Corporate Action Capital Market & Investment

Jurus Kalbe Hadapi Perubahan Belanja Konsumen Pascapandemi

Kalbe catat penjualan bersih Rp22,561 miliar hingga September 2023. (dok KLBF)

PT Kalbe Farma Tbk dan entitas anak (KLBF) mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp22.561 miliar di sembilan bulan pertama 2023, meningkat 6,5% dibandingkan sembilan bulan pertama 2022. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp 2.065 miliar, terjadi penurunan -16,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.

Kartika Setiabudy selaku Chief Financial Officer PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) meyakini walaupun menghadapi kondisi pasar yang menantang, perseroan meyakini bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan. Pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan.

“Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pascapandemi, perseroan berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen, dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen. Kami menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan berfokus pada pemulihan produk inti, serta lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (24/11/2023).

Kartika mengungkapkan, perseroan terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Perseroan juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan ekspansi. Perseroan terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Secara berkelanjutan, perseroan berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Perseroan juga meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau, memperluas ekosistem layanan kesehatan serta pengembangan peralatan medis,” ucapnya.

Untuk memperluas jangkauan distribusi, Perseroan menghadirkan platform B2B – EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi dan logistik. Perseroan juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, mendorong transformasi digital, serta mempertahankan efisiensi biaya operasional.

Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, Kartika menambahkan, perseroan merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 menjadi sekitar 5%-7% dan tetap tumbuh di atas pasar. Di samping itu, proyeksi pertumbuhan laba bersih per saham adalah sekitar -15% hingga -12%.

“Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis finansial dan geopolitik global, perusahaan berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio. Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal maksimum sebesar Rp1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi,” ungkapnya.

Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. Optimisme perseroan untuk tumbuh mendorong KLBF terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan.

“Perseroan berupaya mendorong peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) melalui berbagai inisiatif penyediaan produk obat dan alat kesehatan. Melalui sinergi ABGC (Akademisi, Business, Government dan Komunitas), perseroan terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perseroan,” ujar Kartika.

Di lain pihak, Perseroan terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk perusahaan patungan, akuisisi atau bentuk kolaborasi lainnya. Perusahaan memperkuat kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio), melanjutkan proses integrasi PT Kalventis Sinergi Farma untuk memperkuat Divisi Obat Resep serta memperkuat pasar ekspor melalui anak perusahaan patungan seperti Global Starway Synergy Co., Ltd di China serta Kalbe Ecossential International Inc. di Filipina.

Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, divisi obat resep membukukan peningkatan penjualan sebesar 31,4% menjadi Rp5.791 miliar dari Rp 4.406 miliar di sembilan bulan pertama 2022, serta menyumbang 25,7% dari total penjualan bersih Perseroan. Divisi distribusi & logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 3,2% menjadi Rp8.006 miliar, dari Rp 7.758 miliar di periode yang sama tahun lalu, serta menyumbang 35,5% terhadap total penjualan bersih perseroan.

Perseroan berhasil mempertahankan pangsa pasar produk serta terus menjaga efisiensi kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio profitabilitas. Laba usaha mencapai Rp2.715 miliar pada sembilan bulan pertama 2023, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 12,0%. Laba per saham mencapai Rp44,39 di sembilan bulan pertama 2023, turun -16,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved