Capital Market & Investment

Ini Alasan SCNP Divestasi di SDI

Direksi SCNP dan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di pabrik SCNP, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat pada 20 Desember 2021. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) pada pertengahan November 2023 telah menandatangani Akta Jual Beli (AJB) kepemilikan saham SCNP di PT Selaras Donlim Indonesia (SDI). SCNP memperoleh capital gain yang cukup signifikan dari selisih nilai pelepasan saham terhadap harga perolehan tahun 2019 lalu. SCNP memiliki 55.000 lembar saham atau senilai dengan US$ 5.500.000yang setara dengan 55% dari modal ditempatkan dan modal disetor ke SDI.

Tumpal Sihombing, Sekretaris Perusahaan SCNP mengatakan perseroan telah mengalihkan sahamnya di SDI kepada Donlim dan Dragon Will Enterprise Ltd. “Pengalihan saham perseroan sebanyak 45.000 lembar saham atau dengan nominal sebesar US$ 4.500.000 kepada Donlim dan pengalihan saham perseroan sebanyak 10.000 lembar saham atau dengan nominal sebesar US$ 1.000.000 kepada Dragon Will Enterprise Ltd,” ujar Tumpal pada Senin (20/11/2023).

Pengalihan saham telah resmi secara disahkan berdasarkan penandatanganan AJB dan pernyataan keputusan rapat sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SDI pada pertengahan November 2023. Secara prinsip keputusan divestasi kepemilikan saham SCNP di SDI adalah upaya mitigasi risiko terhadap skema single buyer dan single country untuk negara tujuan ekspor. Risiko bisnis semakin tinggi oleh karena negara tujuan ekspor tunggalnya adalah Amerika Serikat, yang saat ini perekonomiannya sedang masuk ke dalam fasa resesi serta risiko geopolitik yang semakin meningkat dengan adanya perang antara Rusia versus Ukraina dan Israel versus Palestina.

Tumpal mengatakan tujuan strategi divestasi SCNP ini adalah meningkatkan kinerja keuangan, merampingkan operasi dan fokus pada produk yang paling prospektif. “Adapun dasar pertimbangan utama manajemen SCNP terkait kebijakan divestasi adalah perlunya melepas bisnis yang kurang prospektif, menambah modal di level holding, meningkatkan efisiensi kegiatan produksi, operasional, fokus pada bisnis inti yang prospektif, kepatuhan terhadap regulasi dan meningkatkan profitabilitas dan sustainabilitas perseroan,” tutur Tumpal.

Strategi divestasi dan monetisasi adalah langkah yang paling efektif untuk dapat mengembalikan kekuatan operasional, kesehatan keuangan dan supremasi tata kelola yang berkelanjutan. Tindak lanjut berikutnya adalah menerapkan strategi monetisasi bisnis agar dana yang diperoleh perseroan pasca divestasi bisa menjadi efektif dan optimal dalam rangka menyehatkan dan memperkuat SCNP. Untuk itu SCNP akan lebih fokus pada upaya pengembangan segmen bisnis alat kesehatan di masa mendatang.

SCNP, perusahaan yang berdiri pada 1983 sebagai manufaktur original equipment manufacturing (OEM) perangkat rumah tangga, membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama raksasa elektronik asal China bernama Guangdong Xinbao Eletronics (Donlim) di 2019. Perusahaan tersebut bernama PT Selaras Donlim Indonesia atau SDI dengan nilai kerja sama sebesar US$ 15 juta. SCNP memiliki saham sebesar 55% sebagai pemegang saham pengendali SDI.

Sukses kemitraan tersebut membawa SCNP ke aranah go public di 2020 yang tercatat sebagai emiten dalam klasifikasi papan pengembangan dengan peroleh dana IPO sebesar Rp 55 miliar. Dengan dana tersebut, SCNP melansir strategi ekspansi pasar dan pengembangan produk, termasuk menjalin kemitraan strategis dengan berbagai lembaga eksternal. “SCNP memiliki kekuatan pasar dalam hal riset dan pengembangan, terutama manufaktur produk yang banyak dibutuhkan oleh orang banyak sehari-hari,” sebut Tumpal.

SCNP mulai memperluas sayap bisnisnya dengan masuk ke industri alat kesehatan (perangkat medis, atau Alkes). Masuknya SCNP ke industri Alkes adalah dengan menilai dinamika perubahan dan tren pasar yang berkembang dalam industri global dan domestik. Tahun 2020, perang dagang antara China dengan AS telah berdampak pada kinerja keuangan yang positif bagi SCNP secara konsolidasi (diperoleh dari PT SDI selaku anak perusahaan).

Namun sejak 2022, perekonomian USA mulai masuk dalam fasa resesi lantaran perang dagangar terus berlanjut. Hal ini menyebabkan pemesanan dari negara tujuan ekspor terhadap produk home appliances semakin berkurang. “Hal ini membuat SCNP mulai mempertimbangkan opsi strategi contingency untuk menyiasati situasi ini. Perseroan memutuskan untuk fokus pada segmen bisnis yang berpotensi akan memberikan kontribusi besar dalam jangka panjang,” ungkap Tumpal.

Prioritas manajemen adalah di segmen alkes, dengan pertimbangan industri alkes semakin bertumbuh, gencarnya kemajuan teknologi alkes dan digitalisasi, biaya jasa perawatan medis yang masih relatif mahal, inisiatif dan regulasi Pemerintah, serta strategi pemasaran produk alkes. SCNP mempromosikan alat kesehatan NIVA, yang memiliki novelti unik dan berbasis karya anak bangsa (hasil invensi Tim Pakar ITB).

SCNP bersama distributor berupaya mengoptimalkan tren industri dalam menetapkan target pelanggan dan menggunakan berbagai saluran pemasaran (kegiatan promosi). Tren dan peningkatan nilai industri bisnis di segmen alat kesehatan menawarkan masa depan yang baik dan prospektif bagi SCNP. Harga saham SCNP sejak awal tahun hingga 20 November 2023 (year to date) naik 1,85% atau menjadi Rp 220.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved