Capital Market & Investment

Emiten Syariah Tumbuh 82%

Foto : Vicky Rachman/SWA.

Jumlah pertumbuhan emiten terkategori saham Syariah sejak 2013 hingga Juni 2023 naik sebesar 82%. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pertumbuhan investor syariah meningkat 5% menjadi 123.359 dibanding sebelumnya yang hanya 5.457 orang. Apalagi jumlah saham syariah masih lebih dominan dibandingkan saham non syariah dan selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Kepala Riset FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi Wibowo, menyampaikan saat ini invetor ritel masih menjadikan saham syariah sebagai salah satu opsi dalam berinvestasi karena semakin banyaknya emiten syariah yang listing di BEI. “Saham konvensional maupun saham syariah, keduanya berjalan beriringan dan terus bertumbuh. Jumlah investor pasa modal di Juni 2023 menyentuh angka 11 juta, yang terdiri dari investor saham, bond dan mutual funds. Kalau bicara produknya, saham syariah dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan,” tutur Wisnu di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Menurut Wisnu, saham syariah di sektor farmasi cukup menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang, mengingat postur anggaran kesehatan pada APBN 2024 adalah sebesar 5,6% atau 186,4 triliun, naik 13,9 triliun dari sebelumnya. “Ini mengindikasikan hal yang positif. Artinya, pemerintah sangat perhatian dalam perbaikan layanan dan fasilitas kesehatan di Indonesia. Pemerintah juga menaruh perhatian agar industri domestik tumbuh dan tidak bergantung pada impor khususnya dari sisi bahan baku,” ujar Wisnu.

Jika dilihat dari jangka panjang, tambahnya, saham PT Phapros Tbk (PEHA) adalah salah satu saham terkategori syariah yang memiliki nilai lebih dilihat dari historikal dalam konsistensi manajemen perusahaan membagikan dividen.“Ini menjadi nilai jual tersendiri dari Phapros. Kalau melihat komponen tentang seberapa sering sebuah perusahaan membagikan dividen, PEHA sudah konsisten. (Apalagi) perubahan dari sisi penjualan juga tidak terlalu berdampak signifikan,” sebut Wisnu.

Dia mencontohkan perusahaan sektor kesehatan lainnya yang ketika masa pandemi penjualan alat kesehatannya tinggi, namun n menurun signifikan saat pandemi telah lewat.“Ini tidak terjadi pada PEHA, jadi kalau dilihat dari sisi ini, saham tersebut masih sangat menarik,” ungkapnya

Phapros yang merupakan bagian dari Holding BUMN farmasi.Perseroan menerapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi kondisi pasar farmasi yang belum stabil. Diantaranya dengan penataan portofolio produk, menjaga stok produk paretonya yaitu Antimo untuk masa liburan akhir tahun dan produk lain yang telah disiapkan untuk memacu pertumbuhan perseroan. “Kami optimis bahwa Phapros sebagai bagian dari emiten syariah bisa menjadi pilihan utama bagi investor untuk berinvestasi pada portofolio jangka panjang. Di kuartal terakhir ini pun kami akan terus memberikan kinerja penjualan dan keuangan terbaik yang bisa dinikmati oleh para investor saat pembagian dividen berikutnya,” tutur Plt. Direktur Utama Phapros, David Sidjabat.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved