Business Research Trends

Tren Kerja Hybrid Kian Diminati Profesional di Indonesia

Ilustrasi kerja hybrid. (dok. Logitech)

Logitech telah merilis survei mengenai tren kerja hybrid di Indonesia bertajuk Hybrid Work Trend Insights Indonesia 2023. Survei ini melibatkan 500 karyawan profesional yang bertujuan untuk memahami preferensi, persepsi, tantangan, dan perilaku mereka dalam menjalani sistem kerja hybrid.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mewajibkan karyawan untuk bekerja sepenuhnya dari kantor, survei Logitech mengungkapkan bahwa 62% karyawan Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid. Hanya 16% karyawan yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21% lainnya lebih memilih bekerja sepenuhnya secara jarak jauh.

“Sistem kerja hybrid sedang mengubah lanskap profesional, yang juga didukung dengan temuan survei kami bahwa adanya pergeseran model kerja saat ini, dari sistem kerja yang berawal sepenuhnya di kantor hingga hadirnya sistem kerja hybrid. Situasi ini membuat karyawan merasakan berbagai manfaat dan juga tantangan, yang mana turut menjadikan kehadiran teknologi sebagai faktor krusial untuk memfasilitasi kolaborasi kerja yang lancar serta membentuk budaya kerja hybrid yang sukses,” ungkap Michael Long, Southeast Asia 2 B2B Lead Logitech dalam siaran pers di Jakarta (27/11/2023).

Laporan ini juga menghadirkan tren-tren penting untuk membantu bisnis di Indonesia memahami kebutuhan dan tantangan kerja hybrid yang terus berkembang, serta memberikan tips untuk memastikan kolaborasi hybrid yang sukses.

Menurut survei, 77% dari responden lebih memilih bekerja secara hybrid karena dapat menghemat biaya pengeluaran karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke kantor. Sementara itu, 70% responden berpendapat dapat menghindari perjalanan di jam sibuk yang membuat stres, dan 66% lainnya merasa memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel sehingga dapat membantu mereka menyelesaikan lebih banyak pekerjaan secara efisien.

Bekerja secara hybrid telah membuat tim kerja yang terdistribusi dari lokasi yang berbeda pada waktu tertentu, sehingga frekuensi rapat hybrid menjadi lebih sering. Bahkan, 36% dari responden mengatakan setengah dari rapat yang mereka lakukan bersifat hybrid.

Namun, karyawan hybrid ternyata merasa kesulitan untuk berkolaborasi dan tetap bekerja produktif karena kurangnya peralatan dan dukungan yang memadai. Beberapa masalah utama yang dihadapi antara lain koneksi internet yang tidak stabil (81%), kualitas audio yang kurang baik (55%), dan kualitas video yang tidak memadai (41%).

Untuk mengatasi keluhan yang dihadapi karyawan hybrid, penting untuk melengkapi mereka dengan alat dan teknologi yang tepat. Para karyawan yang sering mengikuti rapat hybrid lebih memilih agar perusahaan memberikan mereka tunjangan untuk akses internet dan menyediakan teknologi kerja seperti headset dan webcam eksternal untuk meningkatkan partisipasi dalam rapat hybrid.

Bagi perusahaan, memastikan implementasi hybrid yang sukses tentunya memerlukan perangkat pendukung baik bersifat hardware dan juga software. Logitech memiliki rekomendasi strategi sederhana untuk membangun tempat kerja hybrid yang cerdas dan sukses.

Perusahaan dapat memulainya dengan mendengarkan karyawan mereka, bersedia untuk menyesuaikan proses yang sudah ketinggalan zaman, dan menerapkan strategi yang tepat sasaran untuk memungkinkan transisi yang mulus antar ruang kerja yang berbeda.

Lalu, ketika melakukan rapat hybrid, karyawan yang bekerja jarak jauh sering melewatkan interaksi dan merasa terabaikan karena ketiadaan kehadiran fisik dan keterbatasan audio-visual. Untuk mengatasi dan mendorong pengalaman rapat yang lebih inklusif, solusi kecerdasan buatan (AI) yang terintegrasi dengan alat konferensi video berkualitas dapat menjadi jalan keluar.

Sebagai contoh, lengkapi ruang rapat dengan sebuah kamera tabletop bertenaga AI, seperti Logitech Sight, yang dapat digunakan bersama dengan kamera Rally Bar atau Rally Bar Mini untuk menangkap perspektif terbaik dari peserta rapat dan memantau percakapan saat terjadi pergerakan di dalam ruang pertemuan. Selain itu, lengkapi juga karyawan yang bekerja secara jarak jauh dengan solusi pertemuan esensial seperti headset dan webcam eksternal untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dari mana saja.

“Berkolaborasi secara hybrid dengan tetap menjaga inklusivitas dan produktivitas bukanlah hal yang mudah, tetapi teknologi konferensi video modern dapat menawarkan solusi yang cerdas untuk mengatasinya. Selain itu, kami berharap temuan dari survei ini dapat membantu bisnis di Indonesia beradaptasi dan merangkul sistem kerja hybrid, serta melihat potensinya yang transformatif di masa mendatang,” kata Michael.

Editor : Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved