Management Trends

Frisian Flag Indonesia Investasikan Rp21 Miliar untuk Daur Ulang Sampah

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bermitra dengan perusahaan palet berkelanjutan Re>Pal, untuk mengurangi sampah plastik dan jejak karbon. FFI menginvestasikan Rp21 miliar untuk inisiatif penting ini, di mana nantinya sebanyak 50.000 palet daur ulang akan dihasilkan dari limbah yang bernilai rendah dan sulit didaur ulang.

Adapun 20% di antaranya berasal dari multilayer plastik dan sisanya berasal dari kemasan minum karton yang diproduksi oleh FFI dan konsumennya. Nantinya palet ini akan digunakan di pabrik Cikarang, Jawa Barat, sebagai bagian dari penerapan komitmen green manufacturing.

Berend Van Wel, Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia mengatakan, kemitraan dengan Re>Pal terkait pemanfaatan palet berkelanjutan yang diproduksi, merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi dan pemanfaatan kembali sampah plastik, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Inisiatif ini juga sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengajak pelaku industri untuk mengembangkan roadmap pengurangan sampah, dengan tujuan mengurangi sampah hingga 30% tahun 2029.

“Sejalan dengan inisiatif ‘Nourishing a Better Planet’ dari induk perusahaan kami FrieslandCampina dan visi FFI ‘Nourishing Indonesia to Progress’, FFI berdedikasi untuk memajukan Indonesia yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras. Bersama-sama, kami berupaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia dan generasi mendatang,” ujarnya, Jumat (24/11/2023).

Kerja sama antara FFI dan Re>Pal diwujudkan melalui produksi dan penggunaan 50.000 palet berkelanjutan yang diproduksi Re>Pal, sebagai solusi inovatif yang ramah lingkungan. Produksi palet melalui proses yang efisien dengan memanfaatkan sejumlah besar sampah bernilai rendah yang sulit didaur ulang, termasuk sampah kemasan saset (multi-layer-plastic) dan kemasan karton (Used Beverage Cartons) – sehingga dapat mengurangi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir.

Selain itu, palet ini dinilai memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan palet kayu dan palet plastik pada umumnya, serta menggunakan lebih sedikit energi dalam proses pembuatannya dibandingkan dengan jenis palet lain.

Marcus Goldstein, PT Re>Pal Internasional Indonesia mengklaim bahwa palet buatan perusahaannya melampaui palet konvensional dalam semua indikator penilaian terkait ramah lingkungan – baik ketika digunakan maupun mempertimbangkan daya tahannya, dikarenakan masa pakai yang lebih lama, berat yang lebih ringan, serta emisi yang lebih rendah selama produksi.

“Kami sangat bersemangat untuk memulai kemitraan ini dengan PT Frisian Flag Indonesia dalam misi bersama untuk menanggulangi sampah plastik dan mempromosikan praktis bisnis keberlanjutan. Kemitraan ini menunjukkan kekuatan solusi inovatif dan kerjasama industri dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan. Membuat langkah perubahan, dengan menyediakan alternatif ramah lingkungan untuk palet konvensional,” tuturnya.

Tak hanya itu, FFI telah mengembangkan tata rencana yang komprehensif dalam pengelolaan sampah dan mencapai target bebas karbon pada 2050. Hal ini juga mencakup target keberlanjutan yang besar seperti bebas sampah ke Tempat Pembuangan Akhir tahun 2023.

Lalu pengurangan energi dan air lebih dari 15% pada tahun 2025, penggunaan energi terbarukan sebesar 40% pada tahun 2025, pengurangan emisi CO2 sebesar 40% pada tahun 2025, dan mencapai Label D untuk keberlanjutan sebelum tahun 2025, termasuk penggunaan kemasan daur ulang dan mengurangi sampah plastik dalam rantai produksinya.

“Inisiatif ini menegaskan komitmenn kami terhadap keberlanjutan lingkungan dan upaya untuk memberikan kontribusi positif dalam menanggulangi isu sampah plastik, sekaligus mengurangi jejak karbon di Indonesia,” kata Berend.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved