelilingnya dan mendistribusikan barang. Secara tidak langsung ini menjadi mutual benefit bagi kami maupun mitra. Mereka akan punya lebih banyak dowline, revenue, dan frequent shopping,” tambah Steven.

Tidak hanya pada tim penjual, perusahaan juga memberikan dukungan yang berkelanjutan kepada mitra UMKM untuk berkembang dan bersaing di era digital. Salah satu program unggulannya adalah Sampoerna Retail Community (SRC). Sejak inisiasinya di tahun 2008, SRC telah memberikan program pengembangan kepada para anggota SRC, mulai dari edukasi dan pendampinganlangsung pengelolaan toko dan keuangan, pengembangan usaha, dukungan distribusi produk UMKM, dan digitalisasi melalui ekosistem aplikasi Ayo SRC.

Aplikasi ini dirancang untuk mendukung UMKM dan toko kelontong kecil menjalankan bisnisnya dengan lebih efisien. Pemilik toko SRC dapat memesan produk-produk dari pedagang grosir secara daring, mengatur stok barang, melakukan akses permodalan melalui fitur Pojok Modal, hingga menyediakan produk digital untuk pelanggan, seperti voucer pulsa, token listrik, serta layanan pembayaran internet. Per 2022, platform digital Ayo telah digunakan oleh sekitar 440.000 pengguna dengan lebih dari Rp14 triliun transaksi online tahunan.

“Aplikasi ini kami desain sedemikian rupa agar user friendly. Kami juga lengkapi dengan AI untuk membantu toko menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan pelanggan. Dengan begitu mereka akan semakin nyaman karena sudah pasti mempunyai barang,” katanya.

Selain Ayo, pemilik toko dapat mengakses platform e-ordering CITA yang memungkinkan toko untuk berbelanja hanya melalui pesan teks. Meski inovasi ini masih terbilang baru dan belum hadir di semua tempat, Steven menyebut, dengan teknologi ini pihaknya mendapat lebih dari 50 ribu pesanan setiap minggunya.

Steven pun meyakini bahwa semua inovasi yang telah dilakukan pihaknya bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga tentang memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang dalam era digital ini.

“Kami akan terus memberikan produk yang paling berkualitas, dan secara distribusi kami pastikan bahwa meski dengan situasi fragmentasi trade yang sedemikan rupa, konsumen bisa menemukan produk kami dengan mudah,” tutur Steven.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved