PermataBank membukukan kinerja positif hingga Kuartal III/2023. Pencapaian ini ditandai dengan pertumbuhann aset 14,3% di Rp251,9 triliun dan kenaikan pendapatan usaha sebesar 11,6% year-on-year (YoY) menjadi Rp9 triliun.

Pendapatan usaha dikontribusikan dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11,6% menjadi Rp7,4 triliun. Laba operasional sebelum provisi mencapai Rp4,6 trilliun, tumbuh 20,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Keberhasilan ini mengantarkan bank dalam membukukan laba setelah pajak sebesar Rp2,1 triliun sampai dengan Kuartal III/2023.

Penyaluran kredit bank sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 tumbuh 2,4% YoY menjadi Rp138,9 triliun, yang mayoritas dikontribusikan dari kredit pinjaman korporasi dan pembiayaan bersama .

Sementara itu, rasio Loan to Deposit (LDR) meningkat jadi 75,6% di September 2023 dibandingkan 68,9% pada Desember 2022 sejalan dengan inisiatif untuk melakukan optimalisasi neraca bank.

Konsistensi dalam menerapkan pengelolaan kualitas aset dan portfolio kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian tercermin dalam rasio Gross Non Performing Loan dan Loan at Risk (LAR) PermataBank pada September 2023 yang terjaga masing-masing pada level 2,9% dan 9,5%, atau membaik dibandingkan pada level 3,1% dan 11,8% YoY. Lebih lanjut, bank ini menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 285,7% dan 86,7%.

“Komitmen Permata Bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset,” jelas Rudy Basyir Ahmad, Direktur Keuangan PermataBank (23/11/2023).

Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin dan efisiensi operasional yang telah dilakukan secara optimal, serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, bank berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin baik menjadi 49,2% pada September 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 53,1%.

Total simpanan nasabah tumbuh 12,6% menjadi Rp181,8 triliun. Bank tetap fokus untuk meningkatkan dana murah CASA, dimana hingga sembilan bulan pertama tahun 2023, rasio CASA masih berada di level 55.9%.

Dari sisi permodalan, PermataBank merupakan salah satu yang terkuat di antara 10 besar bank komersial di Indonesia dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar 39,4% dan 29,9%.

Rudy menjelaskan, PermataBank makin mengukuhkan visinya sebagai mitra yang memberikan nilai bermakna bagi nasabah. Sebagai bagian dari Bangkok Bank dan jaringan internasionalnya di 15 negara di ASEAN, PermataBank kini memiliki potensi yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan nasabah.

Selain itu, kinerja bank ini didukung dengan mengedepankan tiga strategi prioritas dalam menciptakan leading deposit dan wealth franchise, menjadi mitra kerja ekosistem pilihan bagi pemain bisnis dan teknologi, serta menjadi yang terdepan dalam hal kepuasan pelanggan di industri perbankan.

Dalam sembilan bulan di tahun 2023, PermataBank melakukan berbagai pencapaian dalam bisnis dan sinergi melalui keunggulan produk cross-border, trade finance, dan layanan digital banking untuk segmen UMKM dan korporasi. Peluncuran PermataPoin, sistem reward eksklusif yang diberikan khusus untuk nasabah setia PermataBank melalui PermataMobile X, dan produk wealth management melalui Permata Private Banking memperkuat keunggulan bisnis retail banking.

Komitmen terhadap keberlanjutan dalam proses bisnis dijalankan melalui perencanaan strategis dan kerangka kerja dalam mendukung kegiatan projek ekonomi berkelanjutan jangka panjang. Kinerja sustainability yang saat ini sedang dijalankan adalah Renewable Energy, Climate Change, Green Building, Sustainable Water and Waste Management, eco-friendly transportation.

”Pencapaian kinerja yang positif dalam sembilan bulan di tahun 2023 ini merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara fokus dan konsisten dan didukung sinergi yang kuat dengan Bangkok Bank, sebagai induk PermataBank untuk memanfaatkan kapabilitas yang kuat,” ungkap Rudy.

Swa.co.id